manjemenrumahsakit.net :: SOLO
Hanya 121 RS di Indonesia yang Terakreditasi Internasional
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemkes), Prof Dr Akmal Taher mengatakan, hanya 121 dari 2.414 rumah sakit yang terakreditasi internasional.
“Akreditasi diperlukan untuk menjamin mutu rumah sakit dan keselamatan pasien,” ujar Akmal dalam acara peresmian kantor baru Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan pelantikan surveior di Jakarta, Senin (11/5).
Menurut dia, jumlah tersebut sangat sedikit jika dibandingkan jumlah rumah sakit dan pasar di Tanah Air.
Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan yang diberikan pemerintah pada manajemen rumah sakit karena telah memenuhi standar yang diterapkan.
Tujuan dari akreditasi itu adalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, agar masyarakat bisa mendapatkan layanan yang bermutu.
Berdasarkan UU 44/2009 tentang Rumah Sakit pasal 40 menyatakan akreditasi dilakukan sekala berkala minimal tiga tahun sekali.
“Dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, diharapkan dapat mengurangi minat masyarakat untuk berobat ke luar negeri,” tambah dia.
Proses akreditasi rumah sakit dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa rumah sakit menitikberatkan sasarannya pada keselamatan pasien dan mutu pelayanan.
Ketua Eksekutif KARS, Dr dr Sutoto MKes, mengatakan jumlah rumah sakit yang terakreditasi baru separuhnya, yakni sekitar 1400.
“Ke depan, kami berupaya mengedukasi rumah sakit mengenai pentingnya akreditasi,” kata Toto.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan penyerahan sertifikat kelulusan dari lembaga penjamin mutu kesehatan dunia atau ISQua.
Menurut Toto, sertifikat itu merupakan bentuk keseriusan KARS menjadi lembaga independen yang terpercaya membantu rumah sakit meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di Tanah Air.
“Dengan adanya pengakuan dari ISQua ini, maka kami telah menjadi badan akreditasi kelas dunia,” jelas Toto.
Pada kesempatan tersebut juga dilantik sebanyak 239 orang surveior. Surveior memiliki tugas membantu dan membimbing rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien melalui akreditasi.
/FER
Sumber: beritasatu.com
Senator: Kondisi Rumah Sakit di Lingga Menyedihkan
manajemenrumahsakit.net :: Batam (Antara Kepri) – Anggota DPD Daerah Pemilihan Kepulauan Riau, Haripinto menilai kondisi rumah sakit di Kabupaten Lingga, Kepri menyedihkan, karena hanya rumah sakit lapangan di area terbuka dan tanpa perlengkapan medis memadai.
“Di Lingga hanya ada rumah sakit lapangan, kondisinya menyedihkan,” kata Haripinto di Batam, Kepri, Senin.
Rumah Sakit yang ada sekarang hanya peninggalan PN Timah yang pernah berjaya di era 1990-an. Pemerintah daerah seolah tidak memberikan perhatian kepada masyarakat.
Rumah sakit terletak di dalam kontainer dengan perlengkapan seadanya.
Karena tidak ada perlengkapan dan peralatan memadai, maka pasien kerap dirujuk ke Kota Batam atau Kota Tanjungpinang agar mendapatkan penanganan lebih baik.
“Saya berulang kali membawa pasien ke Batam, kawan lainnya juga begitu, membawa pasien ke Tanjungpinang. Kami bergantian saja,” kata Haripinto.
Ia berharap pemerintah daerah segera memberikan perhatian pada kesehatan warga, dengan membangun rumah sakit lebih memadai.
Selain kondisi rumah sakit yang menyedihkan, dia menilai kondisi kabupaten dengan banyak pulau itu juga relatif memprihatinkan.
“Tidak ada air, tidak ada listrik,” kata dia.
Dibanding kabupaten kota lainnya di Kepri, Lingga relatif tertinggal, karena potensinya belum tergarap.
