KBRN, Biak : Penyakit stroke masih menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia, menempati peringkat kedua di dunia. Hal ini menjadi perhatian khusus Kementerian Kesehatan RI melalui program KJSU – KIA (Kanker, Jantung, Stroke, Uronefrologi, dan Kesehatan Ibu dan Anak).
Saat ini, RSUD Biak memperkenalkan layanan komprehensif stroke yang sesuai dengan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Stroke meliputi layanan ambulans PSC untuk penanganan cepat, program trombolisis dengan ateplase, tindakan Neurointervensi dan Neurorestorasi Engineering.
Pelayanan Neurointervensi dan Neurorestorasi Engineering tertera dalam PNPK Stroke oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia HK.01.07/MENKES/394/2019 dan layanan yang sudah dilakukan di Jakarta dan kota besar lainnya serta dapat masuk dalam pelayanan BPJS.
Hal ini dipaparkan pada seminar dalam rangka memperingati Hari Stroke Sedunia Tahun 2024. Serangkaian kegiatan digelar untuk meningkatkan kesadaran dan pelayanan kesehatan terkait stroke.
Selaini seminar, acara yang berlangsung di RSUD Biak juga menampilkan senam dan dialog kesehatan, menghadirkan para ahli neurologi dan pemangku kepentingan daerah, Jumat (29/11/2024).
Kegiatan ini diinisiasi oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI) cabang Papua, Yayasan Stroke Indonesia (YASTROKI) cabang Papua, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Biak Supiori, PPNI, dan Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI).
Pada kesempatan ini, dr. Gerard A. Juswanto, CH, Cht, M.Kes Sp.N, FNRE dan dr. Rony P. Sinaga Sp.N, FINA, menjadi pemateri utama dalam seminar Hari Stroke Sedunia.
Penjabat Bupati Biak Numfor, Sofia Bonsapia, saat diwawancarai media memberikan apresiasi positif terhadap fasilitas kesehatan stroke di RSUD Biak.
“Kami sangat senang karena alat penanganan stroke ini hanya tersedia di Kabupaten Biak Numfor dan RSUD Biak Numfor. Di Papua, bahkan di tempat lain, tidak ada fasilitas seperti ini,” ucapnya usai kegiatan Hari Stroke Sedunia.
Sofia menekankan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap layanan kesehatan stroke.
“Kami tidak perlu merujuk pasien ke luar daerah. Kami memiliki dokter spesialis lengkap dan peralatan medis yang memadai,” ujarnya.
“ Kesehatan merupakan program prioritas yang harus didukung pemerintah daerah. Kita bisa bekerja dengan baik jika kita sehat,” ucapnya, menambahkan.
Apresiasi senada disampaikan Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Kabupaten Biak Numfor, Muhammad Makka Arief, terhadap upaya RSUD Biak dalam penanganan stroke.
Makka menggarisbawahi beberapa poin penting termasuk mengedukasi masyarakat umum dan pasien tentang pentingnya penanganan stroke dini. Selain itu, komitmen Komisi 3 DPRK Biak akan melakukan pertemuan dengan BPJS untuk membahas cakupan layanan yang belum optimal, khususnya untuk pasien stroke.
“Kami baru mengetahui bahwa penanganan stroke dalam waktu kurang dari 6 jam memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi,” ujarnya.
Baik Penjabat Bupati maupun Ketua Komisi 3 DPRD sama-sama menekankan pentingnya keberlanjutan program edukasi dan layanan kesehatan stroke.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat PERDOSNI, Dr. dr. Dodik Tugasworo Pramukarso menyampaikan harapannya agar pelayanan neurologi di Papua semakin maju dan lengkap. Ia mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap pencegahan stroke melalui gaya hidup sehat.
Ketua Kolegium Neurologi Indonesia (KNI), Prof. Dr. dr. Syahrul Sp.N (K), juga menekankan perlunya peningkatan jumlah spesialis neurologi di wilayah Papua melalui dukungan pendidikan dan fasilitasi.
Pejabat RSUD Biak, dr. Linna mewakili Direktur RSUD Biak dr. R. Ricardo Mayor, M.Kes menyampaikan apresiasi terlaksananya kegiatan tersebut. Ia juga menegaskan komitmen rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik, khususnya bagi pasien stroke.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Penjabat Bupati, Sekretaris Daerah, anggota DPRK, perwakilan BPJS, yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Biak dan puluhan pasien stroke.
Melalui kolaborasi lintas organisasi dan dukungan pemerintah daerah diharapkan pelayanan stroke di Biak dapat setara dengan pelayanan di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Sumber: rri.co.id