manajemenrumahsakit.net :: Tulang Bawang Barat
Akreditasi Rumah Sakit untuk Tingkatkan Mutu Pelayanan
manajemenrumahsakit.net :: SUKOHARJO – Seluruh komponen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sukoharjo yang terdiri para dokter, paramedis, penunjang medis dan staf administrasi hingga petugas keamanan serta petugas kebersihan mengikuti Apel Besar dalam rangka pencanangan akreditasi RSUD Kabupaten Sukoharjo, yang digelar di halaman RSUD Kabupaten Sukoharjo,selasa pagi (11/08) .
Bupati Sukoharjo yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sukoharjo Drs. Agus Santosa yang pagi itu bertindak sebagai pembina apel menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh karyawan dan keluarga besar RSUD Kabupaten Sukoharjo.
Menurutnya, semakin lama semakin baik pelayanannya kepada masyarakat.
Dewan Tuding RSUD
manajemenrumahsakit.net :: KOTAAGUNG – Setelah sempat tertunda selama dua kali, akhirnya, Senin (10/8) siang Komisi IV DPRD Tanggamus melakukan pengecekan ke RSUD Islamic Kotaagung. Dari kunjungan dan dialog dengan manajemen RSUD, Komisi IV meyakini rumah sakit milik Pemkab Tanggamus itu memang sedang “sakit”.
Terlebih soal merebaknya isu disharmonisasi antara Direktur RSUD dr. Dirhamsyah Rivai dengan Kabag TU Mujiono. Komisi IV akan meminta Bupati Tanggamus untuk memindahkan salah satu unsur pimpinan. Entah yang akan digeser itu direktur ataupun kabag TU.
Komisi Akreditasi Survei RS Ansari Saleh
manajemenrumahsakit.net :: BANJARMASIN – Berupaya memberikan pelayanan terbaik ke pasien terus dilakukan RSUD Dr H Moch Ansari Saleh.
Selasa (11/8/2015), RS Ansari Saleh kedatangan tim awal survei dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit Jakarta. Selama tiga hari ini tim ini melihat, mengecek dan memberi masukan sebelum tim akreditasi datang.
Direktur RSUD Dr H Moch Ansari Saleh Dr dr Izaak Zoelkarnain Akbar, Sp OT didampingi Ketua Akreditasi Lita DN Tambunan SpKFR mengatakan tim Survei Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) merupakan komite akreditasi yang berhak menilai apakah satu rumah sakit terakreditasi atau tidak.
Kedatangan tim ini antara lain melaksanakan penilaian awal terhadap kesiapan RS Ansari Saleh untuk mengikuti akreditasi. Disini yang dinilai antara lain data-data, dokumentasi serta kesiapan.
Selain itu tim surveior pun akan melihat langsung ke ruangan dokter, ruang rawat, cleaning servis dan lain-lain untuk juga bertanya soal akreditasi ini.
Sumber: tribunnews.com
UMSU Prioritaskan Rumah Sakit Pendidikan
manajemenrumahsakit.net :: Medan, Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Dr Agussani, mengatakan, pembangunan rumah sakit pendidikan menjadi program prioritas sejalan dengan rencana pembangunan kampus terpadu yang direncanakan di lahan seluas 20 hektar.
“Targetnya di 2017 rencana pembangunan rumah sakit pendidikan dimulai sejalan dengan rencana pembangunan kampus terpadu di lahan seluas 20 hektar yang merupakan rencana jangka panjang universitas,” kata Agussani pada penandatanganan naskah kerjasama antara Fakultas Kedokteran (FK) UMSU dengan FK Universitas Airlangga (Unair) Surabaya di Medan, baru-baru ini.
Menurutnya, pembangunan rumah sakit pendidikan merupakan komitmen UMSU dalam peningkatan kualitas pendidikan. Selain sarana fisik, UMSU juga terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mendorong para staf pengajar melanjutkan pendidikan ke S2 dan S3.
Salah satunya melalui kerjasama yang ditandatangani FK UMSU dengan FK Unair Surabaya yang menawarkan kesempatan bagi staf pengajar UMSU melanjutkan pendidikan S2 dan S3. Pendidikan S2 dan S3 FK Unair Surabaya sendiri dikenal cukup maju.
Lebih lanjut Agussani, menjelaskan program yang dirancang dalam rapat kerja sudah berjalan cukup baik. Terbukti FK UMSU mampu meraih akreditasi B dan menjadi satu-satunya swasta di Sumut yang meraih peringkat sejajar dengan negeri.
