manajemenrumahsakit.net :: Pada 14 September 2014, rombongan besar R.S. PKU dan pimpinan cabang Muhammadiyah Gombong, Jawa Tengah, mengundang saya untuk mendengarkan laporan
Masih Banyak RS Terima Sponsor Produk Susu Formula
manajemenrumahsakit.net :: Belum optimalnya pelaksanaan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) membuat cakupan pemberian ASI ekslusif di Indonesia menurun pada tahun 2012. Oleh karena itu, berbagai tantangan masih akan terus dihadapi Indonesia meningkatkan cakupan pemberian ASI ekslusif kepada bayi.
Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Dirjen Bina Gizi dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak, dr Anung Sugihantoro, M.Kes. Bahkan, di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan, masih juga didapatkan hal-hal yang tidak sesuai dengan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui.
“Berdasarkan data dari Dirjen BUK Kemenkes 2014, dari sekian ribu rumah sakit yang ada, baru 39 rumah sakit yang melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui dengan benar,” ujarnya pada acara Penguatan Implementasi ASI Ekslusif dalam rangka Pekan ASI Sedunia di Balai Kartini, Jakarta, Senin (15/9/2014).
Selain itu, dr Anung mengatakan bahwa berdasarkan data
AAJI Usulkan 500 RS CoB ke BPJS Kesehatan
manajemenrumahsakit.net – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) akan mengusulkan tambahan sebanyak 500 rumah sakit, untuk program Koordinasi Manfaat atau “Coordination of Benefit (CoB) ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Kami sedang menyusun penambahan rumah sakit, yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk masuk COB. Saat ini baru 17 rumah sakit yang masuk COB,” kata tim teknis AAJI untuk BPJS Angelia Agustine, di Jakarta, Senin (15/9).
Ia menjelaskannya, rumah sakit yang tergabung dalam COB masih sangat minim. Sehingga perlu ada tambahan, mengingat masih banyak rumah sakit swasta belum bekerja sama dengan BPJSK.
CoB adalah suatu proses di mana dua atau lebih penanggung yang menanggung orang yang sama untuk benefit asuransi kesehatan yang sama, membatasi total benefit dalam jumlah tertentu yang tidak melebihi jumlah pelayanan kesehatan yang dibiayakan.
Menurut dia, usulan penambahan rumah sakit CoB tersebut akan diajukan ke BPJS pada Oktober. Dan diharapkan, dapat disetujui lembaga tersebut pada akhir 2014, guna melayani nasabah asuransi yang berasal dari perusahaan.
“Artinya, setiap karyawan perusahaan yang terdaftar dalam asuransi kesehatan, sepertli Allianz dan BPJS Kesehatan, mereka akan mendapat dua pertanggungan,” kata Angelia, yang juga Head Of Policy Mananegement Allianz.
Ia mengatakan, skema CoB merupakan salah satu dari dua mekanisme klaim pada fasilitas BPJS Kesehatan dan Non-BPJS Kesehatan.
Angelia mengatakan, pelaksanaan klaim kesehatan CoB dapat ditanggung langsung peserta yang selanjutnya ditagih kembali ke perusahaan asuransi atau rumah sakit klaim langsung kepada asuransi.
Kemudian pihak asuransi, akan membayar biaya rumah sakit sesuai dengan biaya polis nasabah. Dan sisa yang tidak ditanggung oleh pihak asuransi, akan ditagih ke BPJSK dengan tarif paling tinggi serta rumah sakit tipe c.
Pihaknya juga berharap, sistem pembayaran Indonesian Case Based Group (INA-CBG’s) yang digunakan untuk menentukan jumlah klaim biaya yang akan diganti, juga dapat ditempatkan di setiap perusahaan asuransi.
“Kami berharap, sistem ini dapat ditempatkan juga di perusahaan asuransi. Sebab jika pihak asuransi harus ke BPJS Kesehatan, membutuhkan waktu lama,” demikian Angelia. (ant/ds)
Sumber: skalanews.com
RS Siloam Raih 2 Penghargaan Asian Patient Safety Awards 2014
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Siloam Hospitals Grup atau Rumah Sakit Siloam, mendapatkan dua penghargaan dalam ajang Patient Safety Awards 2014 dalam kongres internasional keempat terkait keselamatan pasien di Kolkata, India, 5 sampai 6 September 2014, kemarin.
