BANYUWANGI – Bagi ratusan ribu masyarakat Banyuwangi, khususnya yang tinggal di wilayah selatan, nama RSUD Genteng, tentu sudah sangat familiar. Karena fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah ini adalah salah satu jujugan utama ketika hendak berobat atau rawat inap.
Tapi siapa sangka, sejak berdiri tahun 1981, penghargaan bergengsi dalam hal pelayanan, baru diraih pada tahun 2019. Baru tahu bukan?.
Ya, sejarah baru tersebut terukir setelah RSUD Genteng, berada dibawah komando dr Taufiq Hidayat, MKes, SpAnd (K). dan itu tercipta dalam waktu yang lumayan singkat. Karena dr Taufiq baru menjabat Direktur RSUD Genteng, tercatat sejak 25 Januari 2019.
Prestasi yang berhasil diukir adalah, Juara 3 Kelompok Budaya Kerja (KBK) tingkat Provinsi Jawa Timur. Disini, RSUD Genteng mengusung KBK Sekartaji (Semua Kasus Beresiko Ditangani Sepenuh Jiwa). Padahal program inovasi peningkatan pelayanan ini baru dicetus diera dr Taufiq, atau ditahun yang sama.
Tak hanya itu, warisan penghargaan lain pria kelahiran Banyuwangi, 1 Januari 1962, dimasa kepemimpinannya adalah Gold Medal pada Konvensi Mutu Indonesia tahun 2019. Tepatnya diselenggarakan pada tanggal 26 – 29 November 2019 di Batu, Malang.
Disini RSUD Genteng menjagokan QCC (Quality Control Circle) Sekartaji dan QCC Surga (Seluruh Upaya untuk mendapat Ridho Allah SWT).
Dokter pegawai negeri yang purna tugas terhitung sejak 1 Februari 2020, juga menjadi pencetus Ibadah Friendly Hospital. Dan itu mengantarkan RSUD Genteng menjadi satu-satunya rumah sakit di Indonesia, yang memiliki pelayanan khusus bagi pasien dalam hal ibadah. Mulai dari pelayanan doa, penyediaan kitab suci hingga pemulasaraan jenazah. Dan semua pelayanan tersebut diberikan gratis kecuali yang sudah diatur pemerintah.
“Keyakinan kami, ketika pasien merasa nyaman, maka akan membawa dampak positif dalam proses penyembuhan,” ucap dr Taufiq, Senin (3/2/2020).
Prestasi yang beriring dengan peningkatan pelayanan tersebut akhirnya ikut berbuah manis pada pendapatan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Banyuwangi ini. Data yang dihimpun TIMES Indonesia, pada tahun 2017, pendapatan RSUD Genteng, berada diangka Rp 40 M dan Rp 43 M ditahun 2018.
Dengan perbaikan pelayanan yang dijalankan oleh seluruh elemen rumah sakit, ditahun 2019, pendapatan RSUD Genteng, langsung meningkat sangat signifikan. Naik Rp 9 M dari tahun sebelumnya, menjadi Rp 52 M.
“Pendapatan khusus dibulan Januari 2020 ini saja, sudah Rp 8 M lebih,” cetus dokter yang juga ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) ini.
Untuk diketahui, segudang prestasi juga ditorehkan warga Perum Griya Mulya, Dusun Cangakan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, ketika menjabat Direktur RSUD Blambangan, Banyuwangi. Bahkan jauh lebih banyak ketimbang saat memimpin di RSUD Genteng. Maklum saja, di RSUD Blambangan, dr Taufiq menjabat selama 7 tahun, mulai 2012-2019.
Pada 1 Februari 2020, dokter putra kandung Bumi Blambangan ini akhirnya purna tugas dari status Aparatur Sipil Negara (ASN). Catatan emas tersebut dia pilih demi niatan baiknya untuk maju menjadi peserta kontestasi Pemilihan Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2020.
Semasa menjadi pegawai negeri, dikala kabar keinginan untuk ‘Nyabup’ ramai tersiar. Sudah bukan rahasia, dr Taufiq Hidayat, nyaris seperti sansak hidup. Isu, kabar miring, silih berganti datang, seolah memang sudah direncanakan. Namun pengusung tagline ‘Abdi Rakyat’ ini tetap meninggalkan jejak prestasi ditempat tugas terakhirnya, RSUD Genteng, Banyuwangi. (*)
Sumber: timesindonesia.co.id