manajemenrumahsakit.net ::
RS USU Kembangkan Kerjasama Dengan PT IGM dan PT BRI
manajemenrumahsakit.net :: MEDAN | DNA – Saat ini kerjasama lebih luas untuk kemajuan RSP USU sangat penting dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga. Dan USU menyampaikan apresiasinya kepada mitra kerjasama USU saat ini dalam mendukung RSP USU yang akan beroperasi dalam waktu dekat.
Demikian dikatakan Wakil Rektor IV Prof. Ningrum Natasya Sirait dalam sambutannya dalam acara Penandatanganan Naskah
142 Pegawai Rumah Sakit di Seoul Terinfeksi MERS
manajemenrumahsakit.net :: Seoul: Kementerian Kesehatan Korea Selatan (Korsel) melaporan 19 orang telah meninggal akibat sindrom pernafasan Timur Tengah. Wabah yang dinyatakan WHO “luas dan rumit” itu dikabarkan menyerang pegawai rumah sakit di Seoul.
Seperti diwartakan
DEWAS RSU TERKESAN BAGI-BAGI JABATAN
manajemenrumahsakit.net :: PAREPARE, PARE POS — Pengangkatan anggota Dewan Pengawas (Dewas) Rumah Sakit Umum (RSU) Andi Makkasau dinilai melanggar ketentuan Permenkes Nomor 10 Tahun 2014 tentang Dewan Pengawas RS. Pada pasal sembilan ayat satu Permenkes tersebut menyebutkan, keanggotaan Dewan Pengawas terdiri dari unsur pemilik Rumah Sakit, organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan, dan tokoh masyarakat.
Unsur tokoh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat satu tersebut, merupakan tenaga ahli di bidang perumahsakitan. Inilah yang dinilai melanggar karena beberapa tokoh masyarakat yang diangkat Dewas RSU bukan tenaga ahli di bidang perumahsakitan.
RS di Australia Diminta Waspadai Merebaknya Bakteri Kebal Antibiotik KPC
manajemenrumahsakit.net :: Otoritas kesehatan Australia memperingatkan pengelola rumah sakit di seluruh Australia untuk mengantisipasi berjangkitnya bakteri resisten antibiotik yang diyakini bertanggung jawab memicu dua kasus kematian di Victoria selama tiga tahun terakhir.
Terkait pemberitahuan ini, seluruh rumah sakit di Australia telah diminta memperketat standar keamanan dan kewaspadaan mereka dalam mengantisipasi bakteri yang resisten atau kebal dengan antibiotik ini melalui pedoman interim baru yang telah diberlakukan pemerintah, terutama dalam menangani pasien yang baru saja menerima perawatan medis di luar negeri.
Bakteri kebal antibiotik atau Super Bug baru ini berasal dari strain CRE (carbapenem-resistant Enterobacteriaceae) yang dikenal juga dengan sebutan bakteri KPC dan tahan terhadap beberapa antibiotik yang paling kuat sekalipun.
Tercatat sudah ada 57 orang yang terinfeksi atau terpapar bakteri ini di Victoria sejak tahun 2012 lalu, dimana sebagian besar terinfeksi ketika dirawat di Rumah Sakit St Vincent.
Delapan belas orang dari mereka yang terkena bakteri ini telah meninggal dunia, karenanya otoritas kesehatan meyakini KPC bertanggung jawab setidaknya dalam dua kasus kematian tersebut.
Sepanjang tahun ini saja sudah ada tiga pasien yang terinfeksi KPC di Rumah Sakit St Vincent.
Bakteri ini dapat berada didalam perut pasien tanpa menyebabkan masalah tetapi sebagian dari bakteri ini dapat memicu infeksi salurah kemih.
Dr Finn Romanes, pejabat sementara Kepala Petugas Kesehatan Negara Bagian Victoria, mengatakan rumah sakit telah didesak untuk menerapkan metode skrining interim baru untuk mengenali bakteri yang biasanya ditemukan di Yunani dan Italia.
“Kami mengambil tindakan signifikan untuk melindungi kesehatan masyarakat dengan meminta semua rumah sakit memperketat penerapan metode pengendalian infeksi dan tindakan pencegahan untuk memastikan bakteri yang sangat resisten antibiotik ini tidak menyebar,” kata Dr Romanes.
“Semua pelayanan kesehatan di Victoria telah menerima pemberitahuan dari Departemen Kesehatan dan Pelayanan Manusia yang menekankan perlunya memastikan semua standar nasional pengelolaan bakteri resisten antibiotik dilaksanakan dan ditaat dengan ketat.” tegasnya.
