Jakarta – MRCCC Siloam Hospitals Semanggi meluncurkan bangsal kanker anak yang bersahabat. Bangsal tersebut memiliki kapasitas 30 pasien dengan berbagai fasilitas yang membuat anak penderita kanker merasa nyaman dan bersahabat. Salah satu fasilitas bangsal yang terletak di lantai 31 tersebut adalah ruangan bermain yang dilengkapi berbagai mainan, buku bacaan, dan komputer.
Kehadiran bangsal bersahabat tersebut sangat dibutuhkan seiring dengan meningkatnya jumlah penderita kanker anak. Di Indonesia, penderita kanker anak baru pada 2006 dipresiksi sebanyak 100 penderita baru dari 100 ribu penduduk.
Kasubdit Penyakit Kanker Kementerian Kesehatan dr Niken Wastu Palupi MKM menyebutkan terdapat kenaikan jumlah penderita kanker anak dari tahun ke tahun. Ia menyebutkan berdasarkan data Rumah Sakit Dharmais pada 2006 proporsi kanker anak hanya 2-3%.
“Namun, pada 2010 meningkat menjadi 5-7%. Bahkan, kasus kanker anak 62% diantaranya sudah stadium lanjut,” ucap dr Niken di sela seminar bertajuk “Apa yang sudah kita lakukan buat mereka?” di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi Jakarta, Sabtu (15/2).
Seminar tersebut digelar MRCCC Siloam Hospitals Semanggi untuk memperingati Hari Kanker Anak Internasional yang jatuh setiap 15 Februari.
Hospital Director MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dr Melissa Luwia MHA mengatakan bangsal tersebut hadir berkat inisiatif dari dokter spesialis onkologi anak dr Edi Tehuteru SpA (K) MHA. Ia menjelaskan inisiatif tersebut hadir karena anak yang sakit bukanlah dewasa kecil yang sakit. Terlebih, kanker pada anak menimbulkan efek yang besar kepada keluarganya. Sebab, keluarga berfikir anak yang diharapkan besar dan tumbuh baik ternyata terkena menderita kanker.
“Pengobatan bukan hanya sisi medis, tapi juga psikologis yang mampu memberikan dampak terbaik. Baik untuk sang anak maupun keluarga penderita kanker,” ungkap dr Melissa.
Lebih lanjut Dr Melissa mengatakan bangsal tersebut berkonsep family centre care mengingat anak dan orang tua penderita kanker membutuhkan lingkungan yang menyenangkan di saat menjalani pengobatan. Bahkan, lanjut dia, bangsal tersebut bukan hanya melibatkan pengobatan medis tapi juga emosional. Ditambah lagi, pihaknya meminimalisasikan pemisahan orang tua dengan anaknya.
Selain itu, lanjut dr Melissa, orang tua ikut terlibat dalam proses perawatan selain dokter dan para tenaga medis lainnya. “Karena itu, rancangan unit pediatris dihadirkan tidak hanya untuk pasien tapi juga orang tua,” ujar dr Melissa.
Tanpa Trauma
Selain itu, dr Melissa menambahkan bangsal tersebut juga berkonsep a traumatic care atau tidak menimbulkan trauma. Untuk itu, ia mengatakan kamar perawatan diberikan suasana yang frendly, kekeluargaan, sehingga tidak membuat takut anak penderita kanker. Ditambah lagi, terdapat ruang bermain. “Jadi anak-anak tidak merasa berada di rumah sakit. Apalagi di ruang bermain tidak hanya terdapat fasilitas bermain. Tapi juga berbagai fasilitas melukis dan bernyanyi, untuk menyalurkan aspirasi dan bakat mereka,” papar dia.
Dr Melissa menambahkan pihaknya juga menggandeng banyak lembaga swadaya masyarakat yang berkecimping di bidang kanker anak. Diantaranya Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, Yayasan Anyo Indonesia, dan Yayasan Rumah Rachel. Hal tersebut dikarenakan dalam penanganan kanker anak tidak bisa sendiri, tapi juga tim work yang meliputi medis maupun psikologi sosial.
Sementara itu, Dokter spesialis onkologi anak dr Edi Tehuteru SpA (K) MHA menegaskan bangsal bersahabat sangat dibutuhkan. Mengingat, rumah sakit merupakan rumah kedua mereka selama pengobatan. Ia menyebutkan dalam sebuah penelitian menyebutkan stress bisa menurunkan pengobatan kanker. Ditambah lagi, hadirnya paradigma yang menyebutkan bahwa orang sakit hanya tidur saja. Untuk itu, ia menegaskan semua pihak harus mengubah paradigma tersebut dan membuat hati penderita kanker bahagia. Terlebih anak-anak yang senang bermain dan tengah menggali potensi diri.
“Sehingga pasien tidak trauma jika harus ke rumah sakit,” ucap dr Edi.
Selain seminar, MRCCC Siloam Semanggi juga menggelar pameran karya lukis dari para penderita kanker anak yang tergabung dalam Yayasan Pita Kuning. Lukisan sebanyak 30 buah tersebut bertujuan untuk menggalang dana. Dana tersebut 100% digunakan untuk membantu para penderita kanker anak yang kurang mampu.
Sumber: beritasatu.com