PONTIANAK–Direktur Rumah Sakit Sultan Muhammad Kota Pontianak drg. Yuliastuti Saripawan, M,Kes, angkat bicara mengenai kasus Krisna, salah satu pasien rumah sakit Kota Pontianak yang kecewa dengan pelayanan rumah sakit ini.
“Pada dasarnya kami sudah menjalankan tugas sesuai prosedur dan SOP. Kami tidak boleh mempublikasikan masalah penyakit yang dialami pasien kecuali pada keluarga pasien,” kata Yuliastuti kepada Pontianak Post pada Jumat (11/3).
Istri pasien mengeluh suaminya sudah disuruh menjalani rawat jalan dengan kondisi yang dianggapnya belum layak. Yuliastuti mengatakan, pihaknya memberikan rawat jalan kepada pasien sesuai dengan prosedur, SOP, serta dengan hasil diagnosa pemeriksaan penunjang. Pihak rumah sakit juga sudah mengedukasikan kepada keluarga pasien jika pasien dalam fase rawat jalan mengalami keluhan dan merasa sakit silahkan langsung segera dibawa kembali ke rumah sakit.
Mengenai pasien yang tidak diberi sarapan dan biaya vitamin yang dibayar oleh pasien BPJS, pihak rumah sakit menegaskan, bahwa pasien tersebut pulang pada pagi hari sebelum sarapan pagi diedarkan. “Semua ada proses. Kita utamakan yang dirawat inap. Karna jika masih berada di IGD itu tentu pasien-pasien yang dalam keadaan gelisah dan masih membutuhkan pelayanan khusus, sehingga masih bisa kita tunda untuk pemberian sarapan,” kata Purwitasari, Kepala Seksi Pelayanan.
“BPJS itu tidak ada membeda-bedakan obat mana yang dibiayai, semuanya dibiayai. Memang kebetulan obat yang diberikan pada pasien ini belum datang dari distributor, terpaksa kami memberikan resep keluar. Jika obat itu ada dalam stok kami pasti itu tidak dikenakan biaya,” tambah Purwitasari.
Krisna (35) merupakan salahsatu pasien RS Sultan Muhammad Pontianak. Dia masuk rumah sakit karena merasa sesak nafas, Senin (7/3) malam. Namun esoknya disuruh pulang karena dikatakan hanya mengidap penyakit mag dari pihak rumah sakit.
Isrti pasien mengatakan, suaminya dibawa ke rumah sakit Kota Pontianak dan langsung masuk IGD. Kemudian suaminya dicek darah, diberi infus, diberi vitamin dan oksigen. Keesokan harinya disuruh pulang karna tidak ada penyakit dari hasil diagnosa dokter. “Saat di rumah keadaan suami saya semakin memburuk pada sore hari, maka segera saya bawa ke Rumah Sakit Santo Antonius,” ujarnya.
Istri pasien sangat bingung dan merasa kecewa dengan pelayanan yang diberikan rumah saktit. “Saya sekeluarga memiliki kartu BPJS mandiri yang sudah sepuluh bulan kami bayar. Tapi kenapa kami medapatkan pelayanan seperti ini ?” ungkap istri pasien saat ditemui di RSU Santo Antonius Pontianak.(pah)
Sumber: pontianakpost.com