manajemenrumahsakit.net :: RS
Sangihe Bakal Dibangun Empat Rumah Sakit Pratama
manajemenrumahsakit.net :: TAHUNA: Terobosan untuk menunjang kesehatan masyarakat di wilayah-wilayah terpencil, pulau-pulau dan perbatasan, selalu mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Bahkan peningkatannya terus didorong melalui penyediaan sarana dan prasarana kesehatan.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda), Josephus Kakondo BAE, di Daerah Kepulauan Sangihe bakal dibangun empat Rumah Sakit Pratama.
Dokter Indonesia Akan Bantu RS di Nepal Tangani Korban Gempa
manajemenrumahsakit.net :: Kathmandu – Di antara tim bantuan bencana gempa Nepal, BNPB membawa serta sejumlah dokter. Dokter-dokter itu rencananya akan bekerja di rumah sakit tenda yang akan didirikan tim.
Namun, tim belum mendapatkan lokasi di mana korban gempa Nepal sangat membutuhkan bantuan medis. Sehingga, dokter-dokter tersebut akan ditempatkan di rumah sakit lokal untuk membantu penanganan korban gempa.
“Ada 5 sampai 10 orang tenaga kesehatan yang akan membantu di RS Kantipur, dipimpin dr Kustandi ahli ortopedi,” kata Wakil Ketua Tim Bantuan Indonesia untuk Nepal, Kolonel Inf Senmart Tonda di Kathmandu, Nepal, Minggu (3/5/2015).
Menurut Tonda, dokter-dokter itu sejak tiba di Nepal pada Sabtu (2/5) dini hari sudah ingin bekerja. Tetapi koordinasi dengan pemerintah setempat dan PBB untuk lokasi rumah sakit tenda belum membuahkan hasil positif.
“Kemarin dijanjikan (di Khatmandu), tapi berdasarkan assesment lokasinya itu tidak sesuai dengan berdirinya RS di lapangan,” ujar Tonda.
“Kita ingin di worst area tapi kondisi tidak demikian. Sudah beberapa rumah sakit, dan kita harus mengatakan bantuan ini sifatnya permanen 2-3 bulan. Kalau salah tempat, kita harus assesment ulang,” tambahnya.
Selain tim dokter yang akan ditempatkan di rumah sakit setempat, tim lainnya akan ditugaskan untuk melakukan koordinasi lanjutan dengan pemerintah Nepal dan PBB. Tim terakhir akan menuju lokasi yang kemungkinan menjadi tempat berdirinya rumah sakit tenda.
“Tim dokter sudah turun tapi di rumah sakit lokal. Tenaga siap, rumah sakit setempat membutuhkan dokter jadi kami mem-back up,” ucap Tonda.
Sumber: detik.com
OMNI Bangun Rumah Sakit Ketiga di Cikarang Senilai 30 Juta Dollar Amerika
manajemenrumahsakit.net :: JAKARTA-PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) sebagai pemilik dan operator Rumah Sakit OMNI yang berlokasi di Pulomas dan di Alam Sutera, akan membangun Rumah Sakit OMNI yang ketiga di Cikarang.
Manajemen SAME melakukan kegiatan Ground Breaking Ceremony (penanaman tiang pancang) sebagai tanda dimulainya pembangunan OMNI Hospital Cikarang, Kamis (30/4/2015)
OMNI Hospital Cikarang akan memiliki 6 lantai, dengan bangunan seluas kurang lebih 13,000 m2 dan dilengkapi dengan 150 unit parkir yang dibangun dalam kawasan superblok The OASIS seluas 13,5 Hektar.
Superblock ini terdiri dari office tower, apartment, hotel, commercial, corporate tower dan town house.
RSUP Adam Malik Kewalahan Terima Pasien BPJS
manajemenrumahsakit.net :: MEDAN — Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan kian kewalahan menerima para pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan karena banyaknya masyarakat yang berobat.
Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Sairi M Saragih mengatakan pasien BPJS yang berobat dalam satu hari bisa mencapai 1.000 orang. Dokter dan petugas medis yang ada di rumah sakit milik pemerintah itu juga kewalahan melayani pasien BPJS tersebut.
“RSUP Adam Malik tidak hanya menghadapi pasien BPJS, tetapi juga menerima pasien Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas),” ujar Sairi, Jumat, (1/5).
Dia menyebutkan, pasien BPJS yang berobat di rumah sakit itu ada yang rawat inap. Bahkan, ruang rawat bagi pasien di rumah sakit juga cukup padat dan tidak mampu menampung warga yang sedang berobat.
Rumah sakit tersebut hanya memiliki 189 ruangan dengan 721 tempat tidur, termasuk intensive care unit (ICU), ruang rindu A dan rindu B.
Selain itu, ruang VIP 32 ruangan, kelas I 55 ruangan, kelas II 26 ruangan dan kelas III 66 ruangan.
Sairi menjelaskan pasien rawat inap di rumah sakit itu, tidak hanya berasal dari Medan, tapi juga dari kabupaten/kota se-Sumatra Utara dan dari Provinsi Aceh.
Rata-rata pasien BPJS yang dirawat di rumah sakit itu, banyak yang mengalami sakit cukup parah dan perlu mendapat penanganan yang serius tim medis.
“Penyakit tersebut, yakni diabetes, bronkitis, katarak, gangguan jantung, usus buntu dan penyakit yang berbahaya lainnya dialami masyarakat,” kata juru bicara RSUP Adam Malik Medan.
