Kalangan rumah sakit (RS) diminta berfokus pada upaya memenuhi standar akreditasi RS nasional yang diatur Komite Akreditasi RS Nasional (KARS). Sementara, pemenuhan akreditasi internasional, seperti yang dikelola Joint Commision International (JCI) dapat menjadi pilihan jika RS merasa siap dan perlu melakukannya.
Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Sutoto mengungkapkan hal itu dalam Seminar dan Workshop Komite Medik bertajuk Mutu Profesi Medis: Kiat Menghadapi Akreditasi Nasional dan JCI Accreditation yang diselenggarakan Persi di Hotel Sultan, Jakarta hari ini hingga esok.
“Saya sependapat, kita harus prioritaskan akreditasi nasional. Persi juga tidak mempromosikan JCI, tapi memang kita juga menggunakan standar yang diterapkan JCI. Kita sudah uji coba 2 tahun dan ternyata RS-RS nasional itu mampu. Kenapa standar kita mengacu pada JCI, ya karena sistemnya sudah teruji dan baik. Kalau memang mau pakai JCI juga boleh, tapi memang akan terasa mahal oleh sebagian RS. Tapi kalau ingin keren, ya boleh,” kata Sutoto menjawab pertanyaan peserta seminar yang mempertanyakan posisi Persi terhadap sistem akreditasi JCI.
Sutoto juga mengingatkan, selain isu akreditasi, RS juga harus bersiap menjelang 2014, ketika Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mulai beroperasi yang juga akan berpengaruh pada kualitas layanan RS.
“Nantinya, sebagian besar penduduk Indonesia akan jadi anggota BPJS, dalam sistem ini pembayaran tidak dilakukan per item, tapi jumlah biaya tindakannya. Ini juga akan berpengaruh pada sistem operasional RS,” kata Sutoto.
Sumber: pdpersi.co.id