Meski pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat, telah mengalami peningkatan. Namun, ada saja masyarakat yang kurang puas dengan pelayanan yang diberikan. Termasuk adanya keluhan terkait pembatasan obat yang disampaikan langsung masyarakat kepada Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, saat ia berkunjung ke rumah sakit tersebut.
Kepada pasien, Jokowi mengatakan, sebenarnya tidak ada pembatasan-pembatasan seperti itu. Meski begitu, pasien memang tidak bisa memilih obat untuk pengobatannya.
“Tidak ada seperti itu (pembatasan), tapi memang tidak boleh memilih obatnya, harus sesuai dengan formularium (daftar obat). Karena sudah ada standarnya, kita punya aturannya,” kata Jokowi kepada seorang ibu, di RSUD Tarakan, Rabu (23/10).
Dikatakan Jokowi, untuk pemberian obat kepada pasien adalah kewenangan dokter yang menanganinya. Namun, tetap sesuai dengan penyakit yang diderita oleh pasien. “Tergantung dokter kasih apa, kalau butuhnya berapa tapi dikasihnya berapa nanti tidak sembuh-sembuh dong,” tegasnya.
Kendati mendapat keluhan dari pasien, Jokowi tetap menilai pelayanan kesehatan di RSUD Tarakan sudah meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Terlebih jumlah pasein sudah menurun dibandingkan dengan awal penerapan program Kartu Jakarta Sehat (KJS). “Tadi itu kita cuma cek saja pelayanannya seperti apa, ternyata sekarang sudah mulai menurun (antrean pasien),” kata Jokowi.
Diakui Jokowi program KJS menimbulkan euforia pada bulan pertama hingga bulan keenam pada awal peluncurannya, sehingga pasien membludak di setiap RSUD. Tapi saat ini kondisinya sudah mulai normal. “Kalau pertama-pertama itu kan karena bertahun-tahun bertumpuk-tumpuk semua ke rumah sakit. Kita mau menunjukkan bahwa yang penting adalah sistem dan kebijakan itu bisa diakses dengan mudah di masyarakat,” tandasnya.
Sumber: beritajakarta.com