Rabu, 22 Agustus 2012 | 20:50 WIB
BEIJING- Ratusan ribu warga China, termasuk sejumlah pembangkang, setiap tahunnya dipaksa ke rumah sakit-rumah sakit jiwa. Langkah bersifat paksaan ini kadang merupakan bentuk hukuman yang diterapkan penguasa China kepada warganya.
Kelompok hak asasi China, Chinese Human Rights Defenders (CHRD), Rabu (22/8/2012), sebagaimana dikutip kantor berita AFP melaporkan, penguasa China kerap menahan dan memasung aktivis, pembangkang, dan pengritik yang sebenarnya sehat dan kuat. “Mereka dipasung tak ubahnya punya penyakit gila,” ujar Renee Xia, Direktur Internasional CHRD dalam laporannya.
Cara ini bukan hanya membatasi kebebasan dengan alasan tidak mampu, tetapi juga melanggar hak asasi warga karena semakin sedikit bagi mereka mendapatkan bantuan hukum dan akuntabilitas. Dengan dimasukan ke rumah sakit jiwa, mereka menjadi sasaran paksa bagi perawatan medis dan penyiksaan fisik seperti sengatan listrik.
Kadang langkah ini tanpa memberitahu sanak keluarga ataupun pengacara. Mereka tak punya peluang mengajukan hal ini kepengadilan. Langkah yang dilakukan pengusaha China ini jelas sebuah pelanggaran tingkat tinggi. Laporan ini disiapkan untuk laporan tinjauan ke PBB bulan depan berkaitan dengan posisi China dalam memenuhi Konvensi Hak-hak Personal kaum cacat yang diratifikasi tahun 2008.
Disebutkan, mereka yang dipaksakan menjadi pasien ini kerap dibawah penjagaan. Penguasa China yang akan memutuskan kapan mereka ini akan dibebaskan. Secara hukum, penjagaan hanya dilakukan jika pasien dinyatakan melanggar hukum. Studi ini dibuat berdasarkan evaluasi atas 60 kasus di seluruh China dan wawancara atas 15 mantan pasien dokter jiwa.
Sumber: KOMPAS.com
[…] Ratusan ribu warga China, termasuk sejumlah pembangkang, setiap tahunnya dipaksa ke rumah sakit-rumah sakit jiwa. Langkah bersifat paksaan ini kadang merupakan bentuk hukuman yang diterapkan penguasa China kepada warganya. Selengkapnya […]