Pemerintah Brasil melarang semua rumah sakit di kota Campinas melakukan pemindaian MRI (scan).
Langkah itu diumumkan setelah tiga pasien menderita gagal jantung serta sesak nafas dan meninggal dunia setelah pemindaian rutin di sebuah rumah sakit swasta. Para pasien tersebut dilaporkan tidak memiliki masalah medis. Namun, mereka semua disuntik dengan zat kontras untuk memudahkan mesin pemindai melihat organ-organ dalam mereka. Pejabat kesehatan di Campinas, sekitar 100 km di barat Sao Paulo, membuka penyelidikan atas kematian itu.
Prosedur rendah risiko
Ketiga pasien tersebut adalah seorang wanita berusia 25 tahun serta dua orang pria berusia masing-masing 36 dan 39 tahun. Mereka melakukan pemindaian MRI di rumah sakit Vera Cruz pada hari Senin. Beberapa menit kemudian mereka dilaporkan merasa sakit dan menderita gagal jantung serta sesak nafas. Lebih dari 80 pasien lain menurut data juga melakukan pemindaian MRI di Campinas hari itu tetapi tidak ada yang mengalami efek samping. Pemindaian MRI dilakukan di hampir seluruh dunia dan dinilai rendah risiko. Para otoritas kesehatan berusaha mencari kaitan antara para korban, yang dikatakan tidak memiliki sakit serius atau isu-isu kesehatan umum lainnya. Namun pejabat mengatakan zat kontras yang diinjeksikan ke tubuh mereka sebelum pemindaian kemungkinan menjadi penyebabnya. Semua persediaan zat kimia itu telah disita dari rumah sakit tersebut untuk diteliti. Jika zat itu ternyata terbukti menjadi penyebab kematian, pasien di rumah sakit lain jiwanya terancam karena zat itu dipasok oleh pihak ketiga. Hingga penyebab kematian diketahui, semua pemindaian MRI menggunakan zat kontras itu, kecuali dalam keadaan darurat, dihentikan di semua rumah sakit umum di Campinas. Rekomendasi itu juga telah dikirimkan ke semua institusi swasta. Manajemen rumah sakit Vera Cruz mengatakan mereka melakukan sekitar 2.000 pemindaian MRI dalam satu bulan dan tidak pernah mengalami masalah.
Sumber: bbc.co.uk