“Patut disyukuri, FK UMSU di usianya yang ke delapan tahun telah mampu menjalankan proses pembelajaran dan kelembagaan dengan sangat baik sehingga meraih akreditasi B,” katanya.
Hal ini tidak terlepas dari sukses FK UMSU menjalankan Program HPEQ (Health Professional Education Quality Project) untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang turut dibimbing oleh FK Unair. Hibah Program HPEQ yang dilaksanakan FK UMSU berjalan sangat baik dengan serapan anggaran yang membanggakan.
Puji Perkembangan
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Prof. Dr. Agung Pranot, dr,M.Kes,Sp.PD,K-EMD, FINASIM memuji perkembangan dan kemajuan FK UMSU.
“Melalui kerjasama FK Unair dengan FK UMSU diharapkan bisa lebih meningkatkan kualitas pendidikan dan saling membantu satu dengan yang lain,” katanya.
Penandatanganan kerjasama dilakukan langsung Dekan FK UMSU, dr Ade Taufik, SpOG dengan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Prof.Dr.Agung Pranoto,dr,M.Kes,Sp.PD,K-EMD, FINASIM. Turut hadir dalam acara tersebut, Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP didampingi Wakil Rektor III,Dr Arifin Gultom, SH, MHum. Dijelaskan Prof Agung, jalinan kerjasama dengan UMSU sudah berlangsung cukup lama, termasuk menjalankan pendampingan pada pelaksanaan program HPEQ.
Dalam kerjasama kali ini salah satu poin penting untuk digarisbawahi yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini FK Unair siap menerima staf pengajar FK UMSU untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3. “Pendidikan S2 dan S3 di FK Unair relatif maju untuk itu kami membuka kesempatan bagi staf FK UMSU untuk melanjutkan pendidikan guna meningkatkan kualitas SDM,” katanya.
Dekan FK UMSU, dr Ade Taufik, SPOg, mengatakan, sangat terbantu kerjasama dengan FK Unair karena mendapat banyak masukan dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan kedokteran.
RS: Bayangkan, BPJS Bayar Dokter Rp 8 Ribu
manajemenrumahsakit.net :: Surabaya – PT Nusantara Medika Utama yang memiliki 3 rumah sakit dan 13 Klinik Pratama dan 1 Klinik Utama di Jawa Timur mengeluhkan sistem paket pelayanan yang dikenal dengan INA CBGs yang dibatasi pemerintah dengan bayaran sangat murah. Akibatnya, rumah sakit swasta dan klinik swasta kebingungan mengelola minimnya uang kesehatan yang ditanggung pemerintah sebagai lembaga pembayar untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Menurut Dr dr Ibnu Gunawan MM, Direktur Utama PT Nusantara Medika Utama, biaya untuk paket pelayanan kesehatan yang diberikan terlalu murah karena menggunakan standar rumah sakit umum pemerintah. Namun standar itu tak bisa digunakan untuk rumah sakit swasta, sebab di rumah sakit pemerintah biaya gaji dokter dan tenaga medis lainnya hingga peralatan ditanggung pemerintah sedangkan di rumah sakit swasta semua include dalam manajemen rumah sakit.
“Kami ingin biaya paketan INA CBGs direvisi menjadi lebih masuk akal untuk RS swasta. Dan saat menetapannya kami minta diikutkan, karena selama ini hanya RS pemerintah saja yang menjadi bahan pertimbangannya. Ini jelas akan mematikan kami,” ujar Ibnu.
Dikatakan, saat ini demi menyiasati murahnya biaya paketan yang ditanggung BPJS, pihaknya harus melakukan penghematan di berbagai sektor. Termasuk pemberian obat oleh RS atau klinik kepada pasien BPJS dibatasi.
“Bayangkan saja untuk pasien BPJS yang rawat jalan, biaya pemeriksaan dokternya dibayar dengan harga Rp 8 ribu untuk dokter umum dan Rp 2 ribu untuk dokter gigi. Sedangkan di klinik pratama milik kami di Surabaya satu kali kunjungan kami membebani Rp 25 ribu untuk pasien umum,” ujarnya.
Namun Ibnu tak bisa memutuskan untuk tak lagi menerima pasien pemegang BPJS mengingat sebagai anak perusahaan milik PTPN X yang notabene-nya perusahan milik negara, dirinya harus tetap melayani pasien pemegang BPJS.
