Tulungagung – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Iskak Tulungagung berhasil menorehkan prestasi di tingkat internasional sebagai rumah sakit terbaik versi International Hospital Federation (IHF), lantas seperti apa layanan unggulannya ?
Rumah sakit tipe B ini memiliki berbagai layanan unggulan, sebagian diantaranya berbasis teknologi informasi, diantaranya Si Poetri (sistem pendaftaran online tanpa antre), Si Tole (sistem pendaftaran tutol dewe), serta TEMS (Tulungagung Emergency Medial Service).
Program Si Poetri berbasis Android, sehingga para pasien bisa melakukan registrasi di rumah tanpa harus antre langsung di rumah sakit. Dengan program itu, pasien juga mendapat kepastian estimasi jam layanan yang akan diperoleh.
Sedangkan Si Tole, merupakan layanan sistem layanan pendaftaran secara mandiri yang disediakan di rumah sakit. Pasien yang datang bisa melakukan pendaftaran melalui dua sistem, yakni secara manual di loket ataupun menggunakan komputer yang telah disediakan.
Sementara itu TEMS atau PSC (Public Service Center) 199, merupakan layanan yang terintegrasi dengan berbagai instansi kedaruratan yang lain seperti kepolisian, damkar hingga kesehatan. Masyarakat yang membutuhkan layanan darurat cukup menelepon 199. Layanan tersebut terpantau secara online.
Tak hanya itu, rumah plat merah tersebut juga memiliki program Layanan Syndroma Koronaria Akut Tertintegrasi (Laskar). Program ini dinilai cukup berhasil untuk menekan angka kematian akibat jantung koroner.
“Laskar itu mampu mengurangi risiko kematian hingga 50 persen akibat jantung koroner. Ini didasarkan dengan data layanan sebelum program dijalankan,” kata Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, Supriyanto, Rabu (13/11/2019).
Pihaknya mengaku berbagai inovasi tersebut sengaja diciptakan untuk memberikan layanan prima kepada masyarakat dalam bidang kesehatan. Menurutnya RSUD Iskak berprinsip seluruh masyarakat yang datang ke rumah sakit berhak untuk mendapatkan layanan.
“Meskipun tidak punya uang, mereka tetap berhak mendapatkan layanan kesehatan,” ujarnya.
Untuk mewujudkan rumah sakit yang berprinsip “low cost high quality” ini dibutuhkan kolaborasi di internal rumah sakit maupun pemerintah secara umum. Kelebihan yang dimiliki salah satu bagian akan digunakan untuk menutupi kekurangan di bagian lain.
“Ini namanya kolaborasi,” imbuhnya.
Bahkan Supri mengaku perubahan pola pembiayaan terhadap layanan kesehatan dari mandiri ke JKN sama sekali tidak menggangu layanan bagi para pasien. Dijelaskan, saat ini BPJS kesehatan selaku operator JKN saat ini memiliki tunggakan pembayaran klaim rumah sakit lebih dari lima bulan, dengan nominal mencapai Rp 50 miliar.
“Meskipun ada tunggakan, kami tetap memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien.Jadi tunggakan itu tidak menganggu layanan. Hanya saja memang rencana pembangunan gedung baru menjadi terganggu dan harus mundur,” kata Supriyanto.
Sumber: detik.com