Sumber: radioaustralia.net.au
Gubernur NTB Resmikan Rumah Sakit Grha Ultima Medika Mataram
manajemenrumahsakit.net :: Ditandai penandatanganan prasati dan pengguntingan pita oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. TGH.M. Zainul Majdi,
Bayi Tertukar, Ayah Tuntut Tanggung Jawab Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: MEDAN – Dua bayi perempuan yang baru lahir di Rumah Sakit Sufina Aziz, Jalan Karya Baru, Kecamatan Medan Helvetia, Medan, diketahui tertukar. Tertukarnya dua bayi tersebut akibat kelalaian suster yang memandikan bayi. Akibat kejadian itu, salah satu orangtua bayi tidak terima bayinya dikatakan tertukar.
Tertukarnya dua bayi perempuan tersebut terungkap pada Minggu 14 Juni 2015 malam. Ketika itu, seorang suster rumah sakit mengatakan bahwa bayi pasangan Abdul Rahman dan Risna Yanti tertukar dengan bayi pasien di kamar lain.
Mendengar hal tersebut, Abdul Rahman selaku ayah tidak terima dengan perkataan suster. Sambil menunjukkan foto anak perempuannya, ia bersikeras bahwa anak perempuannya tidak tertukar dengan anak dari pasien lain seperti yang dikatakan oleh suster.
Sementara itu, pihak rumah sakit mengaku akan bertanggung jawab dan memastikan kedua bayi tersebut dengan memanggil dokter yang melakukan operasi dan memeriksa rekam medik kedua bayi. Meski demikian, pihak orangtua bayi masih meminta pihak rumah sakit untuk melakukan tes DNA.
“Pihak rumah sakit harus melakukan tes DNA agar memiliki kepastian bayi mana yang merupakan anak saya,” tutur Abdul Rahman, Senin (15/6/2015).
Semua rumah sakit di Vietnam sudah siap menghadapi wabah penyakit MERS
manajemenrumahsakit.net :: Kementerian Kesehatan Vietnam telah menyusun tiga skenario sesuai dengan 3 situasi yang bisa terjadi untuk menghadapi wabah penyakit MERS apabila wabah penyakit ini masuk Vietnam. Skenario pertama pada saat Vietnam belum mencatat kasus kejangkitan MERS; skenario ke-2 disiapkan jika ditemukan MERS di Vietnam, sedangkan skenario ke-3 ialah kalau MERS melanda luas di masyarakat.
Di kota Hanoi, Dinas Kesehatan kota Hanoi meminta kepada 5 rumah sakit untuk menyusun langkah karantina dan pengobatan sesuai dengan setiap situasi kongkrit. Jika ditemukan orang kejangkitan MERS yang pertama, maka dia akan diantar ke Rumah Sakit Penyakit Tropika Pusat.
Sementara itu di kota Ho Chi Minh (Vietnam Selatan) juga akan ada 3 tempat yang bisa melakukan karantina dan pengobatan pasien MERS. Dokter Le Manh Hung, Wakil Direktur Rumah Sakit Penyakit Tropika kota Ho Chi Minh, memberitahukan:
Manajemen RS Columbia Asia Gelar Sunatan Massal
manajemenrumahsakit.net :: Medan. Manajemen Rumah Sakit Columbia Asia Medan (RSCAM) menggelar sunatan massal, Minggu (14/6) di Conference Room Lt I RSCAM Jalan Listrik, Medan. Sunatan massal digelar dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan sudah menjadi kalender tahunan rumahasakit bertaraf internasional tersebut.
“Sebanyak 65 orang anak-anak yatim dari pengajian majelis Taklim Halimah Sumut mengikuti sunatan massal ini. Melayani anak-anak dokter spesialis bedah diturunkan bersama tim medis (perawat) mendampingi dokter,” kata Manager Operation RSCAM Deasi Muchtar kepada wartawan, Minggu (14/6).
Deasi di dampingi Marketing Eksekutif RSCAM Henny Octaviani mengatakan sunatan massal ini salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) RS Columbia Asia Medan. Kegiatan serupa pernah digelar di RSCAM dan di rumah tahanan (Rutan) anak.
Menurut Deasi dan Henny, program CSR RS Columbia Asia Medan setiap tahun dilaksanakan baik berupa bakti sosial, pengobatan gratis, operasi katarak dan penghijauan. Kegiatan sosial atau bakti sosial yang digelar tersebut tidak hanya di sekitar rumah sakit tapi juga ke daerah lain atau kabupaten lain seperti di Kabupaten Deliserdang, dan Labuhanbatu.
Kepada MedanBisnis, Henny Octaviani mengakui kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu anak-anak kurang mampu. Peserta sunatan massal setiap tahun bergantian dan mengutamakan anak-anak dari keluarga kurang mampu. (mulyadi hutahaean)
Sumber: medanbisnisdaily.com