Kamis, 16 Agustus 2012 | 06:13 WIB
Aleppo: Serangan rudal dari pasukan angkatan bersenjata Suriah telah merusak Rumah Sakit Al-Shifaa di Aleppo, Suriah, kemarin, dan mengakibatkan satu orang terluka. Kerusakan terparah berada di lantai empat gedung rumah sakit. Peralatan medis juga hancur lebur. Di dinding gedung, terdapat dua lubang besar bekas rudal .
Saat itu ada 15 pasien yang dirawat di rumah sakit. Begitu terdengar ledakan, mereka langsung dipindahkan ke tempat aman. “Jika kami saat itu bertahan lebih dari lima menit, kami semua sudah tewas,” kata Younes, dokter yang bertugas saat rudal menghantam rumah sakit tersebut.
Younes menjelaskan, 90 persen pasien yang dirawat di Rumah Sakit Al-Shifaa adalah warga sipil yang juga korban tembakan peluru akibat konflik bersenjata di kawasan yang menjadi pusat kekuatan kelompok pemberontak anti Presiden Bashar al-Assad.
Human Rights Watch, lembaga internasional untuk advokasi hak asasi manusia, menegaskan, Suriah telah melanggar hukum internasional. Berdasarkan Konvensi Jenewa, rumah sakit, dokter, dan ambulans tidak diperbolehkan diserang dalam situasi apa pun. “Di Aleppo, pemerintah Suriah telah mencemooh prinsip hukum internasional,” ucap Ole Solvang, peneliti darurat HRW, dalam pernyataannya kemarin.
Adapun kelompok pemberontak kemarin mengaku bertanggung jawab atas pengeboman yang terjadi di dekat Hotel Damascus, tempat tim pemantau Perserikatan Bangsa-Bangsa menginap di Suriah.
Juru bicara brigade Ahfad al-Rasoul (FSA), Abu al-Noor, menjelaskan bahwa pengeboman itu telah dirancang selama sebulan. “Operasi ini sasarannya adalah komando keamanan pusat menanggapi pembunuhan yang diduga pelakunya adalah pasukan keamanan,” kata Al Noor kepada Al-Jazeera.
FSA telah menanam delapan tabung bom di sekitar gedung Komando Keamanan Pusat Militer Suriah. Bom itu akan meledak saat mereka melakukan pertemuan harian. Berdasarkan informasi intelijen FSA, ada sekitar 150 pejabat tinggi militer Suriah yang akan menghadiri pertemuan.
“Kami akan melanjutkan operasi serupa ini di ibu kota hingga kami menangkap dia (Assad) di istana presiden,” kata Al-Noor.
Menanggapi kunjungan Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB, Valerie Amos, Wakil Menteri Suriah, Faisal Mekdad memastikan staf PBB tidak ada yang terluka akibat bom itu. Amos sendiri menginap secara terpisah dari timnya. “Saya pastikan kami bersama PBB dan kami akan melakukan segala hal untuk menjamin perlindungan mereka, sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya.”
Sumber: TEMPO.CO