SUKATANI, RAKA – Disaat gencar-gencarnya pemerintah mensosialisasikan pengobatan gratis, Yana Suryana (45), justru harus terkapar tak berdaya di rumahnya, karena penyakit sesak napas yang diderita. Yana sempat berobat di dua rumah sakit namun dua-duanya menolak dengan alasan penuh.
Yana Suryana (45) warga Kampung Andir RT 18/05, Desa Cianting, Kecamatan Sukatani, akhirnya harus balik ke rumahnya setelah mendatangi dua rumah sakit di Purwakarta. Upaya untuk mendapatkan tindakan medis dari pihak rumah sakit harus kandas setelah dua RS yang didatangi menolak pasien dengan alasan overload. Saat ini, bapak empat anak ini hanya mengandalkan perawatan yang dilakukan keluarganya. Untuk berobat ke RS di luar Purwakarta, keluarganya tidak sanggup karena terbentur biaya.
Sementara Wahyu Iskandar (32) adik ipar Yana mengatakan, semula harapan untuk menyembuhkan kakak iparnya terbuka lebar setelah sebelumnya pasien mendapatkan rujukan dari Puskesmas Sukatani. Hasil rujukan mengarahkan agar pasien mendapatkan perawatan medis yang serius ke RSUD Bayu Asih Purwakarta. Namun begitu sampai rumah sakit pemerintah itu, Yana menelan kekecewaan. Pihak rumah sakit mengatakan rumah sakit sedang penuh dan merekomendasikan pasien untuk berobat ke RS Efarina Etaham. “Di RS Etaham juga sama, ditolak. Alasannya juga sama, katanya penuh. Terpaksa kita pulang lagi,” kata Wahyu menceritakan kejadian yang dialaminya pada hari Kamis (15/5) lalu.
Wahyu mengaku, setelah mendapatkan penolakan di dua RS tersebut, pasien sempat dirawat di Puskesmas Sukatani. Dan puskesmaspun tetap menyarankan agar pasien yang sudah dua bulan menderita sesak napas tersebut segera dilarikan ke RS, guna mendapatkan penanggulangan medis dari dokter ahli. “Ya mau gimana lagi, rumah sakit menolak kita pulangkan saja ke rumah. Supaya dirawat dirumah saja,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Nanang Saefudiin, Ketua RW setempat membenarkan kejadian yang dialami pasien tersebut. Pihaknya sudah berupaya bersama bidan di Puskesmas, agar Yana dapat dirawat di RS dengan menggunakan jaminan kesehatan. Namun, saat ini ia hanya berupaya membantu Yana dengan menggalang dana dari masyarakat untuk biaya pengobatan Yana. “Sekarang usaha yang dilakukan paling mengumpulkan dana, dari masyarakat dan para tokoh yang mau membantu meringankan keluarga pasien,” paparnya.
Secara terpisah, Dirut RS Bayu Asih, Agung Darwis saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Dalam penjelasannya, ia mengatakan seluruh ruangan kamar untuk pasien dalam kondisi penuh. Sebanyak 264 tempat tidur yang ada di ruang inap RS Bayu Asih, kebetulan semuanya telah terisi oleh pasien-pasien lain yang tengah menjalani pengobatan. “Muhun kang leres, pinuh, (Iya mas betul, penuh),” jawab Agung. (awk)
Sumber: radar-karawang.com