CILACAP – Guna mengatasi masalah ketersediaan oksigen, Pemkab Cilacap berencana membuat Generator Oksigen di RSUD Cilacap.
Hal itu diutarakan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Dian Setyabudi saat mengikuti Pendampingan Penyusunan Action Plan Program Pengendalian Covid-19 Daerah secara virtual, Jumat (30/7). Menurutnya generator itu, akan dibangun di RSUD Cilacap.
Ia mengatakan, selain upaya pembangunan oksigen generator, upaya mengatasi masalah ketersediaan oksigen juga dilakukan dengan menggandeng beberapa pihak.
“Kami mengusahakan mendapatkan bantuan pengisian oksigen dari PT Krakatau Steel sebanyak 120 tabung dua kali dalam seminggu, serta pengisian langsung ke pabrik oksigen di Samator Kendal dan Tegal. Pemkab Cilacap juga sudah menerima 50 unit oksigen konsentrator dari Pertamina RU IV Cilacap,” ucapnya.
Sementara itu Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji memaparkan sejumlah usaha telah dilakukan untuk mengatasi pandemi Covid-19, salah satunya vaksinasi.
Namun demikian, upaya vaksinasi terkendala sulitnya mendapatkan vaksin. Selain itu, Pemkab Cilacap juga mengaku sulit mendapatkan oksigen.
Dalam kegiatan pendampingan Penyusunan Action Plan Program Pengendalian Covid-19 Daerah, bupati berharap pemerintah dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut.
Adapun Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) A. Pitoyo Adhi, menjelaskan permasalahan umum pengendalian pandemi di daerah yaitu kurangnya layanan fasilitas kesehatan, banyaknya berita hoax, ketidakdisiplinan protokol kesehatan.
Sejauh ini, lanjut dia belum semua desa/kelurahan membentuk posko dan mengalokasikan anggaran penangan Covid-19. Di tingkat kecamatan, supervisi dan pelaporan dinilai belum optimal.
Di Puskesmas, penyediaan layanan terhadap isoman masih kurang. Demikian juga di tingkat provinsi/kabupaten/kota, dukungan kepada posko desa/kelurahan serta kemapuan leadership dan kreativitas tidak seragam.
Sejauh ini, lanjut dia belum semua desa/kelurahan membentuk posko dan mengalokasikan anggaran penangan Covid-19. Di tingkat kecamatan, supervisi dan pelaporan dinilai belum optimal.
Di Puskesmas, penyediaan layanan terhadap isoman masih kurang. Demikian juga di tingkat provinsi/kabupaten/kota, dukungan kepada posko desa/kelurahan serta kemapuan leadership dan kreativitas tidak seragam.
Sumber: suaramerdeka.com