- RSUD Banten. [Google]

[SERANG] Rencana soft launching Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten, yang sedianya dilaksanakan Senin (22/7) ini, batal dilaksanakan.
Untuk kesekian kalinya, rencana pengoperasian RSUD Banten selaku rumah sakit rujukan di Banten, yang dibangun sejak 2009 lalu tersebut, selalu batal dilaksanakan.
Alasannya beragam mulai dari kurangnya sarana dan prasarana, belum memiliki figur direktur yang tepat hingga belum adanya peraturan mengenai Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK).
Padahal, sejak awal RSUD Banten ini rencananya akan mulai dioperasikan pada tanggal 8 April 2013 lalu.
Namun kemudian ditunda dalam waktu yang tidak ditentukan karena payung hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) untuk beroprasinya RSUD Banten tersebut belum ada.
Namun, sejak awal Juni 2013 lalu, Perda Pembentukan RSUD Banten telah disahkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan sejumlah pegawai yang ditugaskan di RSUD Banten tersebut telah mulai digaji sehingga tidak ada alasan untuk menunda pengoperasian rumah sakit tersebut.
“Rencana soft launching RSUD Banten batal lagi, karena kita masih menunggu pelantikan para pejabat yang bertugas di rumah sakit tersebut,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Banten dr Ajat Sudrajat kepada SP, Minggu (21/7) malam.
Ajat tidak menjelaskan alasan pembatalan pelaksanaan soft launching RSUD Banten tersebut. Dia hanya berpendapat bahwa soft launching dilakukan jika pejabat yang ditugaskan untuk mengelola RSUD Banten tersebut selesai dilantik.
Karena pelaksanaan soft launching , harus dibarengi dengan dimulainya pelayanan RSUD Banten secara penuh sehingga kebijakan di RSUD Banten tersebut harus ditangani oleh pimpinan yang sudah ditunjuk dan dilantik secara resmi.
Belum Layak Dioperasikan
Sementara itu, sejumlah anggota DPRD Banten menilai RSUD Banten belum layak untuk dioperasikan.
Sebab, beradasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) Komisi V DPRD Banten belum lama ini, masih banyak pekerjaan yang belum selesai dikerjakan.
“Melihat kondisi di lokasi, masih banyak pekerjaan yang belum beres. Kami melihat Gedung RSUD Banten ini belum siap untuk dioperasikan,” ujar anggota Komisi V DPRD Banten Agus R Wisas.
Wisas juga mempertanyakan rencana peresmian RSUD Banten yang tak jelas lantaran sudah beberapa kali gagal. Wisas menilai bahwa perencanaan Pemprov Banten terhadap program pembangunan cenderung tidak jelas.
“Pemprov Banten tampaknya tidak mampu melaksanakan program kegiatan pembangunan yang direncanakan sendiri. Hal itu terbukti dengan agenda peresmian RSUD Banten yang tertunda hingga berulang kali. Dulu Pemprov Banten mendesak Pansus agar Raperda tentang RSUD Banten dikebut, supaya selesai tepat target. Setelah selesai, sekarang Pemprov Banten malah yang ingkar dengan targetnya sendiri. Saya sebagai salah satu anggota Pansus RSUD Banten sangat kecewa melihat kondisi ini,” tegas Wisas.
Untuk itu, Wisas mendesak Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mempertanggungjawabkan anggaran APBD Banten yang telah dikeluarkan untuk program pembangunan RSUD Banten.
“Giliran kami yang mendesak pemprov untuk segera melaksanakan apa yang sudah direncanakannya, yakni mengoperasikan RSUD Banten secepatnya, supaya dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Wisas.
Berdasarkan catatan SP, dana untuk pembangunan fisik RSUD Banten tersebut mencapai Rp 204 miliar.
Pembangunannya saja sudah dimulai sejak tahun 2009 lalu. Untuk tahap awal, di rumah sakit rujukan tersebut disiapkan 150 tempat tidur dan selanjutnya akan ditambah secara bertahap hingga 400 tempat tidur.
Sementara itu, untuk para medis yang dibutuhkan yakni sebanyak 681 orang, yang terdiri atas dokter umum, spesialis, perawat dan yang lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan pegawai RS tersebut, akan dilakukan secara bertahap.
Khusus untuk dokter spesialis, yang sudah positif akan bekerja di RSUD Banten sebanyak 30 orang dari berbagai bidang di antaranya dokter spesialis bidang andrologi, bedah plastik, forensik dan lain-lain.
Namun, hingga kini RSUD Banten yang menghabiskan anggaran ratusan miliar itu dibiarkan terbengkelai dan tidak jelas target pengoperasiannya.
Sumber: suarapembaruan.com