Di Kepri terdapat tujuh kabupaten kota. Dia menjabarkan, Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan dan Karimun memiliki keunggulan dengan penerapan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Kemudian, Kabupaten Natuna dan Kepulauan Anambas unggul dari sektor minyak dan gas bumi dengan banyaknya sumur gas dan pusat eksplorasi di dua kabupaten itu. Sedangkan Lingga, potensinya belum tergarap.
Padahal, Lingga memiliki potensi maritim yang sangat bagus, dengan ikan dan pariwisata bahari yang indah.
“Potensi Lingga sebenarnya bagus sekali, ikannya banyak. Saya harap ini dapat segera digarap pemerintah,” katanya. (Antara)
Sumber: antaranews.com
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari , Bangun Gedung
Perkembangan jasa kesehatan untuk dengan masyarakat di gunungkidul semakin kompetitif. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya jasa kesehatan masyarakat dengan dibangunnya klinik, panti sampai rumah sakit swasta di Gunungkidul.
Dengan pertumbuhan yang demikian , tentunya tuntutan yang harus di sediakan adalah tentang pelayanan dan kesiapan gedung untuk menampung pasien yang rawat ipan di rumah sakit tersebut. Melihat hal yang demikian Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Wonosari yang beralamat di Piyaman Wonosari menambah fasilitas gedung untuk rawat inapnya.
Peletakan batu pertama
RSJ Siapkan 10 Ruang Rehabilitasi Narkoba
manajemenrumahsakit.net :: BANDAR LAMPUNG — Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kurungan Nyawa, di Desa Kurungan Nyawa Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, milik pemerintahan Provinsi Lampung, saat ini meyediakan 10 kamar ruang rawat inap untuk para pencandu narkotika yang akan direhabilitas.
“Saat ini sudah ada sepulah ruang rawat iniap untuk para pencandu narkotika,” kata humas RSJ Dafit.
Menurut Dafit sejak diresmikanya pada bulan maret lalu RSJ sudah merawat 4 pasien, namun dari kempat pasien saat ini sudah pulang hanya dirawat jalan, “sampai sekarang sudah ada 4 pasien yang datang, tapi belum ada yang rawat inap mereka hanya berobat jalan,” terang Dafit.
Dafit menjelaskan adanya Ruang rawat inap khusus rehabilitasi berkat kerjasama Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dengan Bandan Narkotika Nasional (BNN) untuk, ” peremrintah saat inikan lagi gencar gencarnya memerangi narkoba, jadi bagi korban penyalah guna harus diadakan panti rehabilitas dan saat ini sudah ada ditempat kami (RSJ),” ungkap dia.
Dafit mengatakan, berdasarkan undang undang memang setiap RSJ harus memiliki 20 % panti rehabilitas pencandu narkoba dari keseluruhan kamar rawat inap kejiwaan yang ada, dari 10 kamar rawat inap yang ada di RSJ kurungan nyawa kedepan akan ditambah menjadi 20 ruang rawat inap.
“RSJ Kurungan Nyawa saat ini memiliki 200 ruang rawat inap untuk kejiwaan nah dari 200 itu harus ada 20% kamar khusus untuk rehabilitas narkotika, jadi kedepan akan ditambah 10 kamar lagi,” katanya.
Sumber: lampost.co
Mesos: Banyak RS Swasta Belum Pakai BPJS
manajemenrumahsakit.net :: BANDUNG : Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa mengakui bahwa hingga saat ini masih banyak rumah sakit swasta belum bekerjasama dengan BPJS.
Alhasil, penerapan BPJS belum berjallan maksimal.
UNS Segera Bangun Rumah Sakit Pendidikan
manajemenrumahsakit.net :: SOLO – Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dalam waktu dekat segera membangun rumah sakit pendidikan. Pembangunan rumah sakit tersebut mendapat bantuan dari Asian Development Bank (ADB).