manajemenrumahsakit.net :: PURBALINGGA
CDC Mengeluarkan Pedoman Penanganan Rumah Sakit Baru untuk Ebola
manajemenrumahsakit.net :: KBRN, Atlanta: Pasca serangan Ebola yang melibatkan dua perawat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC/Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) menerbitkan pedoman penangan Ebola yang baru, Senin (20/10/2014), dengan fokus memberi perlindungan yang lebih baik kepada para pekerja perawatan kesehatan.
“Bahkan jika satu orang petugas kesehatan terinfeksi satu itu sudah terlalu banyak,” kata Direktur CDC, Tom Frieden wartawan.
Dia menekankan pentingnya lebih banyak pelatihan dan pengawasan, dan mengatakan bahwa para perawat harus memakai alat pelindung kulit mereka.
“Kami meningkatkan margin of safety dengan pedoman konsensus nyata yang memiliki tiga perubahan penting; Satu, pelatihan, berlatih -.Dua, kulit para perawat terlindungi. Tiga, pengamatan teliti di setiap langkah, “kata Frieden.
Perubahan pada periode pemantauan 21-hari yang berakhir sekitar empat lusin orang datang setelah bersentuhan kulit dengan pasien Ebola, yang meninggal akibat virus tersebut. Mereka semua sekarang dikabarkan secara resmi jelas tidak menunjukkan gejala apapun.
Masih ada petugas kesehatan lain yang merawat Duncan yang tetap dalam periode pemantauan 21-hari, kata Frieden. (CNN/AKS)
Sumber: rri.co.id
BPJS Kesehatan Dorong RSUD Seruyan Jadi BLUD
manajemenrumahsakit.net :: Kalimantan Tengah – SERUYAN, (Kalimantan-News) – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan mendorong Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah, meningkatkan status menjadi badan layanan umum daerah (BLUD).
“Perubahan status akan meningkatkan pelayanan lebih maksimal. Olehn karen itu, kami mendorong agar RSUD ini segera menjadi BLUD,” kata Kepala BPJS Kesehatan Seruyan Dugan di Kuala Pembuang, Senin.
Ia menjelaskan, berbeda dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), pola pengelolaan keuangan BLUD memberikan keleluasaan bagi rumah sakit untuk menerapkan praktik bisnis yang sehat dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara optimal.
“Kalau menjadi BLUD, maka rumah sakit dapat mengelola keuangannya sendiri, sehingga tidak lagi menyetorkan pendapatannya ke kas daerah,’ katanya.
Dengan kewenangan mengelola keuangan sendiri, maka rumah sakit dapat pula mengambil kebijakan-kebijakan untukmempercepat pelayanan kesehatan, misalnya dalam pengadaan obat-obatan tanpa harus menunggu tender.
“Kalau sekarang yang termasuk sering dikeluhkan adalah kosongnya obat-obatan karena diadakan melalui proses tender. Sedangkan orang yang sakit perlu pelayanan cepat,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Seruyan Bahrun Abbas mengatakan bahwa RSUD Seruyan harus berubah statusnya menjadi BLUD pada 2015.
“Wajib jadi BLUD, dan itu tinggal menunggu Peraturan Bupati (Perbup),” katanya.
Perubahan RSUD menjadi BLUD akan memangkas proses birokrasi penghambat pelayanan rumah sakit, dan bagi daerah akan menguntungkan, karena dari segi anggaran sebab pemerintah tidak lagi menyediakan dana bagi rumah sakit lewat APBD.
“RSUD Seruyan ini sudah siap menjadi BLUD, tinggal menunggu prosesnya akhirnya saja,” katanya.
Jadi Rumah Sakit, Dua Puskesmas Dirombak
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Pemerintah DKI Jakarta bakal merombak total dua pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) kecamatan di Tanah Abang, Jakarta Pusat, dan Jatinegara, Jakarta Timur. “Dua puskesmas itu harus segera diperbaiki untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emawati, Senin, 20 Oktober 2014.
