Pada pertemuan ini sembilan RS Mitra A diberi kesempatan untuk melaporkan progress kegiatannya masing-masing yang kemudian menjadi basis untuk menentukan strategi pelaksanaan berikutnya.
1. RSUP Dr. Ciptomangunkusumo
RSCM melakukan kegiatan pengiriman residen senior untuk memberikan pelayanan di RSUD Ruteng, meningkatkan kapasitas RSUD Ruteng dan juga membantu RSUD Ruteng untuk membangun sistem pelayananannya. Selama periode kegiatan SH-PML telah terjadi peningkatan jumlah persalinan spontan maupun dengan penyulit dan kasus SC. Hal ini diakibatkan oleh adanya peningkatan jumlah rujukan dari Puskesmas dan terakreditasinya RSUD Ruteng sebagai RS Kelas C dengan pelayanan PONEK 24 jam. Angka kematian maternal sedikit menurun, namun kematian neonatal mengalami peningkatan.
Penyebab kematian ibu antara lain preeclampsia dan emboli air ketuban, sedangkan kematian bayi disebabkan karena kelahiran prematur ditambah dengan keterbatasan sarana penunjang pelayanan perinatology dan keterampilan penanganan BBLR yang masih rendah.
RSCM telah melakukan capacity building terhadap SDM di kebidanan, pelayanan neonatal, IGD dan Anestesi/OK/ICU untuk meningkatkan kemampuan SDM RSUD Ruteng. Selain itu juga dilakukan pelatihan, magang dan studi banding di luar RSUD Ruteng. Selain pelatihan yang terkait langsung dengan kegiatan klinis, juga dilakukan pelatihan untuk meninkatkan kemampuan manajerial, antara lain analisis beban kerja, manajemen keuangan dan persiapan untuk menerapkan PPK-BLUD.
2. RSAB Harapan Kita
RS yang mendampingi RSUD Kefamenanu ini merupakan satu dari dua RS non pendidikan yang dilibatkan sebagai RS Mitra A. Oleh karena itu, RSAB Harkit tidak melakukan kegiatan pemberian pelayanan klinis pada pasien. Kegiatannya berupa capacity building yang dilakukan langsung oleh dokter spesialis (konsultan) dari RSAB, memfasilitasi RSUD Kefa untuk ditetapkan sebagai RS Kelas C dan mempersiapkan pelaksanaan BLUD. Sebelumnya RSAB Harkit sudah membantu dalam mencapai status akreditasi.
Secara umum terjadi peningkatan kasus rujukan ibu melahirkan ke RSUD Kefa, yang secara proporsional juga berdampak pada meningkatnya angka kematian ibu. Jumlah operasi SC tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan sebelum dan sesudah program SH meskipun angka komplikasi meningkat tajam. Penyebab utama kematian diketahui adalah perdarahan ante partum, partus lama dan eklampsia. Lebih jauh lagi angka kematian neonatal juga mengalami peningkatan dari meningkatnya kasus rujukan ibu dan neonates dengan komplikasi. Penyebab utama kematian neonatus adalah asfiksia, BBLR/Prematur, Infeksi dan sebab lain.
Hasil kegiatan di RSUD Kefa menunjukkan mulai adanya layanan maternal dan neonatal yang terstruktur, ditunjukkan dengan meningkatnya kasus rujukan dari puskesmas dan menurunnya kasus rujukan ke RS Provinsi sehingga kasus berat dan kematian ada di RSUD Kefa (tidak lagi di puskesmas apalagi di rumah).
3. RSUP Dr. Kariyadi
RS ini mendamping RSUD Umbu Rara Meha, Waingapu, dengan mengirimkan tenaga residen senior untuk memberikan pelayanan sekaligus membangun sistem manajemen klinik. Jumlah persalinan secara keseluruhan sedikit meningkat, demikian juga dengan jumlah rujukan ibu dan bayi. Terjadi satu kematian maternal menjelang akhir tahun yang disebabkan karena perdarahan antepartum dengan faktor risiko grande multipara. Kematian neonatal menunjukkan trend meningkat sepanjang tahun 2012 dengan penyebab asfiksia (35%), prematur (27%) dan sepsis (26%).
Sebelumnya RSUD URM telah mendapatkan status terakreditasi setelah dibimbing oleh RSUP Dr. Kariyadi.
4. RS Panti Rapih
Ini adalah satu-satunya RS swasta yang terlibat dalam program SH-PML di NTT. RSPR berperan dalam melakukan pendampingan bagi RSUD Ende yang terletak di Pulau Flores. Sepanjang tahun 2012 telah terjadi peningkatan angka kematian ibu dan bayi di RSUD Ende, secara jumlah absolut maupun secara persentase. Sebanyak 50% kematian ibu disebabkan karena penyebab langsung, yaitu hipertensi dan 22% karena peradahan. Sisanya disebabkan karena infeksi, langsung maupun tidak langsung. Sedangkan kematian bayi disebabkan karena asfiksia (57%), faktor spesifik lain (23%) dan prematur (16%). Dari hasil analisis mendapal terhadap berbagai akar penyebab masalah kematian ibu dan bayi di RSUD Ende, RSPR menemukan bahwa faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi manajemen dan kepemimpinan di RSUD Ende, fasilitas, budaya kerja, SDM (dari aspek kompetensi dan jumlah). Data juga menunjukkan bahwa lebih dari 60% bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram faktor prehospital juga memiliki andil terhadap tingginya faktor risiko kematian ibu dan bayi.
