Jakarta – Pemerintah meresmikan operasional Rumah Sakit (RS) Akademik Universitas Gajah Mada (UGM). Bangunan ini sudah rampung 100% dan siap dipakai sebagai RS rujukan penanganan COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelum diresmikan, proyek ini sempat mangkrak selama 10 tahun. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), proyek ini sempat terhenti pada tahun 2010 dengan progres saat itu masih 75%.
Pekerjaan lanjutan penyelesaian RS Akademik UGM dilaksanakan sejak 20 April 2020. Kini RS tersebut bisa digunakan sepenuhnya setelah seremonial peresmian yang berlangsung virtual, Senin (8/6/20).
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Sumadilaga pada acara peresmian melalui saluran YouTube KemenPU, itu menjelaskan bahwa pekerjaan penyelesaian lanjutan pembangunan Gedung Yudistira dan Gedung Arjuna RSA UGM merupakan tindak lanjut dari surat Mensesneg dan BNPB selaku Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
“Kementerian PUPR diminta mempersiapkan rumah Sakit UGM sebagai rumah sakit rujukan Covid-19,” ujarnya.
Pelaksanaan pembangunan gedung dimulai tanggal 20 April 2020 dan selesai pada 31 Mei 2020 atau sekitar 37 hari. Pembangunan lanjutan RS Akademik UGM dilakukan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Badan Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi DIY dengan kontraktor PT Adhi Karya dan Manajemen Konstruksi PT. Virama Karya.
Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal elektrikal dan plumbing. Pekerjaan perbaikan struktur berupa pekerjaan screed beton (lapisan halus di atas beton/plester), perkuatan baja, dan perbaikan membran. Pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing meliputi pekerjaan kabel tray, pipa conduit, hydran, instalasi air minum dan listrik.
“Adapun kondisi eksisting gedung Arjuna dan gedung Yudistira sebelumnya adalah berupa struktur beton bertulang dengan 5 lantai yang dibangun oleh UGM pada tahun 2010, 10 tahun yang lalu,” bebernya.
RS ini terdiri dari dua gedung, masing-masing terdiri dari lima lantai dengan luas seluruhnya sekitar 8.600 m2 dan memiliki kapasitas total sebanyak 107 tempat tidur, yakni di Gedung Yudhistira dengan luas 4.177 m2 dan Gedung Arjuna dengan luas 4.505 m2.
Gedung Arjuna lantai 5 sebagai ruang isolasi kritis dilengkapi dengan negatif pressure sejumlah 15 tempat tidur. Lantai 4 sebagai ruang perawatan pasien dalam pengawasan (PDP) dengan kapasitas 23 tempat tidur. Lantai 3 sebagai ruang istirahat tenaga medis. Lantai 2 sebagai ruang ganti medis.
“Lantai satu tidak ditangani karena memang sudah dimanfaatkan oleh rumah Sakit Akademik UGM,” kata Danis.
Adapun Gedung Yudhistira lantai 5 sebagai ruang perawatan PDP dengan kapasitas 23 tempat tidur. Lantai 4 sebagai ruang perawatan PDP dengan kapasitas 24 tempat tidur. Lantai 3 sebagai ruang perawatan PDP dengan kapasitas 22 tempat tidur. Lantai 2 sebagai ruang poliklinik COVID-19. Lantai 1 sebagai ruang fasilitas penyimpanan logistik.
Sumber: cnbcindonesia.com