Sumber: republika.co.id
Pemprov Jabar Berencana Tingkatkan Status RSUD Pameungpeuk Garut
manajemenrumahsakit.net :: Pemerintah Kabupaten Garut menyambut baik adanya rencana pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang berencana menaikan status RSUD Pameungpeuk sebagai rumah sakit tingkat provinsi.
Rumah Sakit Tangani BPJS Diminta Tingkatkan Pelayanan
manajemenrumahsakit.net :: Samarinda (ANTARA Kaltim) – Komisi IV DPRD Kalimantan Timur meminta seluruh rumah sakit di daerah setempat yang menangani peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, terutama rumah sakit umum daerah, untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien yang berobat rawat jalan maupun rawat inap.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim Rita Artaty Barito di Samarinda, Selasa, mengharapkan dengan adanya pelayanan optimal tersebut, sudah tidak ada lagi keluhan dari masyarakat terkait dengan layanan kesehatan,
Selain itu, rumah sakit seharusnya juga tidak membeda-bedakan pelayanan baik bagi pengguna kartu Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) maupun BPJS Kesehatan.
“Jangan ada perbedaan, semua pasien berhak mendapatkan pelayanan terbaik sekalipun pasien di kelas tiga,” kata Rita, menanggapi masih seringnya muncul keluhan dari pengguna BPJS terkait pelayanan pihak rumah sakit.
Politikus Partai Golkar ini berpendapat, meratanya pelayanan ikut berperan membangun penilaian positif terhadap kualitas pelayanan RSUD.
Pelayanan maksimal tidak hanya dari segi pelayanan medis yang diberikan perawat dan dokter, namun juga termasuk kebersihan dari ruang rawat inap pasien kelas tiga, toilet dan fasilitas lainnya.
Rita menyatakan Komisi IV DPRD Kaltim berkomitmen memprioritaskan bantuan anggaran untuk sektor kesehatan, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan rumah sakit.
Dengan adanya perubahan layanan di rumah sakit tersebut, lanjut Rita, pemerintah diharapkan mampu memberikan insentif yang setara dengan kinerja tenaga medis.
“Dengan kesejahteraan yang baik, maka pelayanan yang berikan oleh rumah sakit, akan ikut membaik,” tegasnya. (*)
Sumber: antarakaltim.com
Jambi siapkan lima RS untuk perubahan akreditasi
manajemenrumahsakit.net :: Jambi (ANTARA Jambi) – Dinas Kesehatan Provinsi Jambi menyiapkan lima Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk perubahan akreditasi menjadi versi 2012.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Andi Pada di Jambi, Rabu, menjelaskan, lima rumah sakit itu yakni RSUD Sultan Thaha Saifudin di Kabupaten Tebo, RSUD Chatib Quzwain Sarolangun, RSUD Nurdin Hamzah Tanjung Jabung Timur, RSUD Daud Arif Tanjung Jabung Barat dan RSUD Raden Mattaher Jambi.
“Akreditasi versi 2012 sudah kita ajukan, lima rumah sakit itu sudah mempunyai progres,” kata Andi Pada.
Untuk mencapai akreditasi terbaru, rumah sakit ini kata Andi harus melalui berbagai tahapan, seperti menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) dan menerapkannya sebelum ada penilaian. Setelah itu baru diajukan ke Kementerian Kesehatan untuk disetujui.
“Banyak tahapan-tahapan lain yang harus dilalui setelah penyusunan SOP nantinya, seperti sosialisasi kepada seluruh staf agar mereka benar-benar menjalankan apa yang telah dibuat. SOP nantinya dilihat langsung oleh tim penilai,” katanya.
Selain menilai SOP yang telah dibuat, tim penilai juga menilai staf di RS mulai dari perawat, dokter dan juga tim medis di RS. Bukan hanya itu, pasien dan penjaga pasien pun juga menjadi obyek penilaian.
“Sebelum masuk, penjaga pasien juga ditanya, dijelaskan lebih dahulu baru ditangani. Artinya semua pegawai RS harus siap menjalankan SOP itu, kalau tidak dijalankan akreditasi itu sulit terwujud,” katanya.
Seluruh RS yang ada di Jambi harus terakreditasi dalam rangka peningkatan mutu pelayanan. Apalagi saat ini masuk era globalisasi dan persaingan pasar bebas. Untuk itu diperlukan peningkatan mutu dalam segala bidang, salah satunya peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui akreditasi RS.
Andi juga menjelaskan, dengan perubahan sistem akreditasi RS menjadi versi 2012, RS di Jambi diharapkan lebih fokus dengan pelayanan pasien. Terutama meningkatkan mutu pelayanan RS serta keselamatan pasien.
Sementara itu anggota DPRD Provinsi Jambi, Eka Marlina, meminta agar rumah sakit yang ada di Jambi khususnya RSUD Raden Mattaher agar segera melakukan percepatan proses akreditasi itu.
“Harusnya proses akreditasi dilakukan sebelum masa waktunya berakhir di tahun 2012 lalu. Tapi kita tetap berharap RSUD Raden Mattaher mampu menjadi penyelenggara layanan kesehatan yang profesional, berkualitas dan mandiri,” katanya. (Ant)
Sumber: antarajambi.com
Program
manajemenrumahsakit.net :: Jember : Minimnya jumlah Rumah Sakit Jiwa (RSJ) yang ada di wilayah Jawa Timur, dianggap menjadi salah satu kendala program Bebas Pasungan tahun 2015 yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dalam hal ini oleh pemerintah kabupaten Jember diaplikasikan dalam program