Kesehatan Mental Balita dan Anak – Anak Positif COVID-19 yang Dikarantina
Community of Practice for Health Equity
Balita dan anak – anak adalah salah satu kelompok yang rentan terpapar COVID-19. Per 29 Agustus 2020, terdapat 2.2% kelompok umur 0 – 5 tahun dan 7.2% kelompok umur 6 – 18 tahun positif COVID-19 yang menjalani perawatan serta isolasi. Perhatian lebih harus diarahkan kepada anak – anak yang dalam perawatan COVID-19 karena tidak hanya fisik mereka yang rentan, namun kesehatan mental mereka juga rentan. Anak – anak dalam perawatan COVID-19 yang terpisah dari orang tua atau pengasuh mereka, anak – anak yang orangtua atau pengasuhnya terinfeksi, atau bahkan meninggal dari penyakit ini memiliki banyak pertanyaan yang mungkin belum bisa mereka mengerti.
Sprang et al. (2013) menemukan bahwa anak – anak yang terisolasi atau terkarantina selama pandemi memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan stress akut, gangguan penyesuaian, dan kesedihan. Perpisahan dengan orang tua juga memiliki dampak jangka panjang akan kesehatan mental, termasuk gangguan suasana hati, psikosis, dan bunuh diri. Menurut penelitian dari Krass et al. (2020), dari 19 pasien berumur 11 – 17 tahun rawat inap psikiatri yang positif COVID-19, 63% mengalami PTSD, diikuti dengan gangguan suasana hati (42%), ADHD (42%), penyakit ODD (oppositional defiant disorder, 32%), dan depresi berat (37%). Depresi dan ansietas juga meningkat drastis saat awal diagnosis Covid-19.
Mayoritas anak – anak dalam perawatan COVID-19 ditemani oleh orang tua mereka atau tenaga kesehatan di rumah karantina. Namun, terdapat beberapa anak di dunia yang tidak mendapatkan dukungan sosial dan pengawasan yang cukup dari orang dewasa di sekitar mereka. Padahal, anak – anak memiliki kebutuhan sosial yang tinggi, pengawasan, dan persahabatan dari orang – orang disekitar mereka agar perkembangan psikologis mereka berkembang dengan baik. Oleh karena itu, harus terdapat usaha – usaha untuk menjangkau anak-anak yang membutuhkan perhatian lebih selama pandemi ini, terutama anak – anak positif COVID-19.
Anak – anak dalam perawatan harus ditemani orang dewasa, baik orang tua mereka ataupun perawat, yang dapat mendampingi mereka selama 24 jam. Pendampingan ini juga harus sesuai protokol COVID-19. Pendampingan sangat diperlukan untuk memantau perubahan suasana hati anak – anak dan mengidentifikasi awal masalah kesehatan mental anak. Namun, orang dewasa yang mendampingi anak selama perawatan COVID-19 harus diperhatikan kelayakannya. Sebagai contoh, orangtua dengan suasana hati yang kurang baik, cemas, atau depresi dapat mempengaruhi anak mereka juga. Selain itu, komunikasi yang baik antar tenaga medis dan orang tua atau wali anak penting. Orangtua dan tenaga kesehatan mungkin tidak sependapat tentang perawatan yang harus dijalani seorang anak. Oleh karena itu, harus ada kolaborasi yang baik antar pihak agar anak dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang efektif dan nyaman.
Adapun Liu et al. (2020) mengusulkan agar tenaga kesehatan anak menerima pelatihan formal untuk memfasilitasi masalah kesehatan mental anak, memperhatikan perubahan-perubahan perilaku pada anak – anak, dan mengenali gejala awal gangguan mental untuk intervensi dan rujukan lebih lanjut. Selain itu, harus ada pedoman yang evidence-based dan strategi operasional yang sistematis untuk menangani masalah kesehatan mental anak terkait pandemi COVID-19 dan setelah pandemi ini. Akses anak – anak akan layanan kesehatan mental juga dapat ditingkatkan melalui jaringan kolaboratif yang terdiri dari psikiater, psikoterapis, peneliti, dan relawan komunitas. Untuk menanggulangi dampak jangka panjang dari pandemi ini pada kesehatan mental anak, surveilans dan skrining gangguan mental pasca pandemi diantara anak – anak juga harus dipertimbangkan. (Giovanna Renee Tan)
Referensi
Cambridge Core, n.d. Posttraumatic Stress Disorder in Parents and Youth After Health-Related Disasters | Disaster Medicine and Public Health Preparedness. URL https://www.cambridge.org/core/journals/disaster-medicine-and-public-health-preparedness/article/posttraumatic-stress-disorder-in-parents-and-youth-after-healthrelated-disasters/4F3E4300F74CEEAFA8EE95E490944888 (accessed 8.29.20).
GTPP COVID-19. Peta Sebaran Covid-19. covid19.go.id. URL https://covid19.go.id/peta-sebaran (accessed 8.29.20).
Krass, P., Zimbrick-Rogers, C., Iheagwara, C., Ford, C.A., Calderoni, M., 2020. COVID-19 Outbreak Among Adolescents at an Inpatient Behavioral Health Hospital. Journal of Adolescent Health 0. https://doi.org/10.1016/j.jadohealth.2020.07.009
Liu, J.J., Bao, Y., Huang, X., Shi, J., Lu, L., 2020. Mental health considerations for children quarantined because of COVID-19. The Lancet Child & Adolescent Health 4, 347–349. https://doi.org/10.1016/S2352-4642(20)30096-1
Policy Lab. Mental Health Conditions Among Hospitalized Children. URL https://policylab.chop.edu/project/mental-health-conditions-among-hospitalized-children (accessed 8.29.20).