Mataram (ANTARA) – Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat merintis program layanan bayi tabung sebagai salah upaya membantu pasangan suami istri yang belum memiliki keturunan.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram Ni Ketut Eka Nurhayati di Mataram, Kamis, mengatakan program layanan bayi tabung ini sebenarnya sudah disiapkan sejak akhir 2017.
“Bahkan, sudah punya berbagai peralatan dan laboratorium inseminasi di lantai lima gedung Graha Mentaram. Tapi, akibat gempa bumi yang terjadi pada Agustus 2018, semua hancur,” katanya.
Terkait dengan itu, Eka yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala SMF Obgyn RSUD Kota Mataram kembali merintis dan membuka layanan yang sudah ditunggu banyak pasangan sumi istri.
Saat ini pihaknya masih mencari tempat yang memenuhi syarat untuk laboratorium inseminasi di sekitar areal rumah sakit, sebab pascagempa bumi lantai lima Graha Mentaram yang berada di bagian selatan gedung RSUD Kota Mataram tidak ditempati lagi.
“Laboratorium inseminasi ini harus dekat dengan ruang operasi dan ICU, sehingga kita tidak bisa mencari lahan di luar areal rumah sakit,” katanya.
Menurutnya, kebutuhan anggaran untuk membuka layanan program bayi tabung sekitar Rp5 miliar. Dana tersebut hanya untuk penyiapan laboratorium inseminasi.
“Belum termasuk pelatihan tenaga ahli dan penyiapan alat-alat. Tapi, sebagian alat yang rusak akibat gempa bumi sudah diperbaiki dan masih bisa digunakan, tinggal kita tambah yang kurang-kurang saja,” katanya.
Lebih lanjut, Eka mengatakan layanan bayi tabung di Kota Mataram dan Nusa Tenggara Barat (NTB) secara umum sangat potensial. Bahkan, puluhan pasangan suami istri sudah ada didaftar tunggu.
“Karena layanan bayi tabung di sini belum ada, saya sudah banyak merujuk pasangan suami istri untuk program bayi tabung ke berbagai daerah, seperti ke Bali, Surabaya dan Bandung,” sebutnya.
Oleh karena itu, ia berharap program bayi tabung di RSUD Kota Mataram bisa segera dibuka dan akan menjadi layanan pertama serta satu-satunya di NTB.
“Kalau terkait dengan harga, layanan bayi tabung sekitar Rp50 juta. Tinggi memang, karena obat-obatannya impor dan mahal,” kata Eka.
Sumber: antaranews.com