manajemenrumahsakit.net – Tanjungbalai. Kondisi bangunan Rumah Sakit Tanjungbalai berlokasi di Jalan Kartini Kecamatan Datuk Bandar Kota Tanjungbalai sangat memprihatinkan. Pasalnya, dalam kurun waktu lima tahun terakhir tidak lagi terlihat adanya perawatan serta kelanjutan pembangunan rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut.
Pantauan MedanBisnis, Senin (18/8), hampir sebagian besar sisi bangunan RS Tanjungbalai sulit untuk dipakai, dan keadaan itu mengakibatkan Pemko Tanjunbgbalai mengalami kerugian mencapai puluhan miliar, sebab sudah cukup banyak anggaran yang terserap baik bersumber dari APBD kota, provinsi maupun APBN.
Padahal, tujuan pembangunan RS tipe C itu sebagai salah satu langkah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, dikarenakan kondisi RS Tengku Mansyur yang berfungsi sampai saat ini sudah tidak memungkinkan lagi.
Masyarakat memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan RS Tanjungbalai tidak saja dari dalam kota, tetapi sebagin besar dari daerah hinterland seperti kecamatan Tanjungbalai, Sungai Kepayang, Sungai Berombang, Tanjung Leidong, Simpang Empat Asahan dan beberapa daerah lainnya.
Namun, dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, kelanjutan pembangunan RS Tanjungbalai tak lagi terlihat, dikarenakan minimnya anggaran yang diperunrukkan untuk kegiatan tersebut, apalagi diketahui bahwa APBD Tanjungbalai tentunya tidak mampu menutupi anggaran yang dinilai terlalu besar, dikarenakan masih banyak kebutuhan pelayanan pemerintah maupun publik yang harus direalisasikan setiap tahunnya.
Ketua DPRD Tanjungbalai H Romaynoor SE mengatakan, dalam setiap pertemuan atau rapat tertentu kerap mendesak Pemko setempat segera menyelesaikan pembangunan rumah sakit tersebut, dan setidaknya dapat diselesaikan pada tahun anggaran 2015 mendatang.
“Kita prihatin melihat kondisi bangunan RS tersebut, dan tentu saja dengan kondisi yang sekarang menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi pemerintah daerah,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Walikota Tanjungbalai Dr H Thamrin Munthe MHum mengakui, pembangunan RS tipe C di jalan Kartini Datuk Bandar itu sampai saat ini belum selesai karena dana yang dibutuhkan untuk kelan jutan pembangunannya mencapai lebih lurang Rp 50 miliar.
“Besarnya biaya yang dibutuhkan tersebut kalau mengandalkan dana DAU Tanjungbalai tentu akan terserap hanya untuk itu saja, sehingga pembangunan lainnya akan terabaikan atau terganggu.,” ujarnya.
Kendati demikian, kata walikota, Pemko Tanjungbalai tetap optimis menyelesaikan pembangunan RS tersebut melalui sumber dana yang berasal dari pemerintah pusat maupun provinsi.
Sampai saat ini, usul kita kepada pemerintah pusat melalui Tugas Perbantuan maupun provinsi melalui Bantuan Daerah Bawahan (BDB) tetap diteruskan, disamping terus melakukan koordinasi langsung demi selesainya pembangunan RS tipe C di jalan Kartini,” katanya. (arsyad yus)
Sumber: medanbisnisdaily.com