LAMONGAN, BIDIKNASIONAL.com –Komite Keperawatan bekerjasama dengan DPK PPNI RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Dalam Peningkatan Kompetensi Keperawatan dalam Pemeriksaan Fisik dan Pendokumentasian RSUD Dr. Soegiri Lamongan, menyelenggarakan In-House Training.
Acara In-House Training atau biasa disebut seminar dan workshop ini, peserta disuguhi dengan Safety Briefing dilakukan pihak RSUD Dr. Soegiri melalui tim K3RS sebelum acara workshop dan seminar dimulai.
Safety Briefing itu dilakukan sebagai prosedur keselamatan bagi pasien, pengunjung sekaligus bekal bagi para petugas Rumah Sakit.
Selanjutnya, dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan yel_yel RSUD Dr. Soegiri Lamongan. In-House Training ini bertempat di Aula lantai 3 Rumah Sakit kebanggaan masyarakat Lamongan.
Kegiatan seminar dan workshop yang digelar secara daring dan luring bertemakan, “Peningkatan Kompetensi Keperawatan dalam Pemeriksaan Fisik dan Pendokumentasian ini, menghadirkan narasumber dengan tiga materi yang disampaikan.
Pertama, “Aplikasi SBAR dalam pelaporan dan pencatatan pada status rekam medis pasien dengan narasumber dr. Eka Ari Puspita, Sp, An., Kepala ICU RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Kedua, “Pemeriksaan Fisik dengan narasumber Joko Susanto, S.Kep, Ns, M.Kes., Dosen Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
Ketiga, “Pendokumentasian Dalam Status Rekam Medis Pasien oleh Suwaji, S.Kep, Ns., Kepala Ruangan Dahlia 4 RSUD Dr. Soegiri Lamongan,” ujar Ketua panitia penyelenggara, Harun Rosyid, S.Kep., Ns. Selasa, (26/07).
Lebih lajut dikatakan Harun Rosyid, kami melihat akan pentingnya ketiga materi ini, karena ketiganya kopetensi dasar yang harus dimiliki oleh semua perawat atau bidan.
Hal ini sesuai dengan PMK (peraturan menteri kesehatan) nomor 40 Tahun 2017 dan sekaligus untuk menunjang akreditasi,” katanya.
Kegiatan ini diikuti oleh 70 orang dari seluruh perawat maupun bidan, selain itu yang tidak bisa hadir sudah mengikuti Live striming dan yotube RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Tujuan pembelajaran In-House Training ini adalah agar perawat dan bidan dalam memberikan asuhan keperawatan mampu untuk melakukan pemeriksaan fisik dengan benar.
Mampu melakukan komunikasi efektif, memberi asuhan dengan metode SBAR serta mampu memberikan pendokumentasian yang lengkap dan benar didalam rekam medis,” terang Harun Rosyid.
Sementara, Aji Suyono, S.Kep, Ns, Ketua Komite Keperawatan RSUD Dr. Soegiri Lamongan,” Puji syukur Ahamdulillah kami sampaikan, dalam menjamin kwalitas pelayanan keperawatan dan kebidanan.
“Maka tenaga keperawatan harus mempunyai mutu yang lebih dan mempunyai kwalitas pelayanan yang lebih baik.
Mutu profesi keperawatan harus lebih ditingkatkan secara terus menerus sesuai perkembangan masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perubahan standar profesi serta standar pelayanan. Untuk meningkatkan peningkatan dan kemampuan profesi tenga keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Maka perlu dilakukan sistem pendidikan profesi profesional bagi tenaga keperawatan,” ujar Aji Suyono.
Selain itu, kata Aji, berbagai cara yang bisa kita lakukan antara lain melalui audit keperawatan, diskusi, refleksi diskusi kasus, study kasus, seminar maupun.pelatihan.
Komite keperawatan berkomitmen, untuk meningkatkan mutu keperawatan dengan mengembangkan profesi berkelanjutan bagi tenaga keperawatan,” katanya.
“Keperawatan melalui berbagai upaya, yang sekarang ini kita lakukan dengan menyelenggarakan seminar dan workshop ini.
Harapan saya setelah dilakukan kegiatan ini, peserta akan mendapatkan masukan ilmu yang berharga dalam meningkatkan profesional untuk memberikan pelayanan keperawatan.
Sehingga, terjadi peningkatan kepuasan pasien atau yang mendapatkan pelayanan tersebut,” harapnya.
Seminar dan workshop ini, kita bekerjasama dengan rumah sakit, komite keperawatan DPK (Dewan Pimpinan Kabupaten) PPNI (Persatuan Perwat Nasional Indonesia) Lamongan.
Dalam hal ini narasumber dr. Eka Ari Puspita, Sp, An., memaparkan, “SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation).
“Merupakan kerangka komunikasi efektif yang digunakan oleh perawat dirumah sakit untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan perhatian segera.
Disebutkan oleh dr. Eka, SBAR pada Tahun 1995-2005 JCAHO (Joint Commissionon Accreditation of Healthcare Organizations) meninjau >2537 “sentinel events”
“Artinya, (kejadian tak terduga dalam pelayanan kesehatan hingga menimbulkan kematian) di sejumlah RS umum dan instalasi gawat darurat.
Komunikasi, menjadi isu penyebab utama terjadinya “sentinel events”.
Kejadian pada Tahun 2005, sebanyak 70% “sentinel events”, disebabkan oleh masalah komunikasi.
Mengapa Terjadi Kegagalan Komunikasi?” tanya dr. Eka, karena adanya perbedaan gaya komunikasi, frekuensi aktivitas yang tinggi.
