Reportase
Webinar Unit Cost Effectiveness: Strategi Mengoptimalkan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Daerah Sebagai Upaya Transformasi Layanan Kesehatan
25 April 2025
PKMK-Yogyakarta. Yos Hendra, SE., M.,M.Ec.Dev.,AK.,CA., MAPPI yang merupakan peneliti PKMK menyampaikan topik terkait pentingnya unit cost dalam pengelolaan keuangan rumah sakit. Isu utama yang dihadapi Rumah Sakit Daerah saat ini sangat kompleks, seperti subsidi yang diterima dari pemerintah yang terbatas. Kemudian adanya program JKN yang menerapkan tarif INA-CBGs sangat mempengaruhi pengendalian mutu dan biaya operasional di rumah sakit. Sedangkan tarif pelayanan seharusnya dihitung berdasarkan biaya per unit layanan untuk mewujudkan jaminan mutu dan efisiensi. Maka dari itu pentingnya penyusunan dan perhitungan unit cost untuk menghadapi kompleksitas isu yang ada. Unit cost merupakan biaya yang dibutuhkan rumah sakit untuk menghasilkan satu buah produk pelayanan. Perhitungan Unit Cost adalah total biaya dibagi volume produk.
Komponen unit cost meliputi biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang ada ketika adanya pasien yang berobat ke rumah sakit, misalnya biaya obat, dan bahan medis habis pakai lainnya. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya lain diluar biaya pelayanan rumah sakit, seperti gaji karyawan dan keperluan listrik, air, dan biaya lain-lain. Dalam operasional rumah sakit, unit cost bermanfaat sebagai acuan dalam penetapan tarif layanan, perencanaan anggaran berbasis kinerja, berguna dalam evaluasi efisiensi pelayanan, menjadi bahan dalam pengambilan keputusan manajemen, serta sebagai rujukan dalam negosiasi tarif dengan stakeholders.
Perlu digaris bawahi bahwa tarif pelayanan tidak sama dengan biaya pelayanan. Contohnya pada JKN seharusnya klaim dibandingkan dengan biaya pelayanan rumah sakit bukan pada tarif rumah sakit. Pada praktiknya, terdapat berbagai tantangan dalam penyusunan unit cost, diantaranya ketersediaan data pelayanan dan data biaya yang kurang lengkap dan tidak akurat, sistem informasi rumah sakit belum mendukung, serta kurangnya pemahaman manajemen rumah sakit tentang pentingnya akuntansi biaya.
Kemudian untuk menjawab tantangan tersebut, Barkah Wahyu P., SE.,AK.,CA. menyampaikan strategi optimalisasi unit cost di rumah sakit melalui pengoptimalan sistem akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang fokusnya pada informasi keuangan internal untuk membantu manajemen dalam hal perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan, dan evaluasi kerja. Isu yang terjadi saat ini adalah banyak rumah sakit yang memberikan pelayanan pada pasien JKN, sehingga konsekuensinya adalah tarif ditentukan oleh Kementerian Kesehatan, pangsa pasar banyak, namun rumah sakit harus dituntut selalu efektif dan efisien dalam mengendalikan mutu dan biaya. Rumah sakit harus memastikan biaya pelayanan/estimated cost sudah sesuai agar rumah sakit tidak merasa dirugikan atas isu yang ada. Estimated cost/biaya pelayanan adalah penjumlahan atas biaya pelayanan mulai dari pasien masuk hingga pasien keluar dari rumah sakit. Namun untuk menghitung estimated cost kita harus mengetahui informasi unit cost pelayanan pada suatu rumah sakit. Untuk menghitung unit cost maka suatu rumah sakit perlu untuk mengembangkan akuntansi biaya rumah sakit. Pada akhirnya, unit cost bukanlah tujuan akhir, namun sebagai tahap awal dari perjalanan menuju akuntansi manajemen yang efektif dan berbasis data.
Terdapat pertanyaan menarik dari salah satu peserta yaitu seperti apa indikator under cost atau over cost pada rumah sakit. Yos menjawab bahwa Indikator tersebut tidak bisa secara pakem ditentukan, karena menyesuaikan dengan rumah sakit itu sendiri. Namun pada prinsipnya adalah semakin banyak data yang tidak penting dimasukkan maka semakin tinggi pula keraguan terhadap data tersebut.