Surabaya – Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) milik Fakultas Kedokteran (FK) dan Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran (IKA FK) Universitas Airlangga (UNAIR) telah merampungkan satu tahun dharma baktinya. Berlayar mengarungi samudra ke wilayah dengan akses kesehatan yang masih minim.
Berlayar sejak 19 November 2017 hingga 08 Desember 2018, RSTKA telah merampungkan dharma baktinya di 22 pula. Total 1.532 penanganan pasien bedah dan 11 482 penanganan pasien pelayanan kesehatan dasar dan spesialistik.
Pulau tersebut adalah Pulau Bawean, Kangean, Sapeken, Kalimas, Nusa Penida, Alor, Masela, Babar, Sermata, Luang, Lakor, Moa, Leti, Kisar, Wetar, Lirang, Wakatobi, Kangayan, Raas, dan Sapudi. Serta di Palu dan Lombok saat terjadi bencana gempa tahun lalu.
Sebanyak 1.532 penanganan pasien bedah tersebut dengan rincian sebagai berikut, Bedah mata sebanyak 790 kasus (Pterigium:448 dan Katarak:342)
Bedah minor sebanyak 383 kasus (Lipoma:193, Atheroma:53, Papiloma:33, Ganglion:22, lainya:82)
Bedah Mayor sebanyak 359 kasus, yakni Bedah Umum (Hernia:180, Struma:29, Vericocele:18, FAM:14, BPH:13), Bedah Obsgyn (SC:14, Kista/miom:12), Bedah THT-KL (Tonsilitis:21), Bedah Plastik (Bibir sumbing:10, Kontraktur Digiti:7), dan Bedah Orthopedi sebanyak 41 kasus.
Dr. Pudjo Hartono, dr., Sp.OG(K) selaku Ketua Ikatan Alumni FK UNAIR dan Direktur RSTKA pun mengatakan bahwa dalam kegiatan ini menjadi refleksi segenap tim RSTKA untuk arah yang lebih baik lagi sehingga kedepannya RSTKA bisa jadi model bakti yang lebih kompleks karena masalah di daerah dinilai tidak sebatas permasalahan kesehatan saja, melainkan juga aspek sosial yang lain yang juga harus bisa diselesaikan misalnya, bagaimana memperbaiki perekonomian, pendidikan dan kualitas hidup masyarakatnya.
“Gak mungkin kita ndandani daerah dengan kesehatannya tok, ya harus dilihat juga pendidikan nya sehingga ada penanganan yang holistik. Jika berbicara Unair sebagai instansi pendidikan dengan mungkin sinergis dengan KKN atau lainnya,” ujarnya.
Oleh karenanya, selama satu tahun dharma bakti RSTKA telah melakukan pelayanan sosial terintergrasi seperti, program peningkatan kesehatan masyarakat meliputi penyuluhan dan pelatihan tenaga kesehatan di puskesmas, sosialisasi perilaku hidup bersih sehat, sosialisasi semangat masa depan, sosialisasi perawatan terumbu karang dan pemulihan pariwisata dan sebagainya.
Serta melakukan program peduli dan berbagi korban bencana pada gempa Lombok seperti, penyaluran bantuan pakaian, obat obatan, lampu, makanan, popok, instalasi air bersih, selimut, tikar dan sebagainya.
Di gempa Palu dan Donggala seperti pembentukan Tim Darat RSTKA yang bertujuan membantu penanganan pasca bencana dan bidang kesehatan maupun non kesehatan serta membantu masyarakat segera pulih dan mandiri secara ekonomi.
Kegiatan Tim Darat RSTKA tersebut antara lain, Program Trauma Healing, Sekolah darurat, Penyalur Bantuan perahu dan alat pancing di desa Loli Tasiburi sebanyak 69 buah, Pembangunan tempat pelelangan ikan, pembangunan MCK di tiga desa, Instalasi air bersih, Tenda pengungsi, dan sebagainya. [adg/but]
Sumber: beritajatim.com