KBRN, Nabire: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nabire menjadi salah satu pusat layanan kesehatan utama di Papua Tengah. Meski Kabupaten Nabire kini berstatus sebagai ibu kota Provinsi Papua Tengah, RSUD Nabire sejak lama telah melayani pasien dari berbagai wilayah, termasuk Kabupaten Waropen Papua, Teluk Wondama, dan Teluk Bintuni di Papua Barat, serta Dogiyai, Deiyai, Paniai, dan Intan Jaya di Papua Tengah.
Dengan populasi Kabupaten Nabire mencapai 200 ribu jiwa, RSUD Nabire juga menjadi rujukan bagi masyarakat di wilayah sekitarnya. Hal ini membuat rumah sakit tipe C ini harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pasien yang terus meningkat.
Pelayanan Over Target, Keterbatasan Obat Jadi Tantangan
Bupati Nabire, Mesak Magai, menyatakan bahwa RSUD Nabire telah memberikan pelayanan maksimal meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan fasilitas dan sumber daya yang sering kali membuat rumah sakit kewalahan.
“Kami memiliki 200 tempat tidur, tetapi dengan jumlah pasien yang terus bertambah, sering kali kapasitas ini tidak mencukupi. Selain itu, meskipun obat-obatan dan kebutuhan medis lainnya sudah dipesan maksimal, keterbatasan status rumah sakit tipe C tetap menjadi kendala,” ucap Bupati Mesak, Selasa (21/1/2025).
Menurutnya, aturan pengadaan obat untuk rumah sakit tipe C tidak memungkinkan pemesanan obat generik atau paten tertentu yang hanya tersedia di rumah sakit tipe B atau A. Akibatnya, pasien kadang harus membeli obat di luar rumah sakit berdasarkan resep dokter.
Komitmen Tingkatkan Pelayanan dan Kesejahteraan SDM
Bupati Mesak juga menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan di RSUD Nabire sesuai dengan kemampuan yang ada. Saat ini, rumah sakit telah melayani lebih dari 1.900 pasien dengan tenaga kesehatan berjumlah 800 orang.
“Kesejahteraan tenaga kesehatan menjadi perhatian utama kami. Kami juga sangat berterima kasih atas dukungan dari Pemerintah Provinsi Papua Tengah yang terus membantu kami untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” tambahnya.
Solusi Melalui Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
Dalam pertemuan dengan jajaran kesehatan di RSUD Nabire, Direktur RSUD Nabire, dr. Frans Charles Sayori, M.Kes, mengungkapkan bahwa berbagai solusi telah disepakati untuk mengatasi persoalan di rumah sakit. Salah satunya adalah pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).
“Dengan SIMRS, tata kelola rumah sakit diharapkan lebih efisien sehingga pelayanan bisa ditingkatkan. Kami bersyukur Bupati dan Dewan Pengawas sangat mendukung langkah ini,” jelas dr. Frans.
RSUD Nabire tetap menjadi andalan masyarakat Papua Tengah. Dengan komitmen pemerintah daerah dan dukungan semua pihak, diharapkan rumah sakit ini dapat terus berkembang dan memberikan layanan kesehatan yang lebih baik di masa depan.
Sumber: rri.co.id