RSUD Grati sekarang punya program Srikandi Ber-bestie. Dengan program ini, pasien bisa memilih untuk dirawat oleh dokter hingga perawat yang berjenis kelamin yang sama.
Layanan medis syariah ini bermula dari banyaknya permintaan pasien wanita yang ingin dilayani oleh dokter dan perawat wanita.
Sebab tidak jarang, pelayanan medis dilakukan di areal intim. Misal payudara hingga reproduksi.
Dari sini, sejumlah dokter spesialis menyampaikan permintaan tersebut pada manajemen RSUD Grati.
Akhirnya dibentuklah poli yang diberi nama Poli Srikandi. Atau singkatan dari Sistem Pemeriksaan Kesehatan Wanita RSUD Grati.
Poli Srikandi ini saat ini masih memiliki sejumlah pelayanan yang terbatas. Hanya lima pelayanan spesialis.
Mulai dari spesialis bedah, kandungan, jiwa hingga radiologi. Total ada 12 dokter spesialis yang siap melayani. Baik laki laki maupun perempuan.
Kecuali spesialis jiwa yang hanya memiliki satu dokter berjenis kelamin perempuan.
Lainnya pasien bisa memilih sesuai kenyamanan. Pelayanan Radiologi memiliki satu dokter laki laki dan satu dokter wanita; bedah memiliki satu dokter laki laki dan dua perempuan.
Kemudian, anestesi mempunyai dua dokter perempuan dan satu laki laki. Sedangkan kandungan memiliki dua dokter laki laki dan satu dokter perempuan. Untuk program operasinya diberi nama bedah syariah RSUD Grati (Bestie).
“Sehingga layanan syariah ini dikenap dengan nama Srikadi Ber Bestie. Mulai beroperasi sejak tahun ini,” kata spesialis bedah, dr Inge Kurniawati.
Inge menyebut pelayanan medis syariah ini belum berjalan setiap hari. Hanya seminggu sekali setiap Rabu. Sebab kasus yang ditangani bukan yang bersifat gawat darurat.
Misalnya, gejala keputihan, atau pendarahan di areal jalan lahir. Poli Srikandi Ber-bestie ini berada di lantai 1 RSUD Grati.
Selama operasi, pasien diperbolehkan untuk didampingi oleh anggota keluarga atau suaminya.
Saat operasi, bagi pasien wanita akan dilayani oleh petugas medis yang berjenis kelamin wanita.
Mulai dari yang membantu menuju kamar operasi, yang memberikan obat bius, hingga yang melakukan operasi.
“Operasi tidak berlangsung lama. Paling lama 10 menit. Bebas bagi pasien ingin ditemani keluarga sendiri atau tidak selama operasi berlangsung,” jelas Inge.
Kabid Pelayanan Medik (Yanmed) RSUD Grati, drg Aris Kurniawan menjelaskan, bagi pasien berobat menggunakan BPJS, maka harus menggunakan sistem berjenjang.
Mereka yang ingin berobat harus mendapatkan rujukan dari puskesmas dahulu.
Sementara bagi pasien umum bisa langsung datang ke RSUD Grati tanpa mengikuti antrean.
Rata rata masyarakat yang datang menikmati program Srikandi Ber-bestie dikarenakan karena mereka tidak nyaman dilayani oleh dokter laki laki.
Apalagi kultur masyarakat Pasuruan yang sangat kental dengan agama. Sehingga merasa malu jika dilayani oleh petugas medis berlainan jenis.
“Jumlah peminat layanan ini cukup tinggi. Dalam satu hari bisa 30 pasien. Paling banyak keluhan soal genekologi,” tutur Aris.
Direktur RSUD Grati, drg Dyah Retno Lestari menjelaskan, pelayanan syariah ini menjawab kebutuhan medis saat ini.
Sebab banyak masyarakat yang ingin dilayani oleh dokter atau perawat yang sesama jenis. Mereka malu dan tidak nyaman dilayani berlainan jenis.
Pelayanan syariah ini satu satunya di Pasuruan raya. Belum ada Rumah Sakit di Pasuruan yang memiliki pelayanan syariah.
Dengan pelayanan ini harapannya, pelayanan medis di RSUD Grati bisa semakin dikenal luas.
“Mereka yang memiliki latar belakang agama yang kuat, berasal dari lingkungan pondok bisa terfalitasi dengan baik,” tutur Retno.
Anto, warga Desa Rebalas, Kecamatan Grati mengaku sangat senang dengan adanya pelayanan medis syariah.
Sehingga keinginan masyarakat Pasuruan yang ingin dilayani pengobatan sesuai syariat Islam bisa terjawab.
Ini jadi jawaban bagi mereka yang ingin ditangani oleh tenaga medis sesama jenis. Tentu tidak nyaman dan malu dirawat berlawanan jenis,” tuturnya. (fun)
Sumber: radarbromo.jawapos.com