Warga harus ekstrawaspada. Kasus positif Covid-19 makin meningkat. Hingga Minggu (27/12), rumah sakit rujukan Covid-19 di Sidoarjo dipenuhi pasien. Bahkan, RSUD Sidoarjo sudah tidak menerima pasien dari luar kota. ”Kami tolak rujukan dari luar (daerah) sejak seminggu lalu,” kata Direktur RSUD Sidoarjo Atok Irawan.
Saat ini ada 207 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit milik pemerintah tersebut. Jumlah itu melebihi kapasitas ketersediaan tempat tidur isolasi bagi pasien yang terpapar virus korona jenis baru tersebut.
RSUD Sidoarjo menyiapkan 205 tempat tidur isolasi. Namun, hingga saat ini pasien terus berdatangan. Beberapa orang di antaranya memiliki gejala berat sehingga perlu pertolongan segera demi keselamatan nyawa mereka. Ruang isolasi yang tersedia itu sudah optimal. Pihak rumah sakit telah melakukan penambahan. Namun, tetap saja jumlah pasien lebih banyak daripada tempat isolasi yang disediakan. ”Tidak mungkin kami menambah lagi (tempat tidur isolasi) karena SDM terbatas,” ujar Atok.
Menurut dia, ratusan pasien di ruang isolasi belum termasuk para pasien yang stagnan di instalasi gawat darurat (IGD). Ada 41 pasien probable Covid-19 yang belum mendapat kamar dan masih berada di lantai 1 IGD.
Membeludaknya pasien Covid-19 tersebut telah dilaporkan pihak rumah sakit kepada pemerintah daerah. Bahkan, mereka telah melapor ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo. Termasuk permintaan untuk pasien dengan status probable Covid-19 di IGD yang stagnan sampai sekarang. Tujuannya, mereka yang bergejala ringan bisa dipindahkan ke hotel yang disediakan pemerintah untuk isolasi mandiri. Dengan begitu, pihak rumah sakit dapat merawat pasien dengan gejala sedang dan berat lebih optimal. Namun, permintaan itu belum bersambut.
Hotel tempat isolasi pasien Covid-19 juga masih penuh sehingga tidak memungkinkan menerima pasien baru. Terlebih yang bergejala. Padahal, selama ini gejala anosmia, nyeri tenggorokan, dan badan panas bisa isolasi mandiri. Mereka menjalani isolasi di hotel jika rumah mereka tidak memungkinkan untuk tempat isolasi.
Tingginya angka kasus Covid-19 membuat pemerintah harus lebih peduli. Dinkes harus segera mengambil kebijakan cepat dan tepat supaya penanganan tidak terlambat. Salah satu solusi yang menurut Atok dapat segera direalisasikan adalah menyiapkan tempat isolasi lagi. ”Disiapkan mal pelayanan publik (MPP) untuk buka lagi,” tuturnya. Upaya itu juga dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus korona. Berdasar perkiraan ahli epidemiologi, kasus makin meningkat hingga Januari tahun depan. Bukan hanya ruang isolasi mumpuni yang harus segera disediakan. Evaluasi penanganan dan kondisi pandemi saat ini juga perlu dilakukan agar kebijakan tepat dapat diambil demi keselamatan rakyat.
Kepala IGD RSUD Sidoarjo Ivan Setiawan menjelaskan, bukan hanya lantai 1 IGD yang penuh pasien Covid-19. Tempat isolasi IGD di lantai 3 juga sesak. Sudah ada 39 pasien yang dirawat. Banyaknya pasien korona yang dirawat itu disebabkan kenaikan kasus positif. Bahkan, kunjungan IGD setiap hari meningkat. ”Kemarin (Sabtu, Red) ada 141 pasien. Sebanyak 35 pasien itu probable dan 4 pasien confirm Covid-19,” ungkap Ivan. Sisanya, 102 pasien, merupakan pasien non-Covid-19.
Karena itulah, rujukan Covid-19 untuk sementara dihentikan dulu sampai pasien yang stagnan di IGD dapat terurai. Pihak IGD masih menerima pasien non-Covid-19, tetapi juga bergantung situasi perkembangan IGD dan ketersediaan ruang rawat inap yang dituju.
Selain ruang isolasi di lantai 1 dan 3 IGD, ada lagi ruang isolasi di lantai 2 yang khusus diperuntukkan ibu yang hendak melahirkan. Saat ini ada delapan pasien di ruang isolasi dari total 15 tempat tidur yang disediakan. ”Mayoritas pasien Covid-19 datang sendiri,” kata Irvan.
Sumber: jawapos.com