Pada 3-5 April 2014, Rumah Sakit Gleneagles dan Pantai
AFTA 2015, Rumah Sakit Swasta Terancam Bangkrut
depoknews.com | Tahun 2015, rumah sakit swasta di Depok terancam bangkrut. Hal itu diprediksi karena rumah sakit tak mampu bersaing akibat diberlakukannya ASEAN Free Trade Area (AFTA) atau perdagangan bebas.
RSUD Dumai Raih RSSIB Terbaik se-Riau
DUMAI-DumaiPortal.com-Kota Dumai kembali menoreh prestasinya, kini keberhasilan tersebut diperoleh Pemko Dumai di bidang pelayanan
RSUD Pirngadi Medan Terancam Tutup
MEDAN-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Kota Medan terancam tutup. Kekosongan uang kas salah satu penyebabnya, sehingga pihak rumah sakit kebingungan harus mencari biaya operasional rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemko) Medan itu.
“Kalau terus-terusan tidak dibayar, bisa habislah rumah sakit ini,” keluh Direktur Umum (Dirut) RSUD dr Pirngadi Medan, Amran Lubis seperti diberitakan Sumut Pos (Grup JPNN).
Uang yang ada saat ini, kata Amran, berasal dari pasien umum sehingga biaya perobatannya tidak ditanggung pemerintah. Bukan hanya itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan juga baru melunasi tagihan Medan Sehat tahun lalu.
“Uang yang ada terus diputar untuk membeli obat, sehingga ketersediaan obat tidak terganggu,” bebernya.
Dia pun pesimistis terhadap eksistensi RSUD dr Pirngadi ini. “Kalau sudah seperti itu kejadiannya dari mana uang operasionalnya, bisa saja nasib Pirngadi seperti rumah sakit di pulau Jawa yang harus memberhentikan operasionalnya,” katanya tanpa menyebutkan nama rumah sakit yang dimaksudnya itu.
Amran menambahkan, pihaknya juga sudah pernah menyurati Menteri Keuangan (Menkeu) serta Menteri Kesehatan (Menkes) mengenai kondisi keuangan rumah sakit yang terlalu banyak memiliki utang kepada pihak ketiga.
” Surat itu bukan hanya ditujukan untuk Menkeu dan Menkes, tapi juga ditembuskan kepada Presiden Republik Indonesia,” bebernya.
Namun dia menyayangkan sampai saat ini belum ada tanggapan dari Menkeu, Menkes serta Presiden RI tentang surat tersebut.
“Kita berharap baik Menteri dan Bapak Presiden merespon keluhan RSUD dr Pirngadi dan secepatnya melunasi tunggakan yang ada,” tandasnya.
Kepala Inspektorat Kota Medan, Farid Wajedi mengatakan pihaknya tida bisa mencampuri lebih jauh perihal kondisi keuangan yang terjadi di RSUD dr Pirngadi.
Farid beralasan, saat ini rumah sakit pemerintah itu sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Maka dari itu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) lah yang lebih tepat untuk memeriksa kondisi keuangan rumah sakit itu.
” Karena sudah menjadi BLUD, lebih baik keuangan Rumah sakit diperiksa oleh BPK,” kata Farid singkat.
Sementara itu, Ketua Fraksi PKS DPRD Medan, Salman Alfaridsi mengatakan dirinya juga sering mendapatkan laporan dari masyarakat tentang pelayanan di RSUD dr Pirngadi yang kurang prima.
Untuk itu, Komisi B berencana akan melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan mengundang Dirut untuk menjelaskan duduk persoalan dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. “Untuk jadwal nanti disesuaikan dengan agenda Komisi B selama bulan ini,” kata Salman.
Tidak Fair Tarif RS Swasta & RS Pemerintah Sama
Banyak rumah sakit (RS) swasta sampai saat ini belum ikut serta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Alasan logis dan realistis adalah masalah tarif paket hingga INA-CBGs yang dinilai terlalu rendah.
RS swasta di Jabodetabek sudah mulai memahami aturan main dalam program BPJS, namun tak sedikit pula yang masih melakukan sistem
RS Soemitro dengan Pemprov Jatim Diharapkan Bangun Sinergi
SURABAYA (bangsaonline) – Ketua Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Jatim Dra Hj Fatma Saifullah Yusufberharap sinergitas dan kerjasama antara RS Soemitro dengan Pemprov Jatim dari waktu ke waktu lebih ditingkatkan.
