Kerangka acuan
Seminar dan Workshop Peningkatan Kinerja Komite Medik dengan
kerangka Clinical Governance di RS
Latar Belakang
Komite medik adalah suatu organisasi non-struktural di rumah sakit yang bertujuan menjamin terselenggaranya pelayanan medik yang aman, profesional, memenuhi hak pasien, serta memperhatikan Kode Etik Kedokteran dan Kode Etik Rumah Sakit serta norma-norma yang berlaku pada masyarakat Indonesia (Karnadihardja, 2000)
Komite medik tidak mempunyai garis komando dengan Direksi RS (CEO) dan Dewan Pembina RS (governing board), tetapi berupa garis koordinasi. Sehingga kebijakan-kebijakan yang bersifat mengikat dikeluarkan bersama oleh Direksi, Komite Medik, dan perwakilan Dewan Pembina. Di Amerika Serikat dan Eropa, kedudukan Chief of Medical Staff (kepala komite medik) sangat kuat, sejajar dengan Chief Executive Officer (CEO) dan bersama-sama bertanggung jawab kepada Governing board (White, 1997)
Di Indonesia menunjukkan bahwa komite medik belum berperan optimal. Beberapa penyebabnya antara lain tidak mempunyai komitmen waktu, peran sebagai dokter tamu dan sikat reaktif dan belum terbentuknya sistem manajemen mutu klinik di RS.
Prinsip dalam pengembangan sistem mutu klinik adalah dengan memadukan pendekatan manajemen, organisasi, dan klinik secara bersamaan (Roland, dkk, 2001). Pengembangan ini dipelopori di Inggris pada dekade 90-an dengan istilah clinical governance. Clinical governance menjamin sistem untuk memonitor mutu klinis yang berfungsi dengan baik, kinerja klinis yang selalu dievaluasi dan hasil evaluasi digunakan untuk melakukan perbaikan, dan penggunaan standar.
Clinical governance harus dibangun dalam sistem yang efektif dan menjadi bagian dari sistem governance rumah sakit. Untuk itu dibutuhkan clinical leadership, audit klinik, manajement resiko, evidance-based practice, mekanisme untuk memantau outcome pelayanan, sistem untuk menangani kinerja yang tidak baik, dan pengembangan profesional berkelanjutan. Akan tetapi, disadari bahwa untuk membangun kepercayaan dan menciptakan kelompok klinisi yang mempunyai motivasi tinggi dalam kualitas perawatan klinis diperlukan perubahan sikap dan kultur yang mendasar terutama pada lingkungan klinisi.
Tujuan workshop
- Mengetahui perbandingan bentuk, tugas dan fungsi Komite medis di berbagai negara dan penggunaan konsep clinical governance sebagai panduan komite medik dalam meningkatkan mutu klinik.
- Mengidentifikasi masalah-masalah yang menghambat efektifitas kinerja komite medik.
- Mengetahui beberapa model implementasi clinical governance dan model pengembangan budaya dokter spesialis yang dapat mendukung kinerja komite medik.
- Menyusun model perbaikan pelaksanaan tugas dan fungsi komite medik dan action plan-nya
Peserta
* Direktur dan Dewan Pengawas RS
* Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
* Ketua dan Anggota Komite medis
* Ketua dan Anggota Komite keperawatan
* Kepala Bidang Pelayanan Medis
* Kepala Bidang Keperawatan
* Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan RS
* Staff medis fungsional
* Staff keperawatan
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Biaya
Materi
- Perbandingan bentuk, tugas dan fungsi Komite medis di berbagai negara dan penggunaan konsep clinical governance sebagai panduan komite medik dalam meningkatkan mutu klinik.
Sesi seminar ini bertujuan untuk menyegarkan para peserta workshop mengenai tugas dan fungsi komite medik. Untuk lebih membuka wawasan maka perlu adanya informasi perbandingan dengan komite medis dibeberapa negara dan juga konsep clinical governance. Sesi ini diberikan dalam bentuk presentasi oleh narasumber dari FK-UGM.
- Identifikasi tugas dan fungsi komite medik yang telah dilakukan dan masalah-masalah yang ada dalam pelaksanaannya.
Sesi workshop ini bertujuan untuk mengungkapkan masalah yang dirasakan dilapangan berkaitan dengan efektifitas komite medik. Sesi di dilakukan dalam bentuk diskusi antar para pelaku komite medik dengan fasilitator dari UGM dengan tujuan untuk merumuskan masalah-masalah yang ada.
- Model implementasi clinical governance di rumah sakit, dan Model pengembangan budaya dokter spesialis di rumah sakit Indonesia.
Sesi seminar ini bertujuan untuk membahas isu-isu yang berkaitan dengan efektifitas komite medik. Terdiri dari 2 isu utama (Model implementasi clinical governance dan budaya) namun dapat dikembangkan oleh pembicara sesuai dengan perumusan masalah yang telah didapat pada hari pertama. Sesi ini diberikan dalam bentuk presentasi oleh narasumber dari FK-UGM
- Penyusunan model pelaksanaan tugas dan fungsi komite medik dan action plan untuk meningkatkan kinerja komite medik.
Sesi workshop ini bertujuan untuk menghasilkan garis besar model pelaksanaan tugas dan fungsi komite medis, serta menghasilkan action plan untuk mengimplementasikan model tersebut. Sesi di dilakukan dalam bentuk diskusi antar para pelaku komite medik dengan fasilitator dari FK-UGM
Jadwal
Hari I | |
08:00 – 08:30 | Registrasi |
08:30 – 09:00 | Pembukaan |
Sesi I | |
09:00 – 09:45 | Perbandingan bentuk, tugas dan fungsi Komite medis di berbagai negara |
09:45 – 10:00 | Break |
10:00 – 10:45 | Konsep clinical governance sebagai panduan komite medik untuk meningkatkan mutu klinik |
10:45 – 11:30 | Model pengembangan budaya dokter spesialis di rumah sakit Indonesia |
11:30 – 12:30 | Diskusi dan pembahasan |
12:30 – 13:30 | Istirahat Makan Siang |
Sesi II | |
13:30 – 15:00 | Diskusi kelompok: Identifikasi tugas dan fungsi komite medik yang telah dilakukan dan masalah-masalah implementasi |
15:00 – 16:00 | Persentasi kelompok, diskusi, dan perumusan hasil |
Hari II | Sesi I |
08:30 – 09:15 | Model implementasi clinical governance di rumah sakit |
09:15 – 10:00 | Clinical leadership dan manajemen perubahan |
10:00 – 10:15 | Break |
10:15 – 11:00 | Diskusi dan pembahasan |
Sesi II | |
11:00 – 13:00 | Diskusi kelompok: Penyusunan model pelaksanaan tugas dan fungsi komite medik dan action plan untuk meningkatkan kinerja komite medik |
13:00 – 14:00 | Makan siang |
14:00 – 16:00 | Persentasi kelompok, diskusi, dan perumusan hasil |
kapan akan dilaksanakan