Perbaikan ini berkaitan dengan rencana Dinas Kesehatan yang akan mengubah
RSUD Depati Hamzah Berupaya Naik Status
manajemenrumahsakit.net :: PANGKALPINANG – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah Pangkalpinang yang hingga kini masih berstatus type C, sedang berupaya untuk menaikkan statusnya menjadi type B. Hal ini diungkapkan Direktur RSUD Depati Hamzah Lucia Sinta Silalahi, Jumat (17/10). “Memang sekarang rumah sakit kita sedang berpacu untuk mengejar type B, dan kita sudah masukkan berkas pengusulannya akhir Agustus kemarin. Saat ini berkas kita sedang antri untuk dapat faksitasi,” terang Lucia.
Dalam upaya untuk menaikkan statu ke type B ini, Lucia mengatakan, RSUD juga sedang melakukan rehab gedung untuk menambah sarana ruang operasi agar pelaksanaan operasi tidak lagi dilakukan di ruang poli. “Diakhir tahun ini selain berpacu mengejar type B, kita juga lagi rehab ruang operasi. Mudah-mudahan akhir tahun ini selesai rehabnya, agar dokter bedah bisa melakukan operasi di ruang layak baru ini dan tidak dipoli lagi,” terang Lucia.
Meskipun masih banyak sarana penunjang yang belum beroperasi, namun untuk dokter spesialis sudah terpenuhi. Untuk penetapan type sebuah rumah sakit, menurut Lucia itu juga sudah menjadi wewenang Pemda masing-masing. “Dokter spesialis kita sudah terpenuhi, hanya sarana penunjang saja yang masih kurang. Dan semoga dalam waktu dekat, seiring berpacu ke type B, kita juga dapat segera membangun sarana penunjang lainnya,” tutup Lucia. (eza)
Sumber: radarbangka.co.id
BPJS Kesehatan : Kalau Ada Rumah Sakit, Klinik yang Nakal Laporkan ke BPJS Kesehatan
manajemenrumahsakit.net ::
18 Puskesmas di Jakarta Berubah Jadi Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta: Dinas Kesehatan DKi Jakarta bakal segera mengubah status 18 puskesmas menjadi rumah sakit tipe D. Menurut Kepala Dinas, Dien Emawati, 18 puskesmas yang bakal disulap jadi RS itu adalah puskesmas setingkat kecamatan.
“Karena fasilitasnya yang dianggap sudah setara rumah sakit,” kata dia, Jumat lalu, 17 Oktober 2014.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan DKI, 18 puskesmas yang akan berubah status menjadi RS tersebar di lima wilayah kota. Di Jakarta Pusat yakni Puskesmas Kecamatan Johar Baru, Cempaka Putih, Kemayoran, Sawah Besar, dan Menteng.
Untuk Jakarta Timur, Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Pasar Rebo, Ciracas. Jakarta Selatan, di Puskesmas Kecamatan Tebet, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pesanggrahan, dan Jagakarsa. Sementara, di Jakarta Barat yakni di Puskesmas Kecamatan Kembangan dan Kalideres. Sedangkan di Jakarta Utara, Puskesmas Kecamatan Cilincing, Pademangan dan Koja.
Dien mengatakan, pemilihan 18 puskesmas itu didasari tiga faktor utama sebagai pertimbangan. Pertama, lokasi puskesmas yang berada di daerah padat penduduk. Kedua adalah minat dan kebutuhan masyarakat yang cukup tinggi untuk berobat di puskesmas. Sedangkan pertimbangan ketiga adalah akses publik terhadap rumah sakit.
Sumber: tempo.co
RSUD Dr. Harjono S. Ponorogo raih PERSI Award pada kategori Hospital Family Planning Project
manajemenrumahsakit.net :: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jakarta 20/10/2014.
RS dr Soetomo Angkat Konsep Wisata Kesehatan
manajemenrumahsakit.net :: Surabaya (Antara jatim) – Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya berencana mengangkat konsep wisata kesehatan dalam rangka menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diberlakukan pada akhir tahun 2015.
Direktur Rumah Sakit dr Soetomo dr Dodo Anondo, Senin, mengatakan konsep tersebut sengaja dipersiapkan dalam rangka menghadapi pasar bebas ASEAN.
“Sebagai langkah awal, dalam waktu dekat ini kami akan mengumpulkan sejumlah direktur rumah sakit untuk menyamakan pandangan terkait dengan hal ini,” ucapnya.
