Mataram (Suara NTB) – RSUD NTB terus membuat terobosan baru dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu produk layanan unggulan dari IPDRS RSUD NTB yang dikomandoi dr. Susi Wirawati TS bersama Tim Ahli yang diketuai dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK adalah pelayanan donor trombopheresis untuk memenuhi kebutuhan donor trombosit pada pasien
Layanan produk donor trombosit ini berbeda dengan trombosit konvensional biasa. Karena memiliki kualitas trombosit 10 kali lipat dibandingkan produk trombosit konvensional biasa. Sehingga cukup satu pendonor trombopheresis saja untuk kebutuhan 10 kantong pada donor trombosit biasa.
‘’Jadi donor trombopheresis ini jauh lebih efektif, efesien serta lebih aman bagi pasien,’’ kata Kepala IPDRD RSUD NTB, dr. Susi Wirawati TS dikonfirmasi Suara NTB, Selasa, 14 Desember 2021 siang kemarin.
Susi menjelaskan, layanan donor trombopheresis menggunakan alat yang sudah dimiliki RSUD NTB. Yaitu, alat yang sebelumnya digunakan untuk memproduksi plasma konvalesen, terapi pengobatan untuk pasien Covid-19.
Alat ini bukan saja digunakan untuk memproduksi plasma konvalesen tetapi juga dapat digunakan untuk memproduksi trombosit dengan metode trombopheresis. Prinsipnya donor trombopheresis ini untuk memudahkan ketersediaan trombosit.
‘’Kita membantu pasien-pasien yang membutuhkan trombosit dalam jumlah banyak. Biasanya dokter spesialis meminta 10 kantong yang biasanya dari 10 pendonor. Itu metode konvensional atau biasa. Tetapi kalau menggunakan trombopheresis ini, bisa hanya berasal dari satu pendonor saja. Kualitas satu kantong trombosit jauh lebih baik atau 10 kali lipat dibandingkan metode konvensional,’’ ungkapnya.
Dengan layanan donor trombopheresis, keluarga pasien tak perlu mencari pendonor banyak-banyak. Dokter Susi mengatakan, layanan ini pertama kali di NTB. ‘’Untuk donor trombopheresis ini baru RSUP NTB yang memang pertama kali dan satu-satunya di NTB,’’ ungkapnya.
Dengan donor trombopheresis, pendonor bisa melakukan donor 14 hari kemudian. Berbeda dengan donor sel darah biasa, pendonor butuh waktu 2 – 3 bulan lagi untuk mendonorkan darahnya.
Dengan metode donor trombopheresis, sel darah merah tidak dikeluarkan tapi dikembalikan lagi ke tubuh pendonor. Yang diambil adalah trombositnya. ‘’Sama seperti plasma konvalesen. Karena sel darah merah itu tidak dikeluarkan,’’ jelas dr. Susi. (nas)
Sumber: suarantb.com