SOE – RSUD Soe saat ini sudah teragreditasi dengan status perdana. Masa agreditasi ini akan berakhir pada Desember 2019 mendatang. Oleh sebab itu, saat ini pihak manajemen RSUD Soe sedang bersiap untuk melakukan agreditasi terbaru guna naik status, dari perdana menuju Madya atau Paripurna.
Sebagai tahap awal persiapan, pihak RSUD Soe sudah mengeluarkan jadwal pelaksanaa survei verifikasi tahap I pada 27 dan 28 Februari untuk melihat sejauh mana tindaklanjut terhadap hasil rekomendasi agreditasi tahun 2017 lalu.
Setalah dilakukan survei tahap tahap I, akan ditindaklanjuri dengan survei verifikasi tahap II pada 25 dan 26 April untuk melihat sejauh mana tindaklanjut terhadap pelaksanaan agreditasi tahun 2018.
” Untuk jadwal pelaksanaan tahap agreditasi sudah ada. Saat ini kita sedang mempersiapkan segala kebutuhan guna menghadapi agreditasi. Kita berharap, tahun ini bisa naik status dari perdana ke Madya atau kalau bisa ke Paripurna, ” ungkap Direktur RSUD Soe, dr. Ria Tahun kepada pos kupang, Rabu ( 9/1/2019) di ruang kerjanya.
Ketika disinggung terkait dampak agreditasi sendiri terhadap pelayanan di RSUD Soe, Ria mengaku, Agreditasi memiliki dampak yang sangat besar dalam pelayanan di RSUD Soe.
Status agreditasi akan meningkatkan pelayanan rumah sakit kepada masyarakat. Ada standar operasional pelayanan yang akan dipenuhi guna memberikan kepuasan kepada masyarakat dalam ketika mendapatkan pelayanan di RSUD Soe.
” Agreditasi ini akan berdampak pada pelayanan rumah sakit. Kalau status agreditasinya bagus, tentu akan diikuti dengan peningkatan pelayanan. Karena dalam melakukan agreditasi, tim akan melihat secara utuh, mulai dari fasilitas, sumberdaya manusia, obat-obatan, hingga pelayanan terhadap hak pasien dan keluarga,” terangnya.
Ketika ditanyakan apakah hingga saat ini masih melakukan kerjasama dengan BPJS, Ria mengatakan, kerjasama dengan BPJS masih terjalin. Dirinya bahkan membantu BPJS dengan menghimbau kepada masyarakat untuk rutin membayarkan iuran BPJS.
Pasalnya, beberapa kasus yang ditemui di RSUD Soe, beberapa pasien yang dirawat diketahui telah menunggak membayar iuran BPJS selama beberapa bulan.
” Kerjasama dengan BPJS masih terjalin. Ada beberapa pasien kita yang diketahui menunggak membayar iuran BPJS, sehingga kita himbau untuk tertib membayar iuran BPJS,” imbaunya.
Ketika ditanyakan terkait besaran dana untuk melakukan agreditasi, Ria mengaku, belajar dari agreditas tahun sebelumnya, total anggaran untuk proses agreditasi hampir mencapai 2 Miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi tim survai, pelatihan terhadap pegawai dan dokter di RSUD dan beberapa item kegiatan lainnya.
” Lumayan besar anggaran untuk proses agreditasi ini karena hampir mencapai 2 MIliar,” sebutnya. (*)
Sumber: tribunnews.com