Saat ini virus corona menjadi perhatian dunia termasuk Indonesia. Penyebaran virus ini sangat cepat, tercatat pertama ditemukan pada Desember 2019 hingga 2 Februari 2020 korban mencapai 305 meninggal dunia dan 14.568 terinfeksi di seluruh dunia, dengan korban terbanyak di Cina (Kompas.com). Dampak dari wabah corona tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan saja, namun aspek keuangan juga sangat dipengaruhi dengan adanya wabah corona.
Mengutip CNNIndonesia.com, virus corona telah mengguncang pasar Cina, dan mengacaukan rencana liburan Tahun Baru Imlek. Biasanya, Tahun Baru Imlek menjadi musim migrasi manusia tahunan terbesar, dimana ratusan juta pelancong Cina menjejal diri masuk pesawat, kereta, hingga bus. Virus corona telah mengakibatkan pemerintah setempat menutup sebagian besar akses keluar dan masuk ke Wuhan, Hubei, Cina. Kota berpenduduk 11 juta itu disinyalir jadi tempat virus corona lahir dan berkembang biak. Investor bahkan sudah mengkhawatirkan virus ini mewabah dan menghantam ekonomi Cina. Pada pekan lalu, saham tiga maskapai utama di Cina, yakni Air China, China Southern, dan China Eastern, ditutup lebih rendah 2,5 persen akibat kasus virus corona menyeruak.
Kerberadaan virus kerena telah membuat sebagian besar aktivitas ekonomi di Cina terhenti. Di kuartal pertama tahun ini, Cina bisa jadi kehilangan momentum pertumbuhan hingga 62 miliar dollar AS. Wabah virus corona yang terjadi di Cina mirip dengan SARS yang juga menyerang Cina pada 2003 lalu. Berdasarkan data Macquarie Group, saat SARS mewabah hampir 17 tahun lalu, ekonomi Cina merosot jadi 9,1 persen pada kuartal III 2003, turun dari 11,1 persen pada kuartal pertama 2003. Dampakvirus corona terhadap ekonomi khususnya di Cina lebih buruk dibandingkan dengan wabah SARS 17 tahun silam.
Di Indonesia dampak dari wabah virus corona yang terjadi di Cina mulai dirasakan pada sektor ekonomi. Dikutip dari Kontan.co.id, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, penyebaran virus corona memberi dampak bagi perekonomian Indonesia pasca penetapan status darurat global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah negara telah menutup penerbangan dari dan ke China. Salah satu yang melakukan penutupan penerbangan adalah Indonesia, yang akan mulai menutup penerbangan dari dan ke hina pada 5 Februari 2020.