Sejumlah rumah sakit (RS) swasta di Yogyakarta mengalami kondisi sulit memasuki kurang lebih dua bulan penanganan virus korona (covid-19). Mereka memiliki persediaan alat kesehatan yang minim dan kesulitan ekonomi.
Pengurus Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yogyakarta Sri Aminah menjelaskan RS swasta mengalami penurunan pedapatan. Hal tersebut diketahui berdasarkan keluh kesah rekan medis yang berada di beberapa RS swasta.
“Pendapatan selain dari penanganan covid-19 memang menurun sekali, kurang dari 50 persen. Karena ini instruksi dari pusat pelayanan difokuskan pada covid-19,” ujar Sri dalam diskusi virtual, Minggu, 17 Mei 2020.
Hal tersebut berdampak terhadap persediaan alat pelindung diri (APD) untuk keselamatan tenaga medis. Karena biaya pemebelian APD tidak murah.
“Teman-teman (medis) dari RS swasta bilang APD hanya sanggup untuk satu minggu ini saja. Salah satu rumah sakit kelas D. Ada yang bisa sampai Juli, September, setelah itu saya enggak tahu,” jelasnya.
Sri menambahkan RS swasta juga bertanggung jawab untuk tetap menggaji tenaga medis. Alhasil, beberapa tenaga medis hanya masuk dua hari dalam satu minggu untuk menekan pengeluaran biaya.
Menurut dia, kondisi berbeda ada di RSUD yang tak mengalami masalah berarti akibat penanganan wabah covid-19. Karena dana opersional didukung dari anggaran Belanja Tidak terduga (BTT), Anggaran Pendatan Belanja Daerah (APBD), dan Badan Layanan Umum Daerah (Blud).
“Manajemen saya (RSUD) masih optimis. Kita masih bisa mencairkan lagi APBD perubahan dan SDM kami dibayar oleh negara sebagian besar ASN (aparatur sipil negara),” tuturnya.
Sri berharap banyak uluran tangan yang dapat meringankan beban RS swasta dalam penanganan covid-19. Gerakan kemanusian bertajuk sambatan Jogja (Sonjo) dapat menjadi wadah bagi donatur mendistribusikan bantuan terkait covid-19.
Dompet Kemanusian Media Group (DKMG) juga pernah memberikan bantuan alat kesehatan ke Sonjo. Alkes tersebut telah distribusikan ke beberapa rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sumber: lampost.co