“Kami hanya ingin memberikan pelayanan yang maksimal ke semua pasien kami, tanpa membedakan pemegang BPJS kesehatan atau umum. Tetapi sering kali kami berbenturan dengan tim dokter yang mengeluhkan upah mereka yang sangat murah di BPJS. Akhirnya saat ini, pasien kami bertambah banyak karena BPJS kesehatan, tetapi sedikit dokter yang mau menangani pasien BPJS,” tandasnya.
Arab Saudi Bantu Pembangunan Rumah Sakit Ibnu Sina
manajemenrumahsakit.net :: MAKASSAR — Ketua Pengurus Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) H Muh Mokhtar Noer Jaya mengungkapkan pemerintah Arab Saudi menyatakan kesediaannya membantu pembangunan Rumah Sakit Ibnu Sina, UMI. “Hal ini diungkapkan saat kunjungan Dubes Arab Saudi ke UMI baru-baru ini,” kata Mokhtar di Makassar, Selasa (11/8).
Menurut dia, kunjungan Dubes Saudi ini merupakan kedua kalinya untuk melihat prospek pembangunan RS pendidikan di UMI. Selain itu, juga menyampaikan adanya kesempatan civitas akademika UMI untuk mendapatkan jatah naik haji sebanyak dua orang dari Kedutaan Arab Saudi.
“Jadi kehadiran dubes Arab Saudi itu tujuannya memantau pembangunan RS Ibnu UMI yang rencana juga akan mendukung pembangunan dan kelengkapannya RS ini,” katanya.
Kedutaan Saudi Arabia akan senantiasa siap membantu UMI, lanjut dia, seperti yang disampaikan pihak kedutaan. Sementara itu Dubes Arab Saudi Mustafa yang didampingi dua orang staf kedutaan juga menjanjikan memberangkatkan haji bagi dosen atau karyawan UMI yang belum haji untuk periode 2015.
Sehari sebelum kunjungan dubes, pimpinan Universitas Al Qashim, Kerajaan Saudi, Prof Dr Sulaiman al Auah dan DR Spoleh bin Abdul Aziz at Tuwaijiry juga melawat ke UMI. Penyusun buku sejarah Nabi Rohikil mahmtum yang sudah diterjemahkan lebih dari 20 bahasa termasuk bahasa Indonesia juga melakukan kunjungan dan bersilaturrahim dengan pengurus yayasan dan Rektor UMI yang diterima di Menara UMI.
Pertemuan ini membahas kemitraan dalam tri darma perguruan tinggi, khususnya pengriman dosen untuk studi lanjut di Saudi Arabia dan juga menyiapkan tenaga pengajar untuk ditempatkan di UMI.
Sumber: republika.co.id
UMI Tuan Rumah Konfrensi Internasional FIMA 32
manajemenrumahsakit.net :: Makassar – Universitas Muslim Indonesia (UMI) menjadi tuan rumah Konfrensi Internasional Faculty Islamic Medicine Association (FIMA) ke-32 di Makassar. Pertemuan Konferensi FIMA ke-32 di Hotel Sandeq Ball Room Hotel Clarion, 14 Agustus 2015 dengan jumlah peserta 200 orang dari luar negeri dan juga beberapa peserta dari utusan propinsi, yang merupakan pimpinan rumah sakit dan dekan fakultas kedokteran.
Sekretaris Panitia Nasruddin di Makassar, Selasa (11/08/2015) mengatakan kesiapan peserta dari luar negeri sudah terdata sejak pekan lalu dan sebagaian sudah tiba di Makassar.
“FK UMI sebagai tuan rumah merupakan tindak-lanjut dari hasil the 31st FIMA Council Meeting, yang diadakan di Tanzania. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa Annual Meeting tahun 2015 akan dilaksanakan di Makassar. Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (FK UMI) diberi kepercayaan bersama dengan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan yang lain dan Rumah Sakit Islam yang ada di Makassar untuk menjadi penyelenggara pertemuan ini. Selain Pertemuan Konferensi FIMA ke-32,” jelas Nasrudin.
Ia mengatakan, selain itu juga akan berlangsung Rakernas Mukisi yang juga merupakan hasil ketetapan Rakernas MUKISI VII di Jakarta yang menetapkan MUKISI Sulawesi Selatan sebagai tuan rumah Rakernas VIII pada tahun 2015. “Kegiatan internaisonal dan pertama di Indonesia dan khususnya di Sulsel, mendapat smabutan dan dukungan serta support dari pemerintah Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar. Sebagai penyambutan peserta pada 12 Agustus 2015, para peserta akan bersilaturrahmi dan dijamu oleh Walikota Makassar di baruga Angin Mamiri Rumah Jabatan Walikota dan tanggal 13 Agustus 2015 oleh Gubernur Sulsel di Baruga Sangianseri,” ujar dia.
