GAZA – Rumah Sakit Indonesia (RSI) yang dibangun MER-C dapat berfungsi sebagai RS biasa. Sehingga RS yang dibangun di Bait Lahiya, Jalur Gaza, Palestina ini tidak hanya dapat digunakan untuk menampung korban perang saja. Tapi memang maksud awal dari pembangunan RS ini untuk menampung korban perang.
“Dulu di saat perang dengan Israel 2009 lalu, RS Assifa, satu-satunya RS yang dijadikan rujukan di Gaza City. Pada saat itu, RS Assifa mengalami kelebihan beban pekerjaan dan korban,” ujar Presidium MER-C, Jose di Bait Lahiya, Gaza, Kamis (24/10)
Jose menjelaskan bahwa untuk itulah RS Indonesia dibangun, namun RS ini dapat digunakan di saat damai pula.
Pembangunan RS Indonesia ini masih membutuhkan dana sebesar Rp 30 miliar. Sampai saat ini, dana yang telah terkumpul sebesar Rp 25 miliar.
Namun biar bagaimana pun RS Indonesia telah memiliki 5 kamar operasi dan 10 tempat tidur ICU. RS ini dilengkapi juga dengan klinik anak, neorologi, penyakit dalam, jantung dan sebagainya.
“RS ini telah memiliki bank darah yang amat diperlukan di saat-saat darurat,” jelas Jose.
RS Indonesia juga melayani rekonstruksi dan rehabilitasi orang cacat. Mereka yang cacat dapat dilatih di sini, agar nantinya dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.
Sumber: berita99.com
[…] Rumah Sakit Indonesia (RSI) yang dibangun MER-C dapat berfungsi sebagai RS biasa. Sehingga RS yang dibangun di Bait Lahiya, Jalur Gaza, Palestina ini tidak hanya dapat digunakan untuk menampung korban perang saja. Selengkapnya […]