Rembang – Dua rumah sakit swasta akan segera berdiri masing-masing di wilayah Kecamatan Lasem dan Rembang. Organisasi perawat pun diminta untuk mempersiapkan diri untuk meningkatkan profesionalitas perawat di wilayah setempat.
Apalagi profesi perawat kini tengah menghadapi persaingan dengan tenaga perawat asing dengan masuknya era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Hal itu disampaikan Bupati Rembang Abdul Hafidz saat memberikan sambutan pada pelantikan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) setempat di Pendapa Museum Kartini.
Hafidz menyebutkan, salah satu rumah sakit baru akan berdiri di Kecamatan Lasem, tepatnya di wilayah Desa Tasiksono. Selain itu di Kecamatan Rembang, akan dibangun satu rumah sakit di bilangan Jalan Blora, selatan mapolres setempat. “Kedua rumah sakit baru ini, sama-sama sudah memulai pembangunan dan sama-sama 7 lantai,” katanya.
Menyikapi akan dibangunnya dua rumah sakit baru swasta serta perubahan status rumah sakit umum daerah dan puskesmas menjadi badan layanan umum, ia berharap agar para perawat bersiap. “Jangan hanya ingin menjadi seorang pegawai negeri sipil. Bisa mengganggu. Tetapi ikhlas saja mengabdi kepada masyarakat, nanti ada jalan yang lain,” katanya.
Sementara itu, ketua PPNI Rembang Tabah Tohamik mengatakan, di kabupaten ini, organisasinya telah berkiprah mewujudkan pelayanan keperawatan sampai ke seluruh pelosok daerah. “Para perawat yang telah bergabung dalam PPNI, kami kawal agar menjalankan tugas sesuai praktek dan etika profesi,” terangnya.
Ia juga menyebut, pengurus dan perawat yang tergabung di PPNI memiliki potensi mengembangkan keperawatan. Dirinya pun meminta anggotanya untuk memberikan pengabdian yang tulus kepada masyarakat.
Soal kapasitas perawat di Rembang, menurutnya, mereka yang bertugas baik di rumah sakit, puskesmas, klinik, maupun yang praktik mandiri telah dipastikan memiliki surat izin praktik perawat. “Izin praktik diberikan hanya kepada perawat yang punya surat tanda register setelah lolos uji kompetensi,” jelasnya.
Edy Wuryanto, Ketua PPNI Jawa Tengah yang hadir pada pelantikan tersebut menambahkan, para perawat mesti dekat dengan pemerintah guna membantu program penyejahteraan kesehatan masyarakat. “Selain itu, perawat mesti meningkatkan profesionalisme dan kapasitas,” imbuhnya.
Apalagi, menurutnya, Pasar Bebas ASEAN termasuk bisnis di bidang kesehatan, sudah berlaku efektif mulai 2016. Perawat boleh saling masuk ke negara di Asia Tenggara. “Filipina yang memiliki SDM unggul perawat karena telah diakui di Timur Tengah dan Australia, bukan tidak mungkin akan masuk Indonesia,” tandasnya.
Sumber: murianews.com