5. RSUD Dr. Saiful Anwar
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang memberikan pendampingan pada dua RSUD di NTT, yaitu RSUD Atambua (Kabupaten Belu) dan RSUD Lewoleba (Kabupaten Lembata). Untuk memudahkan melihat hasil pada kedua RS ini, maka penyajiannya akan disampaikan dalam bentuk table perbandingan sebagai berikut.
Variabel | RSUD Atambua | RSUD Lewoleba |
Jumlah persalinan | Jumlah kunjungan langsung maupun rujukan meningkat | Kunjungan langsung maupun rujukan mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat |
Kematian maternal | Menurun dari 10 di tahun 2011 menjadi 5 di tahun 2012 | Sedikit meningkat selama periode sister hospital (2 di tahun 2011 dan 4 di tahun 2012) |
Penyebab kematian maternal | 50% oleh penyebab tidak langsung (malaria, hepatitis, jantung), sepsis puerpurium dan eklampsi/preeklampsi masing-masing 20%, sisanya karena abortus septik/abortus provokatus | 67% kematian karena penyebab tidak langsung (malaria, hepatitis, jantung), 16% karena preeclampsia/eklampsia, 16% karena ruptur uteri |
Jumlah kunjungan neonatal | Meningkat, baik pada pasien rawat inap yang datang sendiri maupun dengan rujukan | Menunjukkan trend yang meningkat |
Kematian neonatal | Meningkat | Meningkat |
Penyebab kematian neonatal | Jumlah kasus dan rujukan yang meningkat, SDM dan fasilitas di RSUD belum memadai. 31 kematian disebabkan karena asfiksia, 29% karena sepsis, 23% karena prematur dan sisanya karena sebab lain. | Sepsis (21 kasus, prematur/BBLR (17 kasus), asfiksia (14 kasus), penyebab lain (5 kasus) |
6. RSUP Sanglah
Data dari tahun 2010-2013 menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah persalinan dan rujukan maternal perinatal di RSUD Eka Pata, Waikabubak Hal ini tentu tidak terlepas dari adanya dokter spesialis Obsgyn dan Anak dari RSUP Sanglah yang memberikan pelayanan di RSUD EP. Meningkatnya jumlah persalinan dan angka rujukan ini belum dibarengi dengan peningkatan kompetensi dan kecukupan logistik di RSUD EP sehingga meningkatkan jumlah kematian. Ini berarti telah terkadi pergeseran lokasi kematian ibu dan anak, dari yang tadinya di luar RS menjadi di dalam RS.
Penyebab kematian ibu antara lain penyebab langsung (eklampsia/edema paru 1-2 kasus per tahun, emboli cairan ketuban (1 kasus di tahun 2011) dan penyebab tidak langsung (jantung, 2 kasus per tahun), hepatitis (1 kasus di tahun 2011), sepsis serta malaria serebral (masing-masing 1 kasus di tahun 2012).
7. RSUP Dr. Sardjito
Sebagaimana RSUD-RSUD lainnya di NTT, RSUD Bajawa Kab. Ngada juga mengalami peningkatan jumlah persalinan, rujukan ibu bersalin dan rujukan neonatus. Namun demikian jumlah persalinan per vaginam dengan tindakan dan jumlah SC mengalami penurunan. Yang menggembirakan adalah menurunnya jumlah kematian ibu bersalin, jumlah kematian neonatus dan jumlah neonatus bermasalah.
Sebagian besar bayi yang meninggal disebabkan oleh asfiksia, BBLR/premature dan sepsis.
8. RSUD. Dr. Soetomo
Sebagaimana RSUD Dr. Saiful Anwar, RSUD Dr. Soetomo juga menangani dua RSUD Di NTT yaitu RSUD TC Hillers Kab. Maumere dan RSUD Soe Kab. Soe.
Variabel | RSUD TC Hillers | RSUD Soe |
Jumlah persalinan | Angka persalinan meningkat dan angka rujukan maternal meningkat hingga 3x lipat dari tahun 2011 ke 2012 | Tidak tercatat |
Kematian maternal | Meningkat dari 4 ke 7 pada periode 2011-2012 | Meningkat dari 2 ke 6 pada periode 2011-2012 |
Penyebab kematian maternal | Pasien datang dalam kondisi jelek, tidak ada yang dapat dilakukan di RS untuk menolong ibu, sehingga terjadi pemindahan tempat kematian
Rujukan terlambat, rujukan estafet, penatalaksanaan awal tidak adekuat Pelayanan di RSUD tidak memadai |
|
Jumlah kunjungan neonatal | Angka kunjungan neonatal meningkat dan angka rujukan meningkat hingga 6x lipat dari tahun 2011 ke 2012 | Tidak tercatat |
Kematian neonatal | Meningkat dari 42 ke 59 pada periode 2011-2012 | Tidak tercatat |
9. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
RSWS melakukan pendampingan di RSUD Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Selama periode kegiatan SH-PML terjadi peningkatan angka kunjungan maternal perinatal maupun angka rujukannya. Seiiring dengan hal tersebut, terjadi pula kenaikan jumlah kematian ibu dan neonatus. Penyebab kematian ibu antara lain pre-eklampsia/eklampsia, SC a/I gawat janin & RUI, serta perdarahan. Sedangkan penyebab kematian neonatus adalah prematuritas/BBLR, Sepsis neonatorum, dan asfiksia neonatus.
Dapat dikatakan bahwa telah terjadi pergeseran tempat kematian dari luar RSUD ke dalam RSUD Larantuka.
Tulisan terkait:
1. Kontinuitas Program Tanpa Anggaran: Mungkinkah?