Reportase Sesi Pararel 2 – Seminar dan Workshop Leadership Series
15 Maret 2014
Pleno | Sesi Pararel 1 | Sesi Pararel 3
Peran Direktur RS Dalam Mencegah Terjadinya Fraud Pada Pelaksanaan JKN di RS
Reporter: Budi Eko Siswoyo, SKM
Tri Yuni Rahmanto (PKMK FK UGM) mengawali sesi paralel 2 dengan menjelaskan tujuan dari sesi ini. Berikutnya disusul pemaparan dari Dr. dr. Sutoto, M.Kes (ketua umum PERSI) mengenai peran direktur RS dalam mencegah fraud di RS. Beliau menjelaskan bahwa pencegahan fraud menjadi salah satu peran direktur/pimpinan RS dalam standar akreditasi terbaru. Sesuai dengan definisi fraud maka tanpa KPK pun, seharusnya polisi juga bertindak. Kemungkinan fraud RS dipicu upcoding, unbundling, readmission, dan severity level. Hal ini disebabkan ketidaktahuan fraud, pedoman belum ada, dan kesenjangan tarif INA-CBGs vs FFS vs gaji yang pada akhirnya tuduhan fraud by system mengarah ke direktur RS. Oleh karena itu, panduan praktek klinik dan clinical pathway menjadi solusi utama dalam pencegahan dan pengendalian fraud.
dr. Kuntjoro A. Purjanto, MMR (ketua umum ARSADA Pusat) melanjutkan sesi 2 mengenai leadership direktur RSD di era JKN. Menurut beberapa organisasi anti fraud (ACFE, IIA, IAASB), fraud merupakan fenomena gunung es tergambar dalam fraud diamond. Beliau menyatakan bahwa kepemimpinan terdiri dari core value dan core belief bahkan “A hospital administrator should also possesses the quality like Lord Ganesh”. Setengah kasus fraud terungkap dari whistleblower sedangkan ¼ internal audit dan ¼ internal control. Sistem perencanaan-pengendalian manajemen yang memperhatikan akreditasi versi 2012 dan konsep INA-CBGs menjadi kunci kepemimpinan RSD dalam mengatasi ketidaknormalan fungsi organisasi ke depannya.
Peran direktur RS dalam pencegahan fraud kembali disampaikan Dr. M. Syafak Hanung, Sp.A (Direktur RSUP Dr. Sardjito). Pihak pengelola jaminan dan pihak RS turut berkontribusi dalam terjadinya fraud, umumnya didorong oleh tarif INA-CBGs dan aspek moral. Beliau juga menjelaskan strategi RS yang memiliki resiko fraud (upcoding, tindakan berulang) untuk diperhatikan sebagai bagian dari upaya pencegahan fraud. Pencegahan yang Dr. Syafak rekomendasikan yaitu sikap kerja profesional dan laporan khusus INA-CBGs untuk NCC Kemenkes RI sebagai bahan evaluasi perubahan tarif INA-CBGs.
Moderator kemudian menekankan kembali bahwa potensi utama fraud memang dikontribusikan oleh tarif INA-CBGs. Adapun beberapa diskusi dalam sesi tanya jawab sebagai berikut :
Audiens | Topik Pertanyaan | Narasumber |
S. Herlina (KPMAK) | (1) pasien katastrofik pulang sebelum pada waktunya (2) wujud kendali biaya RSUP Dr. Sardjito |
Revisi tarif katastrofik sesuai rerata total tarif sudah dilakukan dan evaluasi berkelanjutan (Dr. Sutoto) Bisnis sehat RSD yang not for profit perlu manajemen yang baik, bermutu, berkesinambungan (dr. Kuntjoro) Kasus itu sering terjadi di RS tipe A, jadi optimalisasi verifikator harus memperhatikan moral dan kendali biaya (Dr. Syafak) |
Atik (RS di Yogyakarta) | Peran pedoman yang implementatif | Panduan praktik klinik dan prosedur lainnya harus disesuaikan standar profesi dan standar pelayanan kedokteran (Dr. Sutoto) |
Tatik (RS Bathesda) | Kasus pernah terjadi di Kalbar yaitu = merawatinapkan pasien versus fraud |
Tindakan merawatinapkan pasien tidak selalu fraud sehingga tidak dapat digeneralisasikan (Dr. Sutoto dan dr. Kuntjoro) Strategi RS dalam menyikapi tarif INA-CBGs secara teknis harus tetap memperhatikan upaya pencegahan fraud (Dr. Syafak) |
Webinar | Tindakan rujuk balik versus fraud | Fraud dalam rujukan balik memang belum diatur secara jelas tetapi provider diharapkan tetap mengacu standar (Dr. Sutoto) |
Trio (RS di Lampung) | Lembaga anti fraud khusus kesehatan | Perbaikan RS harus kendali mutu dan biaya sehingga BPRS dan pengawas intern RS dapat turut berperan (dr. Kuntjoro) |
Herti (RS di Bengkulu) | Keleluasaan SPI di pengawasan internal | SPI dibentuk Direktur sehingga komitmen dan moral Direktur berperan penting dalam pemberian kewenangan SPI (Dr. Syafak) |
Sebelum sesi berakhir, Putu Eka Andayani, SKM, M.Kes selaku course director (PKMK FK UGM) menyampaikan kesimpulan tentang jenis dan penyebab fraud sampai rekomendasi sebagai strategi pencegahan fraud di RS. Direktur, non Direktur, bahkan masyarakat pun sama-sama terlibat moral dalam pencegahan fraud.