Reportase
Webinar “Overview: Mengapa Rumah Sakit Daerah di Wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) Penting Menyusun atau Merevisi Renstra?”
Kamis, 24 April 2025
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D membuka webinar dengan menyatakan masalah yang terjadi saat ini, masih banyak tantangan yang dialami oleh sistem kesehatan di Indonesia, khususnya di daerah 3T, yaitu masih kekurangan dokter spesialis, kurangnya infrastruktur, dan kurang terjangkaunya aksesibilitas terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga berdampak terhadap kurangnya mutu pelayanan hingga ketidakmerataan tren klaim JKN. Seorang pemimpin RS harus mampu menanggapi isu tersebut menggunakan model berpikir sense making untuk merespon perubahan lingkungan yang mempunyai output berupa tindakan. Tindakan tersebut dapat berupa penyusunan rencana strategis. Rencana strategis RS Daerah harus disusun dengan sinergitas antara misi visi daerah dan Renstra Dinkes yang mengacu kepada RPJMD.
Berikutnya, dr. Rahmat Fitriadi, M.Kes memaparkan Transisi Kepemimpinan Daerah: Implikasi terhadap Visi Misi dan Layanan Kesehatan Daerah di wilayah 3T bahwa saat ini terdapat masalah mulai dari ekonomi, demografi, kapasitas fiskal dan perubahan politik, terutama dengan adanya pergantian kepala daerah. Seorang pemimpin pada dasarnya memiliki karakteristik dan gaya kepemimpinan masing-masing. Saat ini, gaya kepemimpinan yang diperlukan yaitu responsif, fokus pada pembangunan infrastruktur, mengedepankan inovasi dan teknologi, pengaruh dinamika politik lokal, tantangan transparansi dan akuntabilitas. Selain itu, seorang pemimpin harus mampu mendeteksi perubahan lingkungan internal dan eksternal, hingga menentukan langkah strategis yang sesuai dengan organisasi masing-masing yang tertuang dalam penyusunan rencana strategis.
Paparan terakhir disampaikan oleh Drs. Syafrudin Hamzah, S.E., M.M. mengenai pengantar program Pelatihan Jarak Jauh Penyusunan Renstra RSD di Wilayah 3T dengan mengangkat latar belakang yaitu kurangnya kondisi keuangan, baik pendapatan RS, kapasitas fiskal Pemda, dan kemampuan ekonomi masyarakat. Selain itu, kondisi SDM, sarana, dan teknologi juga masih kekurangan. Aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan juga masih kurang terjangkau oleh masyarakat karena jumlah penduduk yang jarang. Dalam menghadapi tantangan tersebut, RS sebagai organisasi harus memiliki pemimpin yang mampu mendeteksi, memahami, menafsirkan, hingga merespon dengan tindakan. Respon tersebut berupa perencanaan langkah strategis untuk membawa RS kearah masa depan yang lebih baik yang tertulis dalam dokumen Renstra. Pelatihan Renstra ini akan diselenggarakan berbasis kelompok (Pendidikan, Kompetisi Tinggi, 3T, Lainnya) dan dimulai pada 28 April hingga 19 Mei dengan total 6 kali pertemuan.
Reporter : Bestian Ovilia Andini