KUALA TUNGKAL – Dimintai keterangan terkait masalah yang dihadapi pasien miskin, yang harus membeli obat di apotik luar rumah sakit dengan harga mahal, ketua komisi III DPRD Tanjab Barat, Ja’far mengatakan bahwa hal itulah yang menjadi kendala penangan kesehatan di Tanjab Barat saat ini.
Pada saat pelaksanaan penganggaran tahun 2013 yang lalu, ia mengaku pihaknya sudah menyarankan kepada pihak rumah sakit untuk menghitung rasio kecukupan obat bagi seluruh pasien di rumah sakit selama satu tahun.
“Kami sudah berkali-kali menyuruh agar rasio kecukupan obat itu betul-betul tercukupi. Kejadian seperti ini harusnya menjadi perhatian dari rumah sakit maupun tim SKPD. Prioritas pembelian obat, dan rasio kecukupan obat itu harus betul-betul dihitung sehingga tidak terjadi permasalahan yang dihadapi pasien miskin seperti ini,” jelas Ja’far kepada Tribunjambi.com, Rabu (19/6).
Ia juga meminta ketua tim anggaran daerah, jangan pernah membatasi anggaran untuk pembelian obat.
“Boleh ditanya, setiap pembahasan anggaran, yang selalu menjadi perdebatan itu ya masalah rasio kecukupan obat ini. Jadi sekarang pihak rumah sakit dan tim anggaran daerah harus benar-benar menghitung rasio kecukupan obat. Dan kita juga meminta kejujuran pihak rumah sakit untuk mengendalikan ketersediaan obat dengan betul-betul optimal,” tegasnya.