manajemenrumahsakit.net :: Kupang – Pelayanan BPJS Kesehatan kembali dikeluhkan peserta asuransi tersebut. Kini pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Kupang Nusa Tenggara Timur kembali mengeluhkan kurangnya pelayanan dari sejumlah Rumah Sakii (RS) yang bekerja sama dengan BPJS.
Artin Laka, seorang Ibu rumah tangga yang ditemui di RSUD WZ Johanez saat menjaga anaknya yang sedang sakit, mengatakan, anaknya seharusnya berada dikategori satu, harus dipindahkan ke kategori tiga akibat mengalami kepenuhan.
“Saya ingin agar fasilitas di RS memadai untuk pasien yang mendaftar dengan kategori yang telah terdaftar sehingga tidak harus dilimpahkan ke bagian lain dengan alasan mengalami kepenuhan pasien,” katanya kepada Antara.
Ia mengatakan, merasa rugi dengan adanya pelayanan tersebut, apalagi dengan masih kurang penuhnya pelayanan BPJS kepada pasien karena masih ada pembebanan biaya seperti pembelian obat-obatan di apotik.
Lanjutnya, sebagai peserta BPJS ia selalu membayar iuran tepat waktu dengan harapan agar bisa mendapatkan pelayanan yang bagus dari RS sehingga sesuai dengan jumlah iuran yang dikeluarkan.
Hal senada juga disampaikan oleh Nesty Atimeta, seorang Ibu rumah tangga asal Maulafa Kabupaten Kupang, yang ditemui di RSUD SK Lerik Kupang.
Menurutnya perlu ada pembenahan secara lebih jauh terkait pelayanan BPJS bagi pasien yang ada di RS sehingga tidak mengalami kendala, apalagi ia mengaku selalu membayar iuran tepat waktu dengan harapan bisa mendapatkan pelayanan yang bagus.
Menanggapi RS yang mengalami kepenuhan pasien, Kepala BPJS Cabang Kupang NTT, Frans Pareira mengimbau agar masyarakat jangan hanya berpatokan kepada salah satu rumah sakit saja, sebab dari semua RS di Kupang, hampir semuanya telah menjadi anggota BPJS.
“RS kita di Kupang, bukan hanya di RSUD WZ Johanez atau SK Lerik, namun masih banyak lagi yang pelayanannya juga terbilang bagus,” tuturnya.
Sementara itu dari pantauan Antara di kedua RS tersebut, tidak terlihat penumpukan pasien seperti yang biasa terlihat di RSUD WZ Johanes, yang sering mengalami kelebihan kapasitas kamar bagi pasien sehingga membuat pasien menunggu di ruang tunggu selama satu sampai dua hari.
Sumber: antaralampung.com