KUDUS – RSUD dr Loekmono Hadi Kudus telah siap melakukan tes swab secara mandiri.
Bantuan alat kesehatan, real time polymerase chain reaction (RT-PCR) dari Djarum Foundation tersebut diserahkan di Ruang Laboratorium Bio Molekuler pada hari Senin (8/6/2020).
Plt Bupati Kudus, HM Hartopo mengatakan, kepemilikan alat RT-PCR itu diharapkan dapat memeriksa hasil swab pasien covid-19 tidak perlu menunggu lama.
Jika sebelumnya sampel swab tersebut harus dikirimkan ke Semarang atau Salatiga dan hasilnya keluar tiga hari setelahnya.
“Harapannya dalam sehari sudah bisa diketahui hasilnya. Jadi tidak perlu menunggu lama,” ungkap Hartopo.
Dia juga telah menyesuaikan kebutuhan ruangan untuk bisa memanfaatkan alat kesehatan itu secara maksimal.
“Ruangan itu sempat dijebol dindingnya dan dicat untuk ruangan alat ini,” ujar dia.
Menurutnya, keberadaan alat RT-PCR tersebut menjadi kebahagiaan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kudus serta warga masyarakat.
“Cita-cita kami semua sudah tercapai dengan keberadaan alat ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, dr Abdul Aziz Achyar mengatakan, alat RT-PCR itu dapat mempercepat penanganan pasien covid-19.
“Alat RT-PCR ini untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari virus dengan cepat,”ujar dia.
Menurutnya, tes RT-PCR merupakan satu-satunya alat tes yang dinilai paling akurat untuk mendeteksi corona virus dan telah direkomendasikan oorganisasi kesehatan dunia atau World Healt Organization (WHO).
“Alat ini juga untuk mengidentifikasi dan memberi gambaran epidemologis kejadian wabah sehingga dapat ditentukan strategi yang tepat untuk menghentikannya,” paparnya.
“Alat RT-PCR ini untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari virus dengan cepat,”ujar dia.
Menurutnya, tes RT-PCR merupakan satu-satunya alat tes yang dinilai paling akurat untuk mendeteksi corona virus dan telah direkomendasikan oorganisasi kesehatan dunia atau World Healt Organization (WHO).
“Alat ini juga untuk mengidentifikasi dan memberi gambaran epidemologis kejadian wabah sehingga dapat ditentukan strategi yang tepat untuk menghentikannya,” paparnya.
Sumber: tribunnews.com