Fatma mengatakan, kedekatan hubungan yang terjadi antara RS Soemitro dengan Pemprov Jatim telah terjalin cukup lama. Salah satunya terlihat pada saat kerjasama yang dilakukan oleh organisasi wanita seperti PKK dan BKOW Jatim dengan rumah sakit ini dalam kegiatan bakti sosial, acara kemanusiaan membantu korban bencana alam hingga pelayanan kesehatan yang ada di Jatim.
RSUD Praya Kekurangan Mobil Ambulan
Ntbkita.com- Pengacara Kondang Lalu Arif Widya Hakim meminta Pemda serta pengelola RSUD Praya segera memenuhi kebutuhan mobil ambulan yang saat ini jumlahnya masih kurang. Sebab ketersediaan fasilitas itu merupakan kebutuhan yang menunjang pelayanan pasien secara maksimal.
Arif Widya Hakim mengatakan seharusnya semua fasilitas di rumah sakit tersedia secara memadai, apalagi RSUD Praya merupakan rumah sakit rujukan yang jumlah pasiennya cukup banyak.
Tangani Virus MERS, RS Sardjito Siagakan Fasilitas
YOGYAKARTA – Kemungkinan merebaknya virus Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS CoV) MERS di Indonesia membuat sejumlah Rumah Sakit di DIY bersiaga. Salah satunya Rumah Sakit dr Sardjito yang menyiapkan fasilitas guna mendukung perawatan jika ada pasien yang mengidap MERS.
Kepala Bidang Humas RS dr Sardjito, Heru Nugroho mengatakan, meskipun belum ada kemungkinan masyarakat DIY terjangkit virus yang gampang menular terebut, pihaknya sudah melakukan antisipasi. Heru menambahkan, RS, dr Sardjito menyediakan ruang khusus bernama ruang Kartika.
“Ruangan tersebut dilengkapi dengan teknologi isolasi untuk mencegah penularan virus MERS,” ujarnya Minggu (4/5/2014).
Heru menjelaskan, virus MERS gampang menyebar lewat udara dari orang ke orang. Ruang Kartika tersebut dulunya digunakan untuk mengisolasi pasien flu burung yang sempat menggemparkan DIY. Untuk itu pihaknya tidak mau kecolongan dan tetap siap siaga.
“Kapaistas ruang ini untuk 10 orang. Pemerintah Indonesia cukup menaruh perhatian dengan perkembangan virus MERS. Maka kami harus siaga jangan sampai kecolongan,” pungkasnya. (war)
Sumber: jogjakartanews.com
Pembangunan Rumah Sakit Cianjur Selatan Berlanjut
INILAH.COM, Cianjur – Impian masyarakat di wilayah Cianjur Selatan memiliki rumah sakit bakal segera terwujud. Hal itu menyusul bakal diteruskannya kembali pembangunan tahap kedua RS Pagelaran di Kecamatan Pagelaran.
Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Cianjur Didin Rosidin mengaku, lanjutan pembangunan RS Pagelaran tahap II sudah masuk dalam perencanaan tahun ini. Namun Didin tak mengetahui persis besaran nilai anggaran pembangunannya.
“Nanti bisa ditanyakan langsung ke Dinas Kesehatan sebagai leading sector-nya. Tapi yang jelas pembangunan lanjutan tahap kedua akan dilakukan tahun ini,” kata Didin saat dihubungi, Minggu (4/5/2014).
Menurut Didin, keberadaan RS Pagelaran nantinya diharapkan bisa meng-cover pelayanan kesehatan bagi masyarakat Cianjur Selatan. Selama ini, lanjut Didin, masyarakat Cianjur Selatan harus pergi ke RSUD Cianjur dengan jarak tempuh dan ongkos yang lumayan mahal.
“RSUD Cianjur jadi rujukan ketika tidak bisa ditangani di puskesmas setempat. Nah, nanti dengan adanya RS Pagelaran maka pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa lebih cepat,” sebutnya. [hus]
Sumber: inilahkoran.com