Ia mengatakan, saat ini ada kecenderungan masyarakat akan mudah untuk berobat keluar negeri seperti Singapura, jika sakit.
“Terutama pada masyarakat kelas menengah atas yang sering keluar negeri jika berobat. Dan hal itu harus dikurangi, jangan sedikit-sedikit berobat keluar negeri,” ujarnya.
Ia mengatakan, yang menjadi permasalahan saat ini adalah kepercayaan masyarakat yang masih kurang terhadap tenaga dokter dalam negeri.
“Masyarakat yang kurang ‘sreg’ akan lebih memilih untuk pergi keluar negeri jika sedang sakit seperti di Singapura,” ucapnya.
Pada saat sampai di Singapura, kata dia, pasien tersebut akan diperiksa, kemudian sisanya akan diajak jalan-jalan dan akan sembuh.
“Oleh karena itu, konsep wisata kesehatan itulah yang akan kami usung mengingat banyaknya objek wisata yang ada di Jawa Timur,” tuturnya.
Pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan sejumlah agen wisata untuk turut serta mempromosikan wisata di Jawa Timur kepada pasien.
“Bahkan, bukan tidak mungkin pasien dari luar negeri akan datang ke Indonesia untuk berobat, sekaligus mengunjungi lokasi wisata yang ada,” katanya.(*)
Sumber: antarajatim.net
RSU Tipe B di Bojonegoro Rencana Beroperasi Mulai 2015
manajemenrumahsakit.net :: Bojonegoro – Rumah Sakit Umum Sosodoro Djatikoesoemo, tipe B di Jalan Veteran, Kota Bojonegoro rencananya akan difungsikan pada 2015 mendatang. Rumah sakit yang dibangun sejak 2005 lalu itu sempat lama terbengkalai dan kini sedang diperbaiki untuk dioperasionalkan.
Menurut Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, Hariyono, Rumah Sakit Veteran akan mulai difungsikan melayani kesehatan masyarakat pada 2015. Sampai saat ini Pemkab setempat masih dilakukan renovasi dan pembenahan fasilitas pendukung. “Belum bisa dipastikan kapan bulannya, karena saat ini masih dalam proses pembenahan dan renovasi,” ungkapnya, Senin (20/10/2014)
Anggaran yang digunakan untuk renovasi dan pembenahan fasilitas pendukung rumah sakit itu mencapai Rp39 miliar dari APBD Bojonegoro tahun 2014. Rumah Sakit Veteran ini rencananya menyediakan 500 tempat tidur. Jumlah tenaga medis yakni dokter dan perawat yang akan bekerja di rumah sakit ini sebanyak 899 orang.
Sementara itu, pengoperasian rumah sakit tipe B ini juga memerlukan peralatan penunjang kesehatan. Dana yang diperlukan untuk penyediaan peralatan kesehatan penunjang sekitar Rp101 miliar. Sedangkan, dana untuk operasional rumah sakit sekitar Rp70 miliar.
Sesuai rencana untuk dana operasional rumah sakit akan dipenuhi dari pendapatan rumah sakit. Sedangkan untuk pengadaan alat kesehatan akan dipenuhi dari APBD Bojonegoro dan juga Provinsi Jatim. “Rumah Sakit Veteran diharapkan dapat memaksimalkan layanan kesehatan di Bojonegoro,” kata Hariyono.
“Hanya saja untuk pemindahan sejumlah peralatan medis dan juga tenaga medis di RSU Veteran ini tidak bisa serta merta melainkan secara bertahap. Pemindahan tidak bisa dilakukan seperti pindah kantor biasa,” sambungnya.
Pembangunan rumah sakit yang kini disebut RSU Veteran itu dilakukan pada masa Bupati Bojonegoro, Santoso. Rencananya rumah sakit itu berstandar internasional. Pembangunan rumah sakit itu menelan anggaran Rp110 miliar dan dilakukan secara bertahap sejak tahun 2005. Namun, setelah selesai dibangun rumah sakit itu tak kunjung difungsikan dan dibiarkan terbengkalai. [uuk/ted]
Sumber: beritajatim.com