TULUNGAGUNG lll Tempat duduk di ruang tunggu pelayanan Instalasi Farmasi Ruang Rawat Jalan RSUD dr. Iskak tak pernah sepi dari pengunjung. Terutama pada jam-jam layanan di hari kerja. Senin sampai Jumat.
Pasien atau keluarganya, akan segera memadati deretan kursi tunggu yang berjajar di depan loket instalasi Farmasi mulai pukul 08.00 WIB hingga tengah hari.
Seperti terlihat siang itu, pengunjung sedang menebus resep obat setelah menjalani pemeriksaan di poliklinik.
Proses menunggu tebusan obat ini yang biasanya memakan waktu lama. Apalagi jika antrian banyak.
Duh, bisa berjam-jam baru mendapat panggilan untuk mengambil obat yang diresepkan dokter.
Lamanya proses pengambilan obat di Instalasi Farmasi ini yang membuat sebagian orang bertanya, apa saja sih poin pekerjaan yang dikerjakan apoteker?, Mengapa lama sekali mempersiapkan obat. Padahal, resep obatnya tidak banyak.
Untuk itu, marilah kita telusuri tahapan pekerjaan yang dilakukan apoteker bersama Kepala Instalasi Farmasi RSUD dr. Iskak Binti Muzayyanah, M. Farm. Klin. Apt.
Binti menjelaskan, Instalasi Farmasi menjadi salah satu unit pelayanan di RSUD dr. Iskak yang memberikan pelayanan kefarmasian. Seperti menyediakan, mengelola, dan mendistribusikan obat-obatan.
Instalasi Farmasi memiliki peran yang krusial, yakni bertanggung jawab atas obat yang keluar dan digunakan untuk pengobatan pasien.
Nah, inilah alur pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD dr. Iskak yang perlu anda semua tahu.
Pasien atau keluarga pasien menyerahkan resep ke ruang farmasi.Petugas administrasi menerima resep obat tadi. Skrining resep yang awal terdiri dari pengecekan resep secara administrasi dan fisik. “Skrining obat secara fisik ini memeriksa dosis obat, apakah sudah sesuai dengan pasien apa belum? jika pasien anak-anak, maka dosisnya dikurangi dan lain sebagainya.” terang Binti.Resep dihantar ke ruang racik obat untuk pengambilan dan meracik obat (jika ada di daftar resep). Petugas memberikan e-tiket atau label yang berisi keterangan tentang pengonsumsian obat ke masing-masing obat.Skrining obat lagi, yaitu mengecek apakah obat sudah sesuai resep. Dan apakah e-tiket sudah sesuai obatnya? Petugas meng-klik data obat agar masuk ke data di komputer, bisa juga disebut barcode. Memanggil pasien atau keluarga pasien untuk menyerahkan obat, sekaligus memberikan edukasi singkat mengenai penggunaan obat. Jika resep obat terdapat obat-obat khusus seperti obat insulin dan sebagainya, maka pasien atau keluarga pasien akan dipanggil untuk ke ruang konsultasi, dengan begitu pengunaan obat yang khusus bisa dilakukan di rumah.
Jika pengambilan obat diwakilkan, maka harus dengan syarat membawa kartu rekam medis.
Binti Menambahkan, masing-masing tahapan tersebut, dijalankan oleh petugas yang berbeda, hal ini dilakukan supaya meminimalisir kesalahan atau kekeliruan dalam pengambilan obat.
Begitulah alur pelayanan di Instalasi Farmasi. Binti mengatakan, pelayanan yang harus detail dan akurat membutuhkan durasi yang agak panjang, terlebih jika antrean resep obat banyak dan panjang.
”Di pelayanan farmasi rawat jalan, kira-kira terdapat 500 resep per harinya,” kata dia.
Salah satu tips agar tidak menunggu resep obat yang lama, Binti mengatakan, resep obat bisa ditinggal, setelah itu bisa diambil saat sore atau satu hari setelahnya. Hal ini bisa disampaikan ke petugas saat menyerahkan resep. Untuk diketahui, Instalasi Farmasi memiliki 33 Apoteker, 43 Petugas Teknis Kefarmasian (PTK). Mereka bertugas di sejumlah titik, seperti ruang farmasi rawat jalan, rawat inap, IGD (Instalasi Gawat Darurat), kamar operasi, ICU, Graha Mandiri, dan lain sebagainya. ||| Dodik
Sumber: aktualonline.co.id