Siloam Hospital Kebon Jeruk, meraih predikat grand winner atau penghargaan utama pada kategori Safe Communication. Anak perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk itu, dinilai mampu mengimplementasikan sistem Early Warning Score (EWS) sebagai panduan tim medis baik dokter atau perawat dalam mendeteksi dan merespon kondisi akut pasien.
Kondisi akut itu antara lain, saluran pernafasan pasien, saturasi oksigen, suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, dan tingkat kesadaran.
Direktur Eksekutif Siloam Hospital Kebon Jeruk, Caroline Riady, mengatakan peringatan dini dan pencegahan awal merupakan kunci sukses dalam manajemen pasien di rumah sakit.
“Sistem ini pula yang dapat menurunkan peringatan kode biru. Hasilnya, dapat dilihat dokter kami mampu melakukan tindakan sebelum terjadinya situasi henti jantung atau henti nafas. Ini merupakan tindakan proaktif yang dapat memberikan peluang pemulihan pasien,” ujar Caroline, di RS Siloam Lippo Village, Karawaci, Tangerang, Senin (15/9).
Dikatakan Caroline, impelementasi sistem EWS dilakukan sebagai bagian komitmen RS Siloam untuk peningkatan mutu dan memberikan pelayanan yang aman terhadap pasien.
“Dengan kita mengikuti kompetisi ini kami bisa membandingkan diri dengan standart internasional atau rumah sakit lain di berbagai negara. Ternyata, kami unggul,” ungkapnya.
Menurutnya, koordinasi antar-tim medis perlu dilakukan dalam mendeteksi dan merespon kondisi akut pasien seperti saluran pernafasan pasien, suhu tubuh, denyut nadi dan tingkat kesadaran.
“Bentuk koordinasi, kami membuat suatu matriks. Sehingga proses dalam penurunan kondisi pasien bisa tertangkap. Jadi pasien tidak tiba-tiba henti nafas atau henti jantung. Artinya mencegah,” bilangnya.
Scoring, tambahnya, dilakukan sehari tiga kali. Sehingga penurunan kondisi pasien walau hanya sedikit bisa diatasi.
“Melalui EWS, kita membuat komunikasi untuk membangun budaya kesehatan lebih baik,” katanya.
Sementara itu, Siloam Hospitals Lippo Village juga menyabet penghargaan Excelence Winner pada kategori Medication Safety dalam ajang yang sama.
CEO Siloam Hospitals Lippo Village, dr Anastina Tahjoo, menyampaikan pihaknya konsern dengan mutu pelayanan dan pasien safety. Salah satunya, mencegah salah memberikan obat.
“Hal itu dilaksanakan dengan mengimplementasikan stiker 5 informasi yang harus diketahui pasien dan staf farmasi. Apakah benar nama si pasien, benar obatnya, benar dosisnya, benar waktunya, dan benar cara pemakaiannya. Artinya, obat itu sudah dicek dan sangat benar. Nanti, setelah dicek stiker itu ditempel di kantong plastik obat,” sebutnya.
Dengan mengikuti ajang Asian Patient Safety Awards 2014, tambahnya, RS Siloam ingin mengukur apakah sistem yang dijalankan sudah baik atau belum.
“Kita ingin lihat, apa yang dijalankan bagus tidak. Tapi ternyata menjadi yang terbaik,” tegasnya.
Sistem itu, katanya, sangat bermakna bukan hanya untuk RS Siloam, namun juga rumah sakit lainnya.
“Pasti sangat bermakna. Karena itu, kita berbagi. Teman-teman rumah sakit lain bisa menggunakan sistem ini,” imbuhnya.
Presiden Direktur Siloam Hospitals Grup, Romeo Lledo, mengaku sangat bangga atas penghargaan yang diraih. Sebagai leader industri di bidangnya, RS Siloam juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi rumah sakit lain.
