TEMPO.CO, Cirebon-Sepasang bayi kembar yang baru dilahirkan dari keluarga miskin meninggal, setelah sebelumnya ditolak mendapatkan perawatan di RSUD Indramayu. Pihak rumah sakit menyatakan ruang inkubator untuk merawat bayi itu penuh.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun pasangan Nursidi dan Darsiti,16, warga blok Koncong Desa Pabean Ilir Kecamatan Pasekan baru saja memiliki anak kembar. Darsiti melahirkan pada Ahad, 5 Mei 2013 di rumahnya. Bayi yang dilahirkan dalam kondisi prematur 7 bulan.
Karena kondisi bayi kembar laki-laki yang mengkhawatirkan, keduanya pun dibawa ke puskesmas Pasekan. Namun karena keterbatasan alat membuat kedua bayi kembar itu akhirnya dirujuk ke RSUD Indramayu. Saat tiba RSUD Indramayu bayi kembar tersebut malah tidak bisa dirawat. Alasannya, ruang perawatan bayi penuh.
“Alat inkubatornya penuh,” kata Nursidi, orangtua bayi. Bayi kembar yang bobotnya hanya 1 kg itu dirujuk ke Rumah Sakit Putra bahagia Cirebon. “Jangankan untuk membawa ke Cirebon, untuk makan sehari-hari saja kami sulit,” kata Nursidi.
Akhirnya dengan pasrah Nursidi pun membawa bayi kembarnya pulang ke rumah. Namun di tengah perjalanan nyawa bayi kembarnya meninggal. Bayi kembar itu pun dimakamkan di pemakaman umum di desa mereka.
Plt Direktur RSUD Indramayu Zaenal Arifin menyatakan belum mendengar adanya penolakan yang dilakukan oleh bagian perinatologi RSUD Indramayu. Tapi, dia membenarkan bahwa rumah sakit itu memiliki keterbatasan alat inkubator khusus. “Kami sudah mengajukan anggaran untuk pembelian inkubator NICU tahun ini ke DPRD,” katanya.
Sumber: tempo.co