Edisi Minggu ke 34: Selasa 25 Agustus 2020
Kesehatan Mental Tenaga Medis Selama Covid-19 : Menuju New Normal Community of Practice for Health Equity Lima bulan telah berlalu sejak awal merebaknya pandemi COVID-19. Meskipun upaya preventif dan promotif COVID-19 dan budaya hidup sehat dalam masyarakat telah digencarkan, pada Juli – Agustus 2020 tetap terdapat sekitar dua ribu kasus terkonfirmasi baru di Indonesia setiap harinya dan per 22 Agustus 2020, terdapat 39.706 pasien dalam perawatan.1 Para tenaga medis harus bekerja keras demi menyelamatkan pasien, baik pasien COVID-19 maupun pasien umum. Selama lima bulan lamanya, para tenaga medis yang senantiasa terletak di garda depan penanganan COVID-19 terpapar stressor yang konstan dan sangat tinggi. Selama pandemi ini, tidak ada tenaga medis yang tidak pernah mengalami gangguan psikologis, tapi hanyalah ada tenaga medis yang takut untuk mengakui bahwa mereka membutuhkan dukungan kesehatan mental. Rencana Manajemen Darurat Rumah Sakit Selama Pandemi COVID-19 Kasus yang terkonfirmasi dan diduga dari penyakit virus korona baru (COVID-19) 2019 telah meningkat tidak hanya di Wuhan, Provinsi Hubei, tetapi juga China dan dunia. Permintaan yang sangat besar untuk penanganan wabah COVID-19 menantang personel pelayanan kesehatan dan sistem pasokan medis. Di Rumah Sakit China Barat, bagian gawat darurat (Emergency Department) melakukan misi penerimaan klinis, diagnosis primer, dan perawatan sementara untuk kasus yang dicurigai COVID-19. Laporan singkat ini bertujuan untuk mempresentasikan langkah – langkah manajemen sementara rumah sakit ini tentang perlindungan personel perawatan kesehatan di Rumah Sakit China Barat dalam kondisi beban kerja yang intens dan kekurangan pasokan alat pelindung diri (APD) setelah wabah COVID-19. Kesimpulannya, rencana manajemen darurat Rumah Sakit China Barat dapat meringankan beban kerja UGD, melindungi petugas kesehatan, dan mengendalikan infeksi silang selama pandemi COVID-19. Peneliti menganjurkan agar setiap rumah sakit membuat rencana kontinjensi yang sesuai dengan kondisi mereka. Artikel ini dipublikasikan pada 2020 di jurnal Academic Emergency Medicine. Webinar Pentingnya Koordinasi Multi-Sektor Program Gizi Remaja di Masa Pandemi C-19 CoP for Health Equity 2 September 2020 Remaja didefinisikan sebagai individu yang berusia 10-19 tahun dan di Indonesia, ada sekitar 45 juta remaja dimana 22 juta di antaranya adalah remaja putri dan mereka menyumbang 18 persen dari total populasi. Masa remaja adalah periode ketiga dari tiga periode pertumbuhan tercepat yang terjadi di dalam siklus kehidupan seorang manusia, pertama sejak dalam kandungan dan yang kedua pada masa bayi (usia 0-1 tahun). Kecepatan tertinggi pertumbuhan linier terjadi pada masa remaja, dimana 15-25 persen tinggi orang dewasa dan 50 persen berat orang dewasa dicapai selama periode ini . Karena pertumbuhan yang pesat serta perubahan sosial dan perkembangan yang terjadi selama tahap kehidupan ini, remaja rentan terhadap masalah gizi . Remaja memiliki kebutuhan energi dan gizi yang meningkat untuk mempertahankan pertumbuhan yang sehat selama periode pertumbuhan yang cepat ini. |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia di Era New Normal |
|
Karakteristik Klinis, Tatalaksana dan Kematian Pasien COVID-19 di Genoa, Italia |
|
“Kenali Audiens Anda”: Program Keterlibatan Komunitas Rumah Sakit Anak Nirlaba di Kamboja |
25 Aug2020
Edisi Minggu ke 34: Selasa 25 Agustus 2020
Subscribe
Login
0 Comments