Pertemuan FIMA dan MUKISI mencakup pertemuan organisasi dan pertemuan ilmiah. Pertemuan organisasi FIMA meliputi Executive Committee Meeting, Council Meeting, pertemuan CIMCO-FOKI dan pertemuan IHCMUKISI. Pertemuan organisasi MUKISI adalah rapat kerja nasional ke-8 tahun 2015. Pertemuan ilmiah meliputi bidang ilmu kedokteran, manajemen rumah-sakit, pendidikan kedokteran dan tenaga kesehatan lainnya serta asuransi kesehatan. Tema untuk pertemuan ilmiah ini adalah tentang Healthy Life Style, Disease, Hospital Management and Health Insurance. [tar]
Sumber: inilah.com
Peduli Penghuni RS Hermana Lembean, Barata Banjir Dukungan dan Doa
manajemenrumahsakit.net :: Airmadidi – Kepedulian pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Utara 2015-2020 Yulisa Baramuli SH dan Ir Patrice Tamengkel (Barata), terhadap warga begitu tinggi.
Buktinya, Selasa (11/8/2015) pasangan ini mendatangi langsung Rumah Sakit Hermana Lembean Kecamatan Kauditan untuk berbagai kasih dan memberikan penguatan kepada semua penghuni tempat layanan kesehatan masyarakat tersebut.
Tidak mengherankan kedatangan kedua ublik figure ini sendiri mendapat sambutan hangat dari semua penghuni rumah sakit yang ada. Kami bangga memiliki pemimpin seperti mereka. Selain rendah hati, kepedulian sosialnya cukup tinggi. Terima kasih ibu dan bapak, bantuan ini sangat berarti,
Banyak Rumah Sakit Di Rohil Enggan Laporkan Hasil UPL
manajemenrumahsakit.net :: UJUNG TANJUNG-Meski sudah ada kewajiban, namun masih banyak Rumah Sakit yang membandel untuk melaporkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL) terutama mengenai pembuangan air limbah dari rumah sakit tersebut.
Walaupun laporan tersebut hanya sekali dalam enam bulan, hingga saat ini masih banyak Rumah Sakit belum melaksanakan kewajiban tersebut. Namun rumah sakit wajib melakukan pemantauan setiap bulan terhadap air limbah yang dibuang oleh Rumah Sakitnya..
Hal ini dikatakan Kepala Bapedal Kabupaten Rohil, Drs Sukma Alfalah Msi melalui Kabid Hukum Bapedal Rohil Mhd. Nurhidayat kepada Spiritriau.com senin (10/8) melalui telepon genggamnya.
Dijelaskannya Yang rutin melaporkan Amdal atau UPL dan UKL hanya rumah sakit yakni RSU Pratomo Bagan Siapiapi dan Rumah sakit Indah Bagan Batu dan yang lain nya tidak rutin, ” jelasnya.
Ditambahkanya pelaporan ini berfungsi untuk mengetahui pengolahan dan pemantauan limbah yang ada di Rumah Sakit tersebut, sebab hasil limbah yang dihasilkan Rumah sakit tersebut mengandung Bahan Berbahaya Beracun (B3) yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar, dan pelaporan ini harus dilakukan setiap Rumah Sakit,” tegasnya.
“Bagi yang masih belum melaporkan nanti kita beri surat peringatan atas kewajiban mereka dan kita lakukan sosialisasi, agar segera melaporkan kegiatan UPL dan UKL mereka, sebagian setelah kita surati sudah ada yang melapor tetapi sebagian yang lain belum,” jelasnya.
Ia melanjutkan, kalau untuk izin UPL dan UKL semua Rumah Sakit sudah punya, tetapi pelaporannya yang tidak rutin mereka lakukan.
“Nanti jika bagi rumah sakit yang belum juga melakukan pelaporan UKL dan UPL setelah kita surati maka sanksi perizinan yang berkaitan dengan BLH akan kita pending (tahan), seperti perizinan rekomendasi HO, izin air tanah, dan lainnya. Dan jika mereka tidak ada izin tersebut dari BLH maka pihak Rumah sakit tidak bisa memperpanjang Surat Izin Tempat Usaha (SITU) mereka.
” Sanksinya apabila Rumah sakit yang tidak melaporkan dapat dicabut izin Rumah sakit tersebut, melalui Bupati,” tegasnya. (Ang)
Sumber: spiritriau.com