SOLO, suaramerdeka.com – Layanan RSUD Surakarta di Kampung Ngipang, Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, terus ditingkatkan. Tahun depan, rumah sakit milik Pemkot Surakarta itu akan memiliki layanan hemodialisa atau cuci darah bagi penderita gagal ginjal.
Anggaran Rp 8 miliar sudah disetujui Badan Anggaran dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dicantumkan dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) APBD 2014, untuk penyediaan sarana dan prasarana layanan tersebut.
“Layanan ini akan membantu masyarakat yang butuh cuci darah, tapi kemampuan ekonominya terbatas. Sebab biayanya tidak sedikit. Warga Solo pemegang kartu PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta) akan terbantu,” kata anggota Banggar DPRD Surakarta Reny Widyawati.
Untuk pemegang PKMS Silver, tarif yang dikenakan sekali cuci darah Rp 750 ribu. Namun untuk pemegang PKMS Gold yang merupakan masyarakat tidak mampu, akan digratiskan. Sedangkan masyarakat umum non PKMS tarifnya Rp 1,2 juta.
Reny mengatakan, pemenuhan layanan hemodialisa mendesak dilakukan. Sebab dari evaluasi pelaksanaan PKMS beberapa tahun terakhir, serapan anggaran terbesar untuk layanan cuci darah. Setiap tahun, klaim layanan cuci darah mencapai Rp 5 miliar, yang sebagian besar dari rumah sakit swasta.
“Dari situ, Dinas Kesehatan Kota (DKK) mengusulkan agar RSUD dilengkapi layanan hemodialisa. Jadi anggaran PKMS dari APBD, bisa masuk ke rumah sakit milik Pemkot sendiri,” tuturnya.
Direktur Utama RSUD Sumartono Kardjo membenarkan, ada rencana penyediaan layanan hemodialisa. Anggaran Rp 8 miliar yang diajukan, untuk pengadaan ruangan layanan tersebut, juga untuk ruang perkantoran di lantai dua gedung.
“Anggaran itu belum termasuk peralatannya. Kalau alat, kami sudah punya satu unit. Tahun ini, kami juga mengajukan satu unit tambahan lewat Tugas Pembantuan pusat, serta dua unit diajukan ke provinsi. Minimal butuh empat unit, sebagai syarat membuka layanan ini,” jelasnya.
Dia menambahkan, RSUD sebenarnya tidak wajib memiliki layanan hemodialisa, karena termasuk rumah sakit tipe C. Tapi dengan pertimbangan pengelolaan dana PKMS, maka RSUD diminta menyediakan layanan cuci darah.
Soal tenaga medis, saat ini sudah ada dokter spesialis dalam dan sudah dilatih untuk pelayanan cuci darah. “Tinggal menambah perawat untuk membantunya,” imbuhnya.
Sumber: suaramerdeka.com