Makassar (ANTARA Sulsel) – Poliklinik di Rumah Sakit Regional Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan, rata-rata merawat 16 ribu pasien per bulan yang 80 persen di antaranya adalah peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Itu pasien poliklinik saja, belum termasuk pasien rawat inap dan sebagainya,” kata Dirut RS Wahidin Sudirohusodo Prof Dr Abdul Kadir seusai beraudiensi kepada Gubernur Sulsel Syarul Yasin Limpo, di Makassar, Selasa.
Dia mengatakan, memasuki bulan ketiga penerapan program JKN setelah program layanan kesehatan ditangani Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), animo masyarakat untuk menggunakan program JKN cukup besar.
Menurut dia, dengan program tersebut akses layanan kesehatan lebih mudah dan baik. Hanya saja, jika masih ada keluhan itu karena masih kurangnya pemahaman dan sosialisasi tentang prosedur JKN.
“Selama ini masyarakat kita belum terbiasa dengan sistem rujukan, karena harus ke puskemas dulu atau melalui PPK1. Jadi, kendalanya masalah itu saja, namun yang “emergency” bisa langsung ke RS Wahidin,” katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, semua hal itu dalam tiga bulan terakhir terus evaluasi dan diperbaiki. Mengenai sistem klaim pembayaran untuk program JKN, diakui makin ketat, sehingga semua sistem layanan harus sesuai dengan standar operasional prosedur.
Sementara mengenai pelayanan RS yang ditanganinya, Kadir mengatakan, RS Wahidin siap menjadi rumah sakit terakreditas internasional trio bintang dan menjadi rumah sakit pertama di Kawasan Timur Indonesia terakreditasi internasional dan rumah sakit keempat secara nasional.
Karena itu, kata dia, pelayanan rumah sakit rujukan KTI itu selalu memperhatikan masyarakat dan senantiasa turut menyosialisasikan program JKN yang merupakan pengganti dari sejumlah program kesehatan masyarakat seperti Jamkesda, Jamkesmas, Askes dan Jamsostek. AJS Bie
Sumber: antara-sulawesiselatan.com