Reportase
Webinar Isolasi Mandiri Virtual untuk Meningkatkan Surge Capacity
dan Solusi Krisis Finansial Pelayanan Kesehatan
Kamis, 1 Juli 2021
Webinar ini dilaksanakan atas kerja sama PKMK FK – KMK UGM dengan National Hospital Surabaya yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai penggunaan telemedicine di National Hospital Surabaya dalam hal ini produk layanan berupa isolasi mandiri virtual. Webinar menghadirkan narasumber Adj. Prof Hans Wijaya (CEO National Hospital) dan Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes, MAS sebagai pembahas. Webinar ini dimoderatori oleh Ni Luh Putu Eka Putri Andayani, SKM, M.Kes
Adj. Prof Hans Wijaya
Hans menyampaikan adanya inovasi program isolasi mandiri virtual yang diluncurkan National Hospital Surabaya dilatarbelakangi oleh beberapa hal yaitu adanya lonjakan kasus COVID-19 yang membuat ketersediaan tempat tidur di RS terbatas dan juga tenaga kesehatan yang mulai kewalahan, ketakutan orang untuk ke RS, kekhawatiran orang akan kondisi kesehatanya, serta reimbursement lambat yang membuat cashflow RS terkendala. Berpegang pada koridor regulasi seperti pada Peraturan Konsil Kedokteran Nomor 74 Tahun 2020 pasal 9 yang mengatur mengenai penerapan telemedicine di masa pandemi disebutkan bahwa penerapan telemedicine bisa dilaksanakan dengan melalui fasyankes. Pelayanan yang diberikan pada program ini meliputi : 1) telekonsultasi dengan dokter umum dan spesialis (24 jam), 2) pemantauan klinik tim farmasi, 3) jaminan ketersediaan obat COVID-19 yang langka, dan 4) menggunakan NH apps dengan platform catatan medis elektronik. Diharapkan dengan adanya inovasi ini dapat menurunkan tingkat kunjungan ke RS sehingga menghindari collapse pada fasyankes. Isoman yang terpantau akan menghasilkan output yang baik sehingga bisa mengurangi pembiayaan karena kondisi pasien tidak memburuk.
Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes, MAS
Andre menyatakan bahwa implementasi telemedicine masih jauh dari yang diharapkan. Banyak faktor yang mempengaruhi antara lain regulasi, pembiayaan, kebiasaan dokter, dan faktor pasien sehingga menjadikan pengurangan makna dari telemedicine itu sendiri. Telemedicine bukan sekedar kegiatan konsultasi tetapi berprinsip pada caring dan treating. Masih ada tantangan yang harus dihadapi terkait dengan persiapan dan memberikan caring dan treating tanpa physical contact. Regulatory environment harus disiapkan untuk melindungi dokter, pasien, dan masyarakat secara luas. Perlu diperhatikan mengenai pyramid telemedicine yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1) Ease of Use (faktor pasien), 2) Evidance (Faktor dokter atau RS), 3) Technological infrastructure (faktor RS), dan 4) Funding and Policies (Faktor Pembayar dan Regulator).
Untuk mengakses webinar tersebut dapat diakses pada link berikut https://youtu.be/Id12R3jI5KM
Reporter: Putri Ramelia