RUMAH Sakit Ortopedi (RSO) Prof Dr R Soeharso yang terletak di Jalan A Yani Kartasura ini sudah terkenal di Tanah Air. Pasalnya, rumah sakit milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI itu memiliki dokter spesialis ortopedi yang terbaik di Indonesia. Namun, apakah Anda tahu RS itu tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan?
Tak banyak yang mengetahui bila rumah sakit yang saat ini dipimpin Agus Hardian Rahim itu memiliki fasilitas KB&TPB (Kelompok Belajar dan Tempat Penitipan Balita) Dharma Wanita Persatuan UP RSO Prof Dr Soeharso Surakarta.
Pendirian KB&TPB itu didasari pada kesulitan para pegawai RS yang memiliki anak kecil usia prasekolah. Pasalnya, karyawan harus tetap bekerja, namun di sisi lain anak tidak bisa ditinggal di rumah.
Saat memasuki area KB yang berada di lingkungan RS itu, Joglosemar langsung disambut celotehan anak. Namanya juga anak-anak, ada yang menangis, tertawa, bahkan ada yang minim ekspresi.
Mereka asyik dengan mainan yang ada di sudut ruang yang sudah disiapkan oleh pengelola. Ada bola, boneka, prosotan, dan kursi-kursi yang sudah tidak beraturan lantaran diacak-acak anak-anak. Tetapi dari sekian banyak orang yang ada di sana, yang paling sibuk adalah para guru dan pengasuhnya.
Kepala KB&TPB, Witaningsih mengungkapkan, jam pelayanan tempat tersebut menyesuaikan dengan jam kerja di RS yang bersangkutan.
“Karena ini fasilitas dan untuk memudahkan para karyawan, maka jam kerja menyesuaikan dengan RSO. Kami memberikan alternatif kepada para orangtua apakah mengambil sistem fullday atau biasa. Dan kami juga menekankan, tidak menutup kemungkinan masyarakat umum untuk menitipkan buah hatinya juga. Ya dengan catatan kuotanya masih ada,” kata dia kepada Joglosemar.
Dikatakan Wita, KB yang dia kelola memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang lainnya. Para anak didik bakal mendapatkan pemeriksaan gratis dari dokter setempat setiap hari Jumat.
“Kami juga menyediakan makan siang dan kami jamin kebersihannya karena dikelola langsung oleh Bagian Gizi RSO. Dalam artian, makanan yang disajikan pada anak-anak bebas MSG maupun zat makanan tambahan. Ini kami lakukan karena ada beberapa kasus keracunan di sekolah sehingga kami memberikan proteksi makanan yang dikonsumsi anak-anak,” katanya lagi. Murniati
Sumber: joglosemar.co