“Dua penghargaan yang diterima sangat membanggakan. Bagi kami, menjaga keselamatan pasien adalah prioritas dalam pelayanan,” ucapnya.
Managing Director Chief Operation Officer Siloam Hospitals Group, DR dr Andry, menuturkan visi RS Siloam adalah mengedepankan kualitas pelayanan dengan standar internasional. Menurut Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, standar pelayanan merupakan hak setiap pasien.
“Menjadi kewajiban kita memenuhi hal itu. Bukan hanya peralatan, namun juga sistem. Kenapa sih berobat ke luar negeri, karena peralatan di sana canggih. Itu memang penting tapi bukan utama. Yang utama adalah sistem pelayanan. Karena itu, kami harus pastikan mutu layanan. Kami peduli mutu, karena kami peduli kepada pasien,” paparnya.
RS Siloam, lanjutnya, sangat peduli dengan pasiennya tanpa melihat kelas. “Mau kelas tiga dan VIP sama. Kenyamanan boleh beda, namun pelayanan dan kualitas sama haknya,” tandasnya.
Diketahui, ajang Asian Patient Safety Award 2014 yang dibuat Apollo Hospitals di India, diikuti 30 negara dan sudah berlangsung selama empat kali. RS Siloam baru pertama kali mengikuti dan langsung menyabet dua penghargaan.
Sumber: beritasatu.com
20 Tahun Kejayaan Rumah Sakit Mahkota Medical Centre Melaka
manajemenrumahsakit.net :: PEKANBARU – Kantor Representative
Wagub dan BNPB Tinjau Pasien RSUD Padangpanjang Pascagempa
manajemenrumahsakit.net :: Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim, dan Direktur Bantuan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Harmensyah menngunjungi RSUD Kota
Ingin Sehatkan Warga, Bupati Nurdin Bangun RS Internasional
manajemenrumahsakit.net :: Bantaeng – Mungkin tidak ada yang yang menyangka, di Bantaeng – kabupaten terkecil dari 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan – telah berdiri sebuah gedung rumah sakit berlantai 8 dan berstandar internasional. Ini kejutan lain yang dibuat Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah.
Nurdin membangun RS ini karena ingin menyehatkan warganya. RS yang berada di kawasan Pantai Seruni ini sedang dalam tahap finalisasi. Dalam beberapa bulan mendatang, pembangunan RS ini akan tuntas dan diresmikan.
Dari maket dan desainnya, rumah sakit ini nantinya akan menjadi rumah sakit yang termegah di Sulawesi Selatan. RS ini akan menyaingi rumah sakit swasta internasional yang sudah ada di Makassar, seperti RS Awal Bross dan RS Siloam.
Rumah sakit yang nantinya diberi nama Rumah Sehat Bantaeng Prof. Dr. Anwar Makkatutu ini dibangun dengan menggunakan dana sebesar Rp 120 miliar dari dana APBN. RS ini dibangun menghadap lepas pantai persis menghadap ke laut Flores.
Di belakang rumah sakit ini juga terdapat apartemen yang akan ditempati oleh para dokter dan perawat yang bekerja di rumah sakit tersebut. Pembangunan RS ini merupakan gagasan sang bupati. Banyak orang terkagum-kagum, di daerah yang memiliki luas 395,83 km
HUT RS Jogja Kedepankan Pelayanan Unggulan di Era JKN
manajemenrumahsakit.net :: Yogyakarta
BPJS KESEHATAN: UU Tentang Rumah Sakit Diminta Agar Direvisi
manajemenrumahsakit.net :: JAKARTA – Pemerintah diminta untuk merevisi UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit, di mana perlu dimuat aturan untuk mengharuskan rumah sakit swasta menjadi mitra BPJS Kesehatan.
Berdasarkan data Kemenkes, sejauh ini ada sekitar 1.600 rumah sakit yang menjadi mitra BPJS Kesehatan, di mana 800 diantaranya adalah rumah sakit swasta. Rumah sakit swasta sendiri pada dasarnya tidak diharuskan untuk menjadi mitra BPJS.