Selain itu, sering melakukan interupsi, tidak ada standardisasi dalam mengelola informasi penting serta kehilangan informasi,” papar dr. Eka yang juga Kepala ICU RSUD Dr. Soegiri Lamongan ini.
Apakah yang salah? dr. Eka mengatakan, “Perhatian utama adalah komunikasi- Tetapi: Masalah-dinyatakan secara tidak jelas, Tindakan- tidak dilakukan, Keputusan-tidak tercapai/Tidak dihasilkan.
Lebih lanjut, komunikasi Dokter-Perawat berbeda dipengaruhi oleh, pengalaman pelatihan dan latihan, gaya komunikasi, pengalaman masa lalu, tingkat kewenangan, serta nada bicara dan tingkat penghormatan.
Gaya Komunikasi Dokter dan Perawat, Perawat: naratif dan deskriptif, Dokter dibentuk sebagai “problem solvers”, sehingga: “Apa faktanya?”
Faktor lain, jenis kelamin, perbedaan kultur. Hubungan terdahulu, hirarki dan persepsi dalam tim tergantung sudut pandang.
Inisiatif Teton Valley Healthcare (penyedia jasa perawatan pasien), pada 2006.
Selain itu, kata dr. Eka, Inisiatif Teton Valley Healthcare (penyedia jasa perawatan pasien), pada 2006.
Implementasi SBAR dapat, menjawab tuntutan “Joint Commission’s”
terhadap komunikasi yg tepat bagi pasien hand-offs ( pertukaran informasi antar tenaga kesehatan), proses masuk rawat inap, proses pemindahan, laporan antar shift, juga Daily rounds.
Begitu jug meningkatkan komunikasi dokter/tenaga medis pada kondisi
kritis maupun bukan kritis dalam pelayanan kesehatan,” terang dr. Eka dengan lugas dan jelas.
Situation
Nyatakan nama dan asal unit: Saya menghubungi Anda tentang nama
pasien kamar….. & Masalah: Alasan saya menghubungi Anda…..
Background
“Nyatakan hasil diagnosa dan tanggal pasien masuk. Nyatakan riwayat kesehatan yang sesuai. Sinopsis singkat dari pengobatan terakhir yg diterapkan saat itu
Assessment
Informasi objektif dan subjektif yang tepat. Kondisi terakhir tanda-tanda vital. Status mental. Kualitas dan laju respirasi. Tekanan darah, denyut nadi, dan kualitasnya. Rasa nyeri. Perubahan saraf.. Wama kulit dan perubahan rhythm.
Recommendation
Nyatakan usulan tindakan yg akan dilakukan: Memindahkan pasien Mengganti pengobatan? Mengunjungi pasien? Berbicara pada keluarga dan pasien tentang…? Meminta konsultasi dokter dan melihat kondisi pasien?
Recommendation
Usulan lainnya: pemeriksaan Analisa gas Darah, EKG, Pemeriksaan penunjang. Jika perubahan pengobatan yg disarankan, maka tanyakan: “seberapa sering?”
Tanyakan: “Jika tidak ada perubahan kondisi pasien, kapan Anda bersedia dihubungi kembali?”
Contoh
Situation: Dr. Jones, saya menghubungi Anda tentang Tuan Smith pasien dengan nafas pendek.
Background: Dia adalah pasien dengan penyakit paru-paru kronis dan telah mengalami peningkatan SOB lebih dari 4 jam. Saat ini pasien dalam kondisi yg sangat buruk. Saturasi oksigen
95% pada 3L nc hingga malam ni.
Contoh
Assessment. Rasenmemill”expiratory wheezes diseluruhareaparu-paru. Saturasioksigenadalah padacygen3uncdan pasien dalam kondisi sultistat. Recommendation: Menurut saya pasien perludipindahkanke.
Contoh kasus:
assalamu’alaikum dokter, consul pro icu px atas nama ny XY dg colic abd ec fecal massa, cva infark, dm hiper, post hemorroid. skrg perdarahan trs dok A:
S: ass. Dok saya Ika dari bog. 3 mau konsul px pro icu usia 40 th Hemoroid operasi tgl 25, sekarang sedang perdarahan terus.
B. Post op hemoroid hari ke 5, CVA infark 5 th yang lalu, DM hiper.
A: GCS 356, akral dingin, N 60
R: Mulai perdarahan, sudah masuk cairan 1000, koloid 500.
Hal-Hal yg Perlu Dilakukan/Diketahui
Sebelum Menghubungi Dokter: Assessment. Menyiapkan data. Diskusi dengan teman sejawat. Mengetahui siapa yang dihubungi.
Mengetahui diagnosis. Membaca catatan kemajuan. Mencatat jenis alergi, pengobatan, dan hasil laboratorium & Mengetahui status pasien “kode”.
Data: Soap
Subjective: gejala yang dikeluhkan oleh pasien. Objective: tanda yang ditunjukkan oleh pasien.
Cara pemeriksaan :
➤B1-B6. Head to toe examination. Look-listen n feel.
Assesment: kesimpulan sementara. Planning: rencana tindak lanjut,” beber dr. Eka yang juga sebgaai Kepala ICU RSUD Dr. Soegiri Lamongan ini mengakhiri.
Hal senada, berkaitan dengan pemeriksaan fisik dikupas dan disampaikan oleh narasumber Joko Susanto, S.Kep, Ns, M.Kes., Dosen Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
Kemudian dilanjutkan paparan soal “Pendokumentasian Dalam Status Rekam Medis Pasien” yang disampaikan oleh Suwaji, S.Kep, Ns., Kepala Ruangan Dahlia 4 RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